Liputan6.com, Jakarta - Misal Anda berkesempatan menjadi astronom lalu menemukan Bulan yang memiliki sifat seperti planet, nama apa yang akan Anda berikan untuk benda antariksa itu?
Ilmuwan NASA beberapa kali mengganti nama objek tersebut. Awalnya mereka menyebut benda angkasa itu sebagai "Moonmoons" namun akhirnya diubah menjadi "Ploonet". Konon, nama ini adalah yang paling imut - yang pernah diberikan oleh astronom.
Baca Juga
Advertisement
Nama Moonmoons awalnya diberikan, karena Bulan itu dianggap mengorbit Bulan lain di Tata Surya yang jauh. Namun, para ilmuwan setuju menggantinya sebagai Ploonet karena ternyata, benda itu mengorbit langsung bintang-bintang panas dan berukuran sebesar planet. Dalam keadaan tertentu, Ploonet meninggalkan garis edarnya, dan berubah menjadi satelit.
Keberadaan Ploonet ini dapat diidentifikasi oleh teleskop pemburu planet, mengutip laman sains Live Science dikutip Jumat (12/7/2019). Temuan Ploonet telah diterbitkan pada 27 Juni lalu di jurnal pracetak arXiv.
Dalam penelitian ini para ilmuwan juga menciptakan model komputer untuk menguji skenario yang mungkin, yakni di mana Bulan yang mengorbit planet menjadi mengitari bintang lain.
Para peneliti menemukan, jika Ploonet mengorbit sebuah planet ekstrasurya (di luar Tata Surya kita) yang dikenal sebagai "Jupiter panas" yang berbentuk raksasa gas; terdapat tarikan gravitasi.
Gravitasi itu cukup kuat merebut Bulan dari planetnya, mengirim objek itu untuk berputar di sekitar bintang.
Ploonet Dapat Hilang
Saat mengorbit bintang terdekat, atmosfer Ploonet dapat menguap dan kehilangan sebagian massanya. Ketika hal itu terjadi, maka terbentuk tanda khas dalam cahaya yang dipancarkan dari sekitar bintang, kata studi itu.
Fenomena itu diketahui dari pengamatan baru-baru ini tentang munculnya cahaya misterius di sekitar bintang panas yang jauh.
Beberapa ploonet dapat mempertahankan orbitnya selama ratusan juta tahun. Dengan mengumpulkan material dari piringan debu dan gas disekitar bintangnya, ploonet bahkan dapat membangun badannya sendiri hingga akhirnya menjadi planet, tulis para ilmuwan.
Namun, sebagian besar ploonet kemungkinan akan berumur pendek, simulasi menunjukkan. Mayoritas benda-benda itu menghilang dalam sejuta tahun dan tidak pernah menjadi planet.
Sebagai gantinya, mereka hancur saat bertabrakan dengan planet induk. Kemudian, benda itu akan dihancurkan oleh bintang-bintang dalam aksi "kanibalisme planet" atau dikeluarkan dari orbit, para peneliti melaporkan.
Advertisement