Miris, Rusa Nara di Jepang Tewas Akibat Telan 4,3 Kg Sampah Plastik

Sejumlah besar limbah plastik ditemukan di perut sembilan hingga 14 rusa Nara di Jepang sejak Maret 2019. Miris!

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 11 Jul 2019, 14:10 WIB
Para wisatawan memberi makan seekor rusa di kota Nara, Jepang pada 7 Desember 2018. Begitu memasuki kawasan ini, pengunjung akan disambut dengan banyak rusa yang berkeliaran bebas. (Behrouz MEHRI / AFP)

Liputan6.com, Nara - Wilayah Nara sejatinya bukanlah daya tarik utama kota di Jepang. Namun belakangan jadi sorotan karena sejumlah hewan kedapatan menelan sampah plastik.

"Sejumlah besar limbah plastik ditemukan di perut sembilan hingga 14 rusa sejak Maret lalu," menurut kelompok konservasi satwa liar setempat seperti diberitakan The Guardian, Kamis (11/7/2019).

Kantong dan bungkus plastik di perut hewan-hewan itu diduga telah dibuang oleh pengunjung yang memberi makan mereka. Mengabaikan papan peringatan yang berisi pesan dalam bahasa Inggris dan China untuk memberi kerupuk senbei yang dijual di toko-toko lokal bukan dari produk dalam kemasan plastik.

Pejabat dari Nara Deer Preservation Foundation menemukan kantong dan sampah plastik lainnya dalam jumlah banyak di dalam perut binatang yang mati itu, menurut kantor berita Kyodo. Salah satu rusa bahkan diketahui menelan 4,3 kg plastik.

Sumber: Twitter @nara_aigokai dan The Straits Time

Rusa Nara tertarik oleh aroma makanan dari kantong plastik buangan wisatawan yang datang untuk melihat tempat pemujaan dan kuil-kuil di wilayah itu, serta berinteraksi dengan sekitar 1.300 ekor rusa di taman utama kota.

Rie Maruko, seorang dokter hewan dan anggota kelompok konservasi, mengatakan rusa itu mati kelaparan setelah sampah plastik dan benda asing lainnya merusak sistem pencernaan mereka yang kompleks.

"Rusa yang mati sangat kurus dan aku bisa merasakan tulang mereka," kata Maruko kepada kantor berita Kyodo. "Tolong jangan beri mereka makanan selain camilan senbei yang dianjurkan."

Rusa Nara, yang dikenal pernah menyerang pengunjung yang menggoda mereka dengan makanan atau mencoba selfie diyakini sebagai pembawa pesan ilahi dan ditetapkan sebagai harta karun alami pada tahun 1957.

Pemerintah setempat mengatakan mereka akan meningkatkan permintaan untuk tidak memberi makanan yang tidak sah di tengah peningkatan tajam jumlah pengunjung internasional ke Prefektur Nara, hampir sepuluh kali lipat sejak 2012 menjadi 2,09 juta pada 2017.


Sendok Plastik hingga Bungkus Permen di Perut Ikan

Ilustrasi/copyright unsplash.com/Jeremy Stewart

Sebelumnya, ibu rumah tangga ini terkejut menemukan sejumlah sampah plastik dari seekor ikan yang dibelinya dari nelayan di pasar. Ia menemukan sendok plastik hingga pembungkus permen dalam perut binatang laut yang tengah dibersihkan untuk dimasak.

Temuan Anna Nurjanah di Provinsi Jawa Barat itu didapati dari ikan mahi-mahi yang dibelinya dari pasar di Ujunggenteng, Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia pada bulan Mei lalu. Ia mengatakan bahwa asisten rumah tangganya sedang membersihkan ikan ketika dipanggil untuk memeriksa isi perut hewan air tersebut karena sang pembantu melihat ada keanehan.

Setelah memeriksanya, mereka mendapati delapan item sampah plastik, termasuk sendok plastik utuh dan bungkus dari permen.

Juga ditemukan di dalam ikan adalah penutup botol deodorizer, tali plastik panjang, dan berbagai potongan plastik kecil lainnya.

Anna, seorang ibu rumah tangga dan juru kampanye lingkungan, kemudian mengunggah video itu ke akun Instagram-nya, Volunteersindo pada Juni lalu. Tak butuh waktu lama, unggahan tersebut pun menjadi viral.

Baca selengkapnya di sini...


Paus Bunting Mati Akibat Telan 22 Kilogram Sampah Plastik

Foto pada 29 Maret 2019 memperlihatkan seekor paus diangkat ke atas truk setelah ditemukan mati terdampar di Pulau Sardinia, Italia. Yang menyedihkan, di dalam perut paus sperma yang sedang hamil tersebut terdapat 48,5 pon atau 22 kilogram sampah plastik. (SEAME Sardinia Onlus via AP)

Seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) juga ditemukan mati akibat menelan puluhan kilo sampah plastik. Bangkainya ditemukan terdampar di satu pantai di Porto Cervo, tujuan wisata populer di Sardinia, Italia.

Mirisnya, ketika ahli melakukan pembedahan tubuh paus, mamalia laut ini diketahui sedang mengandung. Di dalam perut paus pun ditemukan 22 kilogram plastik.

Luca Bittau, presiden SEAME --sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk melindungi cetacea (ordo paus) di Mediterania melalui penelitian dan pendidikan-- mengatakan kepada CNN bahwa isi perut mamalia itu terdiri dari kantong plastik, jala dan tali pancing, serta benda lain yang tidak bisa terurai.

"Dia (paus) hamil dan hampir dipastikan keguguran sebelum dia terdampar," kata Bittau yang dikutip dari Live Science, Rabu (3/4/2019). "Janin dalam kondisi dekomposisi lanjut."

Paus sperma adalah satu-satunya spesies yang hidup dari genusnya dan merupakan spesies terbesar paus bergigi.

Betina dewasa besarnya bisa mencapai panjang 11 meter dan berat sekitar 13 hingga 14 ton, sementara jantan dewasa jauh lebih besar, tumbuh hingga 18 meter dengan bobot mulai dari 35 sampai 45 ton, menurut American Cetacean Society.

Baca selengkapnya di sini...

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya