Liputan6.com, Surabaya - Pelaku usaha pariwisata di Surabaya, Jawa Timur berkomitmen mengutamakan tenaga kerja dari masyarakat Surabaya. Hal itu diharapkan dapat mengurangi pengangguran di Kota Pahlawan tersebut.
Komitmen ini ditunjukkan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) dan pelaku usaha pariwisata di Surabaya. Penandatanganan kerja sama itu dilakukan Kepala Bappeko Eri Cahyadi bersama perwakilan dari delapan hotel di Surabaya.
Kepala Bappeko Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, seiring dengan pertumbuhan nilai investasi di Surabaya, melalui MoU tersebut masyarakat diharapkan menjadi bagian dari nilai investasi itu sendiri. Hal itu diharapkan dapat menekan angka pengangguran di Surabaya.
"Jadi ini yang dimaksud masyarakat tidak menjadi penonton di kotanya sendiri. Kami berupaya membuka peluang itu agar masyarakat bisa masuk dan menjadi bagian dari nilai investasi itu sendiri," kata Eri, seperti ditulis Rabu (10/7/2019).
Baca Juga
Advertisement
Eri menilai, untuk mewujudkan tujuan itu, pelaku usaha pariwisata harus memenuhi standar. Oleh karena itu, Bappeko Surabaya bersama dengan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) akan menggelar pelatihan kerja yang tepat. Agar kemudian, setelah lulus, peserta sudah dapat mengikuti standar kerja pada perusahaan tersebut.
'Mereka dilatih dulu sesuai kebutuhan perusahaan itu. Misalkan perhotelan maka apa yang menjadi kebutuhan tenaga di hotel tersebut. Agar mereka benar-benar memang sudah siap terjun (kerja),” ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Mekanisme
Tak hanya itu, Eri menuturkan, kerja sama ini akan berlanjut bersama lebih dari 40 perusahaan swasta di Surabaya. Namun, pada pertemuan pertama ini, sebanyak delapan hotel yang sudah menandatangani MoU itu. Di antaranya Hotel Java Paragon, Mercure Grand Mirama, Hotel Arcadia, Singgasana, Swiss Belin, Batiqa, Cendana, dan Bisanta Bidaqara.
"Kami berharap semua hotel, apartemen, dan bangunan mall di Surabaya ini bekerjasama dengan kita. Tujuan akhirnya adalah bagaimana mengurangi pengangguran di kota kita tercinta ini," imbuhnya.
Untuk mekanisme, Eri menuturkan, Pemkot Surabaya akan mendata warga per RW. Warga yang belum bekerja akan didata beserta pendidikan dan usia. Dari data itu selanjutnya akan diklasifikasikan sesuai dengan pelatihan apa saja yang siap warga ikuti. Dengan begitu, diharapkan kerja sama ini bisa tepat sasaran.
"Kita lakukan pendataan, kemudian kita pilah berdasarkan usia dan pendidikannya untuk diikutkan pelatihan sesuai apa yang dibutuhkan perusahaan tersebut," lanjut Eri.
Pria yang juga menjabat sebagai Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya ini menyebut, meskipun latar belakang pendidikan mempengaruhi klasifikasi, tapi hal ini bukan menjadi alasan saat umurnya sudah sesuai standar.
Pemkot Surabaya akan tetap melakukan upaya agar calon pekerja mendapatkan bidang pekerjaan yang lain. “Ya kami akan tetap membantu mencari bidang lain, misalkan (bagian) penjagaannya, atau ada di posisi pembuatan sabun, shampoo bisa juga,” kata dia.
Dengan kerja sama ini, pihaknya berharap, dapat mengurangi angka pengangguran di Surabaya. Sehingga tujuan akhir dari MoU ini tercapai, warga bisa menjadi bagian dari nilai investasi kotanya. "Mudah-mudahan setelah lulus pelatihan, maka adik-adik kita bisa bekerja di tempat yang tadi kita MoU," pungkasnya.
Advertisement