Tak Lagi 'Sakit', BUMN Ini Peroleh Pendanaan Rp 100 Miliar

PT Industri Sandang Nusantara (Persero) peoleh pinjaman modal senilai Rp 100 miliar

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 12 Jul 2019, 10:45 WIB
Pendanaan Non Cash Loan BUMN (dok: Humas PPA)

Liputan6.com, Jakarta Bertempat di Ruang Rapat Lantai 7 Kementerian BUMN, PT Industri Sandang Nusantara (Persero) melakukan penandatanganan kerjasama Pendanaan Non Cash Loan (SKBDN dan L/C) dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero).

Penandatanganan kerjasama ini dilakukan oleh Agus Hendardi, Direktur Utama ISN, Alexandra Askandar, Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri dan Sahata L. Tobing, Direktur Pengembangan Bisnis Jasindo, dengan disaksikan oleh Deputi Jasa Keuangan, Jasa Survey dan Keuangan Lainnya Kementerian BUMN Gatot Trihargo.

"Terimakasih atas sinergi BUMN, Mandiri dan Jasindo, sehingga kerjasama ini dapat terwujud pada hari ini. ISN kini adalah sunsrise, bukan lagi sunset," kata Gatot di Kementerian BUMN, Jumat (12/7/2019).

Dalam kerjasama ini, Bank Mandiri memberikan plafon fasilitas Pendanaan Non Cash Loan bersifat revolving pada tahap awal sebesar Rp100 miliar dengan Jasindo sebagai penjamin transaksi.

Tujuan kerjasama ini untuk mendorong pengembangan kegiatan bisnis ISN dalam trading dan impor tekstil serta produk turunannya.

Kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan turn over penjualan ISN hingga 4-6 kali per tahun, serta memperkuat struktur modal kerja, dan pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing ISN di pasar domestik maupun regional.

Di tahun 2018, ISN telah memperoleh pendanaan dari sinergi BUMN, yaitu PT Surabaya Industrial Estate Rungkut, PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), Perum Jaminan Kredit Indonesia dan PT Danareksa (Persero).

Kepercayaan pendanaan ini merupakan awal kebangkitan ISN sebagai BUMN tekstil terkemuka.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


BUMN Ini Bakal Ekspor Bahan Peledak ke Fiji dan Jepang

Menteri BUMN Rini M Soemarno melepas ekspor yang dilakukan tiga BUMN, yaitu PT Bio Farma (Persero), PT Pindad (Persero) dan PT Dahana (Persero). Liputan6.com/Ilyas Istianur P

PT Dahana (Persero) mulai melebarkan sayap bisnis bahan peledaknya ke sekitar Pacific. Negara tujuannya adalah Australia yang bekerjasama dengan Jhonex. Beberapa kali pengiriman ekspor bahan peledak sudah dilakukan.

Tak puas dengan hal ini, beberapa negara lain juga menjadi sasaran ekspansi Dahana, mulai dari Fiji hingga negara maju seperti Jepang.

"Selain itu, kami ekspor juga ke Timor Leste untuk mendukung project pelabuhan Tibar Bay Port di Dili. Dan beberapa waktu ke depan kami sedang mempersiapkan ekspor ke Fiji dan Jepang," ungkap Direktur Operasi Dahana, Bambang Agung dalam keterangannya, Kamis (11/7/2019).

Sebagai salah satu upayanya dalam berekspansi, Dahana juga bakal mengikuti perhelatan Pacific Exposition 2019 baru akan digelar pada 12 - 14 Juli 2019 di Auckland Selandia Baru. Ini merupakan ajang pameran bisnis dan diplomatik besar di Selandia Baru.

 


Disambut Gembira

Uji coba roket balistik karya BUMN Indonesia PT Dahana (Foto: PT Dahana)

Kehadiran Dahana dalam event internasional ini disambut gembira oleh Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya. 

Menurutnya, Ia bangga BUMN sangat berperan dalam mensyiarkan bahwa Negara RI adalah negara yang berdaulat dengan dukungan Industrinya.

"Kami sangat gembira bahwa produk Dahana sudah masuk ke Australia, dan mengharapkan Produk Dahana bisa masuk ke negara-negara Pasifik lainnya, diantaranya Selandia Baru," ungkap Tantowi Yahya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya