Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah investor pasar modal berdasarkan single investor identification (SID) telah melebihin angka satu juta.
Deputi Direktur Pengelolaan Investasi OJK, Halim Haryono mengungkapkan jumlah investor terus meningkat terutama sejak 4 tahun lalu dengan didorong oleh adanya digitalisasi.
"Perkembangan investasi di pasar modal mengalami perkembangan yang cukup bagus," kata dia dalam sambutannya pada peluncuran Reksadana Umrah, di Kebayoran, Jakarta, Rabu (10/7/2019).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengungkapkan, sekitar 4 tahun lalu jumlah investor masih sekitar 350 ribu orang. Angka tersebut terus bertambah seiring munculnya platform-platform digital yang menjual reksadana.
SID reksa dana diterapkan sejak 2014 dengan jumlah imvestor terdaftar 320.063. Sementara SID investor keseluruhan di pasar modal diterapkan sejak 2012, sebanyak 281.256 orang.
"Sekarang dibantu oleh teman-teman yang menggunakan jasa fintech, jumlahnya naik cukup tajam jadi sudah 1,25 juta investor. Saya pikir itu kenaikan yang sangat signifikan, besar sekali," ungkapnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dana Kelolaan Reksadana Meningkat
Selain itu, dana kelolaan reksadana juga mengalami lonjakan serupa. 4 tahun lalu dana di reksadana sekitar Rp 270 triliun. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan.
"Sekarang bulan Juli awal sudah mencapai Rp 520 triliun," ujarnya.
Saat ini, lanjutnya, pasar modal sudah bisa dinikmati oleh semua kalangan, tidak hanya investor dengan dana besar.
"Yang menikmati pasar modal bukan hanya yang modalnya besar, tapi juga yang modalnya biasa-biasa saja bisa berinvestasi di pasar modal," tutupnya.
Advertisement
Cara OJK Tingkatkan Pemahaman Pasar Modal di Jawa Barat
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupaya meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya di daerah perihal informasi aktual perkembangan di Pasar Modal. Caranya dengan menggelar kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) 2019 di Bandung, Jawa Barat pada 19-20 Juni 2019.
"Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), dan stakeholder lainnya," tutur Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 1A, Ida Bagus Aditya Jayaantara, Kamis (20/6/2019).
Dia menuturkan jika tujuan awal adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya di daerah atas informasi aktual perkembangan di Pasar Modal.
Kemudian memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam berinvestasi yang cerdas dan aman. Ketiga sebagai bentuk ajakan persuasif kepada masyarakat untuk dapat menjadi investor di Pasar Modal.
Adapun keempat untuk memberikan informasi kepada perusahaan di daerah tentang akses pendanaan yang mudah melalui Pasar Modal, dan yang terakhir adalah sebagai wujud nyata dari recycle pungutan OJK.
Berdasarkan survei indeks literasi keuangan tahun 2016, indeks Pasar Modal Nasional sebesar 4,4 persen meningkat dari yang sebelumnya di tahun 2013 yaitu sebesar 3,79 persen, artinya dari 2013–2016 mengalami peningkatan sebesar 0,6 persen.
Sedangkan untuk indeks inklusi nasional meningkat dari 0,11 persen di tahun 2013 menjadi 1,25 persen di tahun 2016, atau naik 1,14 persen.
Target peserta dari penyelenggaraan kegiatan ini adalah para pelaku bisnis di daerah, wartawan, akademisi di daerah, dan Pejabat/Pegawai Kantor OJK.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat lebih meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap Pasar Modal khususnya di Kota Bandung, Jawa Barat.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com