Geger Transgender Cantik Menjabat di Pemerintahan Malaysia

Penunjukan Rania Zara Medina yang disebut sebagai transgender untuk komite di bawah Kementerian Malaysia membuat gempar media sosial Negeri Jiran.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 11 Jul 2019, 14:48 WIB
Rania Zara Medina, mantan pemenang kontes kecantikan wanita transwomen, akan mewakili komunitas transgender sebagai anggota Country Coordinating Mechanisme (CCM) periode 2019/2021. (Courtesy Rania Zara Medina Facebook)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Sejumlah netizen media sosial Malaysia terkejut oleh kabar penunjukan seorang transpuan (transwoman) menjadi anggota sebuah komite di bawah Kementerian Kesehatan Negeri Jiran.

Penunjukan Rania Zara Medina adalah untuk mewakili komunitas transgender sebagai anggota Country Coordinating Mechanisme (CCM) Malaysia untuk periode 2019/2021.

Namun, penunjukan mantan pemenang kontes kecantikan transwomen itu menuai tanggapan beragam, dengan beberapa mengkritiknya.

Kabar itu viral setelah Rania memposting surat penunjukannya, yang ditandatangani pejabat terkait, di Facebook.

"Saya ditunjuk sebagai perwakilan TG (transgender) untuk Country Coordinating Mechanisme (CCM) Malaysia. Surat penunjukan itu ditandatangani oleh Wakil Menteri Kesehatan Dr Lee Boon Chye," demikian tulisan yang menyertai postingan Rania seperti diberitakan The Star yang dikutip Kamis (11/7/2019).

Pada kesempatan itu, Rania juga berterima kasih kepada masyarakat dan pendukungnya yang memberikan kepercayaan terhadap dirinya mulai dari tahap nominasi hingga dirinya resmi ditunjuk.

Surat yang dibagikan oleh Rania bertanggal 25 Juni 2019, di mana dikatakan pengangkatannya akan mulai berlaku 1 Juli 2019.

Pengangkatan Rania dikritik oleh berbagai kalangan.

Akan tetapi, Wamenkes Malaysia Dr Lee Boon Chye membela penunjukan Rania. Sebelumnya, dalam sebuah pernyataan, Lee mengatakan bahwa CCM Malaysia dibentuk pada tahun 2009 dengan tujuan untuk mengatasi HIV / AIDS melalui kontribusi dari Global Fund.

"Sebagaimana disyaratkan oleh Global Fund, anggota CCM terdiri dari 25 orang yang mewakili pemangku kepentingan seperti lembaga pemerintah, LSM, akademisi, dan perwakilan masyarakat dari kelompok sasaran. Kelompok-kelompok sasaran ini termasuk transgender, laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, pekerja seks perempuan, pengguna narkoba dan orang yang hidup dengan HIV / AIDS," kata Dr. Lee.


Respons Menteri Kesehatan Malaysia

Ilustrasi Malaysia (AFP)

Sementara itu, ketika diminta untuk mengomentari masalah ini, Menteri Kesehatan Malaysia, Datuk Seri Dr Dzulkefly Ahmad mengatakan isu tersebut akan dibawa ke pertemuan pasca-Kabinet.

Mengatakan bahwa dia mengetahui janji temu itu, dia perlu mendapatkan lebih banyak informasi sebelum dia dapat berkomentar lebih lanjut.

"Saya akan mendapatkan laporan yang lebih rinci dan akurat," kata Dr Dzukefly seperti dikutip oleh Berita Harian, menegaskan bahwa masalah itu akan dibahas dalam pertemuan pasca-Kabinet Kementerian Kesehatan.

Dr Dzulkefly merespons pertanyaan tersebut setelah meresmikan Pusat Pelatihan Keterampilan dan Simulasi di Rumah Sakit Kuala Lumpur (HKL), Selasa 9 Juli lalu.


Komentar PM Malaysia Mahathir Mohamad

Mahathir Mohamad pada hari Rabu, 9 Mei 2018, saat mendeklarasikan kemenangan oposisi yang dipimpinnya atas koalisi Barisan Nasional yang dinakhodai Najib Razak (AP Photo/Adrian Hoe)

Ditanya isu tersebut, Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad mengatakan dia tidak tahu bahwa seseorang yang tengah menjadi pergunjingan akibat diangkat menjadi komite di bawah Kementerian Kesehatan adalah transwoman.

Berbicara kepada wartawan saat konferensi pers di lobi Parlemen pada Rabu 10 Juli, Mahathir mempertanyakan apakah memang ada konfirmasi untuk membuktikan bahwa Rania Zara Medina adalah seorang transgender.

“Transgender apa? Sudahkah Anda memeriksanya? Apakah dia benar-benar seorang transgender?"

"Aku tidak tahu apakah dia seorang transgender. Aku belum pernah bertemu dengannya," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya