Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pendidikan SMK meresmikan program inovatif, Kamp Kreatif SMK Indonesia (KKSI) di Yogyakarta, Rabu (10/7). KKSI merupakan progam pembelajaran via daring atau online bagi siswa dan guru SMK.
"Tujuan KKSI untuk akselerasi kompetensi di di masing-masing kota, dengan menyelesaikan masalah yang ada. Dengan begitu, sekolah mampu mencetak wirausaha yang bermanfaat bagi publik," ujar Koordinator SEAMEO Center Indonesia, Gatot Hari Priowirjanto dalam Workshop Industri di Jogya Expo Center (JEC).
Advertisement
Gatot menjelaskan dibanding sekolah di kreatif di Asia Tenggara, Indonesia memiliki lebih banyak bidang kompetensi yang dapat digali oleh sekolah dan siswanya. Total ada 23 bidang kompetensi yang tidak ada di kurikulum sekolah, dan akan terus bertambah sesuai kebutuhan.
Cara kerja KKSI, kata Gatot sangat sederhana. Pihak sekolah lebih dulu harus membuat tim yang terdiri dari guru dan siswa, dan SMK Pengampu. Kemudian mendaftarkan tim tersebut melalui website PSMK.
Selama dua bulan para peserta yang mendaftar sesuai bidang kompetensi yang ingin dikembangkan, akan menerima ilmu atau edukasi secara online.
"Nantinya ada dua sampai tiga pemateri dari industri. Materi ini biasanya belum diajarkan diseklah tapi sudah dipakai di industri," jelas Gatot.
Bukan hanya itu saja, setiap pertemuan memakan waktu 45 menit sampai satu jam pelajaran. Waktu belajar dilakukan dua kali dalam seminggu.
"Selama proses pembelajaran tersebut, peserta diberikan waktu satu bulan untuk menyelesaikan tugas akhir. Penilaian diberikan oleh juri dan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK), serta institusi lain," ujar Gatot.
Dalam hal ini, SMK Pengampu menjadi pendamping yang menjalankan tugasnya untuk menyusun program pembelajaran, dengan melibatkan institusi pendamping, perguruan tinggi, dan industri. SMK Pengampu juga menyusun topik, siapa pengajarnya, dan waktu pertemuan, termasuk memahami terkait kriteria penilaian dan usulan juri.
Gatot berharap dengan diluncurkannya KKSI, Indonesia bisa mendapatkan talenta terbaik dari seluruh daerah yang menerima ilmu terkini. Selain itu, peserta yang menerima pembelajaran itu, dapat menyebarluaskan ilmu tersebut ke masyarakat.
(*)