Liputan6.com, Jakarta - Ritual ibadah haji termasuk rumit dan cukup membingungkan. Oleh karena itu, ibadah ini berbeda dengan lainnya yang cukup singkat dan mudah untuk dilaksanakan.
Terlebih bagi calon haji yang tidak mengikuti bimbingan manasik. Sehingga tentunya belum menggambarkan perjalanan yang akan ditempuh sebelum ke Tanah Suci.
Advertisement
Setiap calon haji Indonesia, yang hendak menjalankan ibadah ke Tanah Suci, setidaknya dapat menempuhnya melalui dua cara.
Dilansir melalui buku Menjadi Muthawatif Anda di Tanah Suci karya Rafiq Jauhary, cara pertama yaitu melalui pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama atau biasa dikenal dengan haji reguler.
Cara kedua melalui swasta atau dalam hal ini PT Travel, yang biasa dikenal dengan istilah haji khusus atau ONH plus.
Namun, secara umum dalam penyelenggaraan ibadah, kedua cara tersebut tidak terdapat perbedaan berarti. Hanyalah besaran biaya, jumlah antrean nomor porsi, fasilitas, dan pelayanan bimbingan ibadah yang membedakan keduanya.
Sementara itu, rute perjalanan dan ritual ibadah tetaplah sama dan keduanya memiliki dua rute perjalanan. Pada haji reguler dikenal dengan istilah gelombang pertama dan gelombang kedua.
Jemaah gelombang pertama mempunyai rute perjalanan Jeddah, Madinah, Makkah, lalu kembali lagi ke Jeddah. Begitu pula dengan gelombang kedua.
Pada haji reguler, pembagian dua gelombang tersebut berdasarkan atas kelompok terbang atau kloter yang banyak, sehingga ditakutkan terdapat penumpukan calon haji pada sebuah kota.
Pembagian dua gelombang tersebut dilakukan secara qur'ah atau acak, sehingga seorang calon haji tidak dapat memilih rute perjalanannya sendiri.
Pada haji ONH plus, rute perjalanan ditentukan oleh pihal PT Travel yang memberangkatkan. Calon haji pun dapat memilih rute perjalanan yang dikehendaki sesuai paket perjalanan yang ditawarkan oleh pihak travel.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perbedaan Rute
Perbedaan rute dan ritual perjalanan ibadah haji dari kedua gelombang tersebut seperti berikut:
1. Gelombang satu
Jemaah haji Indonesia tiba di Makkah dari Madinag terlebih dahulu yang sebelumnya mengenakan pakaian ihram dari Miqat. Kemudian menjalankan ibadah umrah dengan niat tamattu, barulah dapat mengisi waktu kosong dengan ziarah, mengikuti taklim, atau berbelanja.
Barulah jemaah memulai haji pada hari Tarwiyah atau 8 Dzulhijah. Keeesokan harinya, jemaah calon haji wukuf di Arafah pada tengah hari di tanggal 9 Dzulhijah yang kemudian Mabit di Mina dan melempar jumrah pada 10 hingga 12 atau 13 Dzulhijah.
Apabila ada calon haji yang terkena denda atau dam, maka harus segera membayar hadyu atau memotong kambing. Setelah itu barulah jemaah calon haji melaksanakan tawaf ifadhah dan tahalul serta tawaf wada sebelum keluar kota Makkah.
Setelah semua rukun dan wajib haji dilaksanakan, barulah jemaah haji gelombang satu berpindah ke Jeddah dan bersiap untuk kepulangan ke Tanah Air.
2. Gelombang dua
Jemaah haji Indonesia gelombang dua tiba dahulu di Jeddah sebelum ke Makkah yang telah mengenakan ihram dan miqat dari Yalamlam atau Qarnul Manazil. Kemudian menjalanan perjalanan ibadah haji sama dengan gelombang satu.
Yang membedakan adalah saat gelombang satu berpindah ke Jeddah untuk persiapan pulang ke Tanah Air, jemaah gelombang dua berpindah ke Madinah untuk beribadah di Masjid Nabawi.
Reporter : Nabila Bilqis
Advertisement