Liputan6.com, Surabaya - Unit kejahatan dan kekerasan (Jatanras) Polrestabes Surabaya menembak mati seorang begal di Lakarsantri, Surabaya pada Rabu siang (10/7/2019).
Pelaku ini dikenal sadis, dan bernama Zianul Fanani (32). Ia ditembak mati setelah melawan ketika akan ditangkap polisi.
Kapolrestabes Surabaya, Komisaris Besar Polisi, Sandi Nugroho menuturkan, Fanani adalah pelaku spesialis jambret yang telah beberapa kali menjambret di Surabaya.
"Pelaku punya kelompok. Mereka hunting di jalan. Tidak melihat apakah itu perempuan, tua atau muda, pokoknya langsung ditarik tasnya. Yang jelas kalau korbannya melawan dia tidak segan melukai dengan senjata tajam. Sekalipun korban yang ditarik itu terbentur aspal, dia tidak peduli," tutur Kombes Pol Sandi, seperti dikutip dari SuaraSurabaya.net.
Baca Juga
Advertisement
Saat mengungkap kasus itu, polisi menemukan puluhan kartu ATM, tas, buku tabungan dan jam tangan hasil dari kehajatan pelaku selama ini.
Sebelumnya, polisi sempat melontarkan tembakan ke udara sebanyak dua kali. Akan tetapi, pelaku malah menyabetkan senjata tajam pada petugas.
"Sangat disayangkan, ketika ingin ditangkap, melawan petugas sehingga kami tindak tegas sebagai bukti, apa yang sudah disampaikan di awal, pelaku kejahatan di Surabaya untuk tidak melakukan kejahatan di kota Surabaya," ujar dia.
Kombes Pol Sandi menuturkan akan terus menindak tegas bagi para pelaku kejahatan yang beroperasi di Surabaya. Ia tak segan untuk menembak jika pelaku melawan saat ditangkap oleh petugas.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Tak Hanya Incar Mobil, Para Pencuri Ini Doyan Curi Burung
Sebelumnya, komplotan pencuri mobil yang sempat kejar-kejaran dengan anggota Jatanras, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim di Pasuruan, Jawa Timur ternyata juga doyan mencuri burung bersama sangkarnya.
Kasubdit III Jatanras, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim, AKBP Leonard Sinambela mengatakan, dari penangkapan komplotan pencuri ini, pihaknya berhasil meringkus lima orang tersangka lainnya. Satu orang yang dianggap sebagai ketua komplotan, ditembak mati polisi setelah sempat melarikan diri ke tengah sawah.
Kelima tersangka yang diringkus antara lain, Leonaldo Kurniawan (23), warga Sememi Benowo, Surabaya; Dedi Setyawan (24), warga Cerme, Gresik; Ahmad Yonis (23), warga Gresik; Mat Ruji (44), warga Bangkalan, Madura; Moh Mahfud (32), Sampang, Madura.
"Untuk satu tersangka atas nama Mahmudan alias Dany, alias Geprek, warga Benowo, Surabaya, meninggal dunia saat berupaya melarikan diri. Ia terpaksa kita beri tindakan tegas, karena sempat membahayakan petugas," tutur dia di Mapolda Jatim, seperti ditulis Rabu, 10 Juli 2019.
Ia menambahkan, para tersangka ini dalam setiap aksinya, ternyata tidak hanya mengincar mobil saja. Namun, barang-barang yang ada di dalam rumah sasaran, juga turut dirampok. Mulai dari laptop, handphone, hingga burung piaraan yang bernilai tinggi.
Leonard menuturkan, para pelaku ini berbagi tugas dalam menjalankan aksinya. Tersangka Mahmudan alias Dany, alias Geprek sebagai eksekutor. Sedangkan tersangka Leonaldo dan Dedi, bertugas mengawasi lingkungan sekitar.
Hasil curian yang didapat, kemudian dititipkan ke tersangka Matruji dan Mahfud. Setelah dirasa aman, hasil curian kemudian dijual ke para penadah. "Hasil penjualan kemudian dibagi-bagi pada para pelaku, sesuai dengan tugasnya," kata dia.
Dari tangan kelima pelaku ini, polisi berhasil menyita barang bukti berupa, sembilan unit laptop, dua handphone, delapan tas, tujuh pelat nomor mobil, sembilan BPKP kendaraan, 10 STNK, delapan burung berkicau, dua kamera, satu buah mata kunci dan lima buku tabungan.
Advertisement