Liputan6.com, Surabaya - Anda warga Surabaya, Jawa Timur patut berbangga. Keziavtian Wisnu Istighfaria, Duta Wisata Kota Surabaya 2018 kembali mengharumkkan nama Indonesia di ajang internasional.
Mengutip akun media sosial @surabayasparkling, Rabu (10/7/2019), Kezia bersama tim tujuh penari Studio Tydif Surabaya yang mewakili Indonesia berlaga di Final Dance World Cup 2019, Braga, Portugal. Pada acara tersebut, sebanyak 67 negara menampilkan tarian tradisionalnya.
Baca Juga
Advertisement
Sedangkan Indonesia membawa tari antara lain Tari Kampung Arek Bulak Trio Foklare Dance 5th place, Tari Drungbaya 2nd place silver duo folklore dance, Tari Jebing Melate 4th place duo folklore dance, dan Tari Greget Pasar Turi 2nd place silver small group foklkore dance.
Mengutip akun instagram kezia @keziavtianwisnu pun mengungkapkan apresiasi atas penghargaan yang diterima pada 6 Juli 2019. Ia membagikan unggahan foto saat berada di Braga, Portugal. "Alhamdullilah Indonesia, selang beberapa detik setelah Indonesia dipanggil peringkat ke 4," tulis dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gubernur Khofifah Ingin Transportasi Publik Tersedia Baik di Gresik hingga Surabaya
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa ingin transportasi publik di kawasan megapolitan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan (Gerbang Kertosusilo) tersedia dengan baik.
Hal ini juga dalam rangka fokus percepatan pembangunan kepada pemerintah pusat yang meliputi peningkatan konektivitas, pariwisata dan pengembangan kilang minyak. Khofifah Indar Parawansa menyampaikan hal itu dalam rapat kabinet terbatas di Istana Bogor di Selasa 9 Juli 2019.
"Hanya boleh tiga tadi, kalau yang saya sampaikan banyak, misalnya saya juga ingin ada KEK untuk garam, juga percepatan elektrifikasi," ujar Khofifah, seperti dikutip dari laman Antara, Rabu, 10 Juli 2019.
Terkait konektivitas, ia menginginkan transportasi publik di kawasan megapolitan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan (Gerbang Kertosusilo) tersedia dengan baik.
"Kami ingin konektivitas dalam banyak hal terutama public transportation. Gerbang Kertasusila ini agak terlambat menyiapkan opsi transportasi publik yang bisa memudahkan konektivitas antarwilayah yang masuk Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan," kata dia.
Ia menuturkan, sekarang di sana baru dibangun Surabaya Eastern Ringroad. Ia mengharapkan, selain dibangun itu, konektivitas antarkabupaten di dalam ring satu juga disiapkan transportasi publik termasuk di dalamnya MRT.
"Kami juga ingin tambahkan kereta komuter, tidak hanya sampai Lamongan namun sampai Tuba. Ini antisipasi proses pembangunan kilang minyak, kalau sudah jalan pasti butuh intensitas transportasi yang lebih tinggi," ujar dia.
Advertisement
Selanjutnya
Khofifah menuturkan, pihaknya juga akan mengembangkan kawasan Bromo Tengger dan Semeru (BTS). “BTS ini dulu sudah masuk proyek stratengis nasional. Kami harap ada percepatan pembangunan di wilayah BTS. Kami punya wilayah Selingkar Wilis, Selingkar Ijen dan BTS,” tutur dia.
Ia menuturkan, saat ini wisatawan yang ingin menikmati matahari terbit atau tenggelam, harus datang lebih awal karena jalan yang sempit.
"Kami harap misalnya ada cable car di situ. Dan sudah disiapkan opsi-opsi tambahan yang bisa memudahkan akses bagi wisatawan untuk bisa ke Bromo sekaligus Tengger, rasanya ini akan jadi destinasi yang menggairahkan wisata Jatim,"kata dia.
Ia juga ingin kapal mewah penjelajah yang mengangkut wisatawan mancanegara juga dapat berkembang di provinsi itu dengan pengembangan Pelabuhan Tanjung Tembaga di Probolinggo, Jawa Timur.
Sementara terkait kilang minyak, ia juga ingin apa yang sudah dilakukan oleh Rosnev (perusahaan minyak Rusia dalam persiapannya bisa didukung. Ini karena skala yang besar.
"Proses penyiapan skill-labour dari Maret 2019 sudah berjalan. Kami harap ini akan memberikan multiflier effect yang luas tak hanya PDRB Jawa Timur, namun PDB nasional," tutur dia.