Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan PT Sarana Multigriya Finansial Persero (SMF) sepakat untuk membiayai pembangunan pondok wisata atau homestay di 10 destinasi wisata prioritas (DPP).
Penandatanganan tersebut dilakukan langsung oleh Asisten Deputi Investasi Pariwisata, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, Kementerian Pariwisata, Henky Manurung dan Direktur Manajemen Risiko dan Operasional SMF, Trisnadi Yulrisman di Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta, Rabu (10/7/2019).
Adapun 10 lokasi destinasi pariwisata prioritas tersebut yakni, Danau Toba, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu dan Tanjung Lesung. Kemudian ada pula Candi Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Morotai, Wakatobi, Labuan Bajo, dan Mandalika.
Baca Juga
Advertisement
Perjanjian kerja sama tersebut melingkupi 5 hal yaitu, pertama, fasilitas dan koordinasi terkait dengan kebijakan yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak dalam melaksanakan pembiayaan pembangunan pondok wisata (homestay) di 10 DPP.
Kedua, pertukaran data dan informasi yang dibutuhkan. Ketiga, pembiayaan homestay di 10 DPP meliputi antara lain pendanaan dan pemberdayaan lembaga penyalur.
Keempat, pelaksanaan regulasi, profiling, promosi dan advokasi investasi di 10 DPP, dan kelima, monitoring dan evaluasi dalam rangka pertumbuhan pembangunan homestay.
SMF dalam kerjasama ini berperan sebagai pemberi pembiayaan homestay kepada masyarakat di desa atau lokasi wisata melalui Lembaga Penyalur dan pemberdayaan lembaga penyalur pada area DPP.
SMF berkoordinasi dengan Kemenpar, melakukan pendampingan kepada lembaga penyalur dalam rangka capacity building dan peningkatan peran serta masyarakat setempat.
Adapun program ini selaras dengan amanat Presiden Republik Indonesia yang mengharapkan bahwa pariwisata Indonesia dapat terus diperkuat dan dikembangkan menjadi sektor strategis dan pilar pembangunan perekonomian nasional.
Wisman Tiongkok Didorong Berkunjung ke Bali dan 10 Bali Baru
Satu bahasan penting dari pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden RRT Xi Jinping, adalah kerjasama di sektor pariwisata. Selain soal perdagangan, investasi dan ekonomi digital. Dua kepala negara itu bertemu bilateral di sela-sela KTT APEC di Hotel Stanley, Port Moresby, Sabtu petang, 17 November 2018.
"Saya berharap Yang Mulia dapat mendorong wisatawan RRT untuk berkunjung lebih banyak lagi ke Indonesia khususnya ke Bali dan 10 Bali baru," kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga meminta agar Presiden Xi Jinping mendorong arus investasi di sektor pariwisata di Indonesia. Terutama di 10 Bali Baru atau 10 Destinasi Prioritas, dari Danau Toba Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Borobudur Joglosemar, Bromo Tengger Semeru Jatim, Mandalika NTB, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sultra, dan Morotai Maluku Utara.
Presiden Xi Jinping pun merespons positif dan mendukung permintaan Presiden Jokowi tersebut. Bahkan, Presiden Xi bakal mendorong terealisasinya 3 juta wisman Tiongkok tahun 2019. Untuk itu presiden Negeri Tirai Bambu itu akan mendorong lebih banyak penerbangan langsung atau direct flights.
Advertisement
Menpar Arief Yahya Hadiri Pameran CITM 2018
Pada saat yang bersamaan, Menteri Pariwisata Arief Yahya sedang memimpin rombongan Wonderful Indonesia dalam pameran pariwisata terbesar di Tiongkok, CITM 2018 di Shanghai, 16-17 November 2018. Di China International Travel Mart itu, Menpar Arief juga bertemu Wakil Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Tiongkok, Yu Qun.
“Ini betul-betul selaras dan sejalan, pesan Mr Yu Qun saat bertemu saya di Shanghai, bersama Pak Dubes Djauhari Oratmangun dan Ibu Konjen Siti Mauludiah. Pemerintah Tiongkok akan tetap menganjurkan masyarakatnya untuk berwisata ke Bali dan berbagai destinasi di Indonesia,” ungkap Menpar Arief Yahya.
Yu Qun yang jabatan resminya adalah Party Member of The Leadership of China’s Ministry of Cultural and Tourism itu berfoto di booth Phinisi Wonderful Indonesia di E-5.
Statemen Presiden Xi Jinping soal investasi dan air connectivity itu, kata Menpar Arief Yahya, persis dengan apa yang sedang dia pikirkan dan dicarikan solusi cerdas.
“Soal investasi, Tiongkok menanamkan modal ke banyak negara di dunia, jika melihat potensi bisnis pariwisata Indonesia, dengan 10 Bali Baru itu pasti tertarik,” kata Arief Yahya.
Begitu pun dengan air connectivity, yang setiap tahun selalu kekurangan seats capacity.
“Kita punya atraksi kuat, tetapi kita masih lemah di Akses dan Amenitas, khususnya 10 Bali baru itu. Maka komitmen Presiden Xi Jinping itu membangun optimisme baru di sektor pariwisata Indonesia,” kata Menpar Arief Yahya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement