Liputan6.com, Jakarta - Harga emas kembali naik lebih dari 1 persen pada perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta). Hal ini setelah Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Jerome Powel memberi ekspektasi penurunan suku bunga yang mengutip risiko terhadap ekonomi AS sehingga membuat nilai tukar dolar AS melemah.
Mengutip CNBC, Kamis (11/9/2019), Powell mengatakan kekhawatiran tentang kebijakan perdagangan dan ekonomi global yang lemah terus membebani prospek ekonomi AS dan The Fed berniat untuk mempertahankan ekspansi selama satu dekade.
Baca Juga
Advertisement
Harga emas di pasar spot naik 1,1 persen menjadi USD 1,413.20 per ounce. Harga telah turun ke USD 1,389.55 di awal sesi. Emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus naik 1,1 persen menjadi USD 1,415.40 per ounce.
"Powell telah melakukan cukup banyak untuk meyakinkan para pedagang bahwa dia tidak menutup pintu tetapi membiarkannya terbuka berkaitan dengan penurunan suku bunga yang merujuk pada ekonomi yang lebih lemah, merujuk pertumbuhan bisnis dan stagnasi pertumbuhan ekonomi," ungkap Analis Pasar Senior OANDA Craig Erlam.
"Ini sangat dovish seperti yang bisa kita harapkan dan pasar emas telah melompat langsung ke sana. Dolar telah turun dan harga emas secara bersamaan telah rebound lebih tinggi. " lanjut dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ekspektasi Penurunan Suku Bunga AS
Meskipun ekspektasi untuk penurunan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan The Fed akhir bulan ini telah menguap setelah kenaikan pekerjaan yang diprediksi dilaporkan minggu lalu, investor masih mengharapkan penurunan 25 basis poin karena inflasi yang lemah dan kekhawatiran tentang pertumbuhan bisnis dampak dari perang dagang AS-China.
Komentar Powell juga mendorong indeks dolar turun sebanyak 0,3 persen terhadap sekeranjang mata uang lainnya, setelah naik ke level tertinggi tiga minggu di sesi sebelumnya.
"Kami masih berpikir ada risiko naik dan penurunan menuju USD 1.375 dan di bawah USD 1.375 adalah kesempatan untuk membeli emas," kata Suki Cooper, Analis Logam Mulia di Standard Chartered Bank.
"Faktor-faktor makro masih mendukung (emas) tetapi tantangan jangka pendek kemungkinan berasal dari pasar fisik yang lebih lemah dan setiap serangan sementara kekuatan dolar atau kenaikan dalam imbal hasil," jelas dia.
Advertisement