Saat Macan Tutul Jawa Slamet Ramadhan Berlari ke Hutan Gunung Ciremai

Macan Tutul Jawa diketahui kerap turun ke perkampungan warga karena di habitat aslinya sudah kehabisan makanan lantaran ulah manusia itu sendiri

oleh Panji Prayitno diperbarui 10 Jul 2019, 04:02 WIB
Penampakan Macan Tutul Jawa saat dilepasliarkan di kawasan Gunung Ciremai. Tangkapan layar (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Kuningan - Slamet Ramadhan, seekor Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus Melas) akhirnya mendapat habitat baru setelah menjalani masa perawatan di Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat.

Slamet Ramadhan kini menjadi salah satu penjaga alam di Gunung Ciremai. Pihak BKSDA dan TNGC memastikan pelepasliaran Macan Tutul Jawa di Gunung Ciremai aman.

"Jaraknya juga sangat jauh dari jalur pendaki di kawasan tengah dan selatan. Matul ini di kawasan Utara Gunung Ciremai," kata Kepala TNGC, Kuswandono usai pelepasliaran, Selasa (9/7/2019).

Seperti diketahui, Slamet Ramadhan tersebut merupakan Macan Tutul Jawayang sempat membuat geger warga Desa Sindangari, Kecamatan Kasomalang, Kabupaten Subang pada 1 Juni 2019.

Macan Tutul Jawa tersebut turun ke perkampungan warga lantaran kehabisan makanan. Beruntung si macan tersebut tidak dihakimi warga setempat.

Setelah masa perawatan dan pemantauan perkembangan Jawa Barat, Tim Medis Kebun Binatang Bandung menyatakan bahwa Macan Tutul Jawa yang diberi nama “Slamet Ramadhan” siap untuk dikembalikan ke habitatnya.

"Kami juga akan memantau perkembangan Matul ini selama satu bulan minimal jika turun ke pemukiman lagi akan kami evakuasi," kata dia.

Dia mengaku, sudah memasang alat bernama GPS Colar untuk memantau dan mengamati pergerakan Macan Tutul Jawatersebut. Kuswandono mengaku sudah sosialisasi dengan warga sekitar sebelum pelepasliaran.


Alasan di TNGC

Suasana persiapan pelepasliaran macan tutul jawa di Kawasan Gunung Ciremai. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Warga, kata dia, mengaku tidak keberatan sementara jarak lokasi pelepasliaran dengan pemukiman warga sekitar 7 km. Dia memastikan akan memindahkan lokasi pelepasliaran jika Macan Tutul Jawa Tersebut kembali ke pemukiman warga.

"Selain sosialisasi kami juga sudah memantau dari sisi ekologi habitat serta sebaran macan tutul disini. Saat ini populasi di Ciremai ada tiga sampai empat ekor," ujar dia.

Pantauan di lokasi, sesaat setelah kandang dibuka, satwa dilindungi itu terlihat langsung keluar kandang. Namun, Slamet Ramadhan tidak langsung pergi.

Macan Tutul Jawa tersebut terlebih dahulu mengamati dan mengendus lingkungan yang menjadi habitat barunya itu. Sekitar 10 menit kemudian, Macan Tutul Jawa itu terlihat berjalan ke dalam hutan.

Petugas sengaja memasang sekat khusus agar saat macan tutul itu dilepasliarkan langsung pergi ke hutan bukan berbalik ke arah petugas. Beberapa langkah setelah keluar kandang, Macan Tutul Jawa itu berhenti kemudian menengok ke belakang.

Selanjutnya Macan Tutul Jawa tersebut terlihat berlari masuk ke hutan. Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Dirjen KSDA Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indra Exploitasia, mengatakan, kawasan TNGC dianggap tepat menjadi lokasi pelepasliaran Macan Tutul Jawa.

Menurut dia, kawasan TNGC merupakan wilayah penyebaran Macan Tutul Jawa, selain itu, ekologi dan ketersediaan pakan ada di TNCG ada.

"Masyarakat terutama di sekitaran TNGC tidak keberatan dengan adanya pelepas liaran macan tutul itu. Sebelumnya kami sudah sosialisasi bersama jajaran kami dan hasilnya masyarakat sekitar TNGC siap hidup berdampingan dengan macan tutul itu yang penting," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya