Liputan6.com, Jakarta -A Polisi membekuk Nasrudin (29), seorang kakak yang tega membunuh adik kandungnya, MR (10) di Bogor, Jawa Barat. Dia ditangkap di rumahnya, Kamis 11 Juli 2019 tengah malam.
Hingga kini, Nasrudin masih menjalani pemeriksaan secara intensif di ruang penyidik Mapolsek Bogor Selatan.
Advertisement
Peristiwa berawal saat MR, anak paling bungsu dari pasangan Suyatmi (49) dan Rahmat (almarhum) tengah tidur lelap disamping AR (14) kakaknya di ruang tamu, depan televisi, Kamis sekitar pukul 22.00 WIB. Sedangkan ibunya yang sedang sakit, terlelap tidur di kamar.
Sementara Nasrudin sedang asyik menggunting spon bahan baku untuk sandal menggunakan gunting. Entah setan apa yang merasuki Nasrudin, secara tiba-tiba dia menghunuskan gunting yang di genggamnya ke dada dan perut adiknya yang bungsu.
Mengetahui kejadian tersebut, AR langsung berteriak histeris. Korban yang sudah bersimbah darah pun sempat menangis kesakitan.
"Mendengar teriakan, saya langsung keluar dan menuju rumah ibu saya," kata Hasanudin, kakak pelaku, yang tinggal tak jauh dari rumah ibunya, Jumat (12/7/3019).
Karena pintu rumah dalam keadaan terkunci dari dalam, dia dan tetangganya terpaksa mendobrak pintu tersebut. Setelah pintu terbuka, ia melihat korban tergeletak bersimbah darah di lantai ruang tamu. Sementara AR berlari keluar rumah sambil menangis.
"Adik saya (pelaku) juga masih ada sedang nangis sambil teriak-teriak Allahu Akbar, Allahu Akbar di depan tubuh korban," ungkap Hasanudin, kakak paling tua dari lima bersaudara itu.
Tak lama kemudian, pelaku dengan santai masuk ke dalam kamar mandi. Sementara ia dan tetangganya sibuk menangani korban yang saat itu terlihat masih bernafas.
Beberapa menit kemudian, pelaku keluar seperti usai membasuh muka, tangan, dan kakinya. Pelaku kemudian duduk di ruang tamu, selanjutnya membacakan ayat suci alquran di tengah kesibukan warga mengevakuasi bocah SD kelas V itu.
"Waktu kita sibuk mau evakuasi korban, dia sempet ambil wudhu terus ngaji di situ," ucap Hasanudin.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pelaku Pendiam
Menurutnya, saat kejadian tidak ada satu pun warga maupun keluarga yang berani mengamankan pelaku. Dia baru diamankan setelah polisi datang lokasi kejadian.
"Waktu kami bawa korban ke rumah sakit Ummi, pelaku dikerem, pintu rumah kita kunci dari luar. Yang nangkep polisi," kata dia.
Deri Sukandi, ketua RT setempat mengungkapkan, aktivitas sehari-hari pelaku bekerja serabutan. Nasrudin kerap mengerjakan pola sandal dari spon. Ia mendapat upah dari pemilik bengkel alas kaki tak jauh dari rumah pelaku.
"Sehari-harinya sih perilakunya baik, pendiam, rajin salat dan ngaji. Enggak pernah macem-macem," ujar Deri.
Berdasarkan keterangan keluarga, pelaku memiliki riwayat gangguan kejiwaan. Pada 2017, Nasrudin sempat memeriksakan kejiwaannya di RS Marzoeki Mahdi dan oleh dokter diwajibkan rutin meminum obat.
"Meskipun depresi, sejauh ini enggak pernah ngamuk atau berperilaku aneh seperti marah-marah sama keluarga atau tetangga. Malahan usai menusuk adiknya, saya sempat ajak dia ngobrol, dan menjawab seperti orang sadar," kata dia.
Kapolsek Bogor Selatan Kompol Indrat Riyani mengatakan, berdasarkan keterangan dari keluarga, pelaku memiliki riwayat gangguan kejiwaan. Namun untuk memastikan apakah pelaku benar memiliki gangguan jiwa atau tidak, kepolisian akan membawa pelaku ke RS Marzoeki Mahdi untuk diperiksa.
"Tapi waktu dimintai keterangan biasa saja. Enggak ngelantur kemana-kemana," ucap Indrat
Menurut Indrat, korban meninggal akibat luka tusukan di dada dan perut sebelah kiri. Akibat luka cukup parah dan kehabisan darah, korban meninggal dunia di RS Ummi Kota Bogor.
Advertisement