Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian wilayah Shanghai, China dilaporkan telah menangkap seorang miliarder real estate negara tersebut, Wang Zhenhua, karena dugaan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.
Dalam pernyataan yang dirilis pada Rabu lalu, polisi mengatakan, mereka telah mengantongi sejumlah pernyataan dari korban, terduga dan saksi yang terlibat dalam kebiasaan buruk Wang.
Dikutip dari CNN, Minggu (14/7/2019), meski dalam laporan polisi hanya menyebut nama Wang (nama marga) saja, media pemerintah China telah mengidentifikasi kalau pelakunya memang benar Wang Zhenhua, miliarder pendiri Future Land Development Holdings.
Baca Juga
Advertisement
"Polisi tidak memberi toleransi sama sekali terhadap perilaku tidak menyenangkan dan kriminal," ungkap pernyataan tersebut.
Kejadiannya bermula dari koran lokal pemerintah Shanghai, Xinmin Evening News yang mengabarkan kalau ada dua anak perempuan yang dibawa pada miliarder ini di salah satu hotel di Shanghai pada Juni lalu. Ibu dari anak perempuan tersebut kemudian melapor pada polisi.
Imbas penangkapannya, saham perusahaan Wang menurun tajam di bursa efek Shanghai dan Hong Kong, begitu pula saham anak perusahaannya, Seazen Holdings dan S-Enjoy.
Kehilangan Rp 98,6 Triliun
Dilaporkan, tiga perusahaan tersebut telah kehilangan lebih dari USD 7 miliar atau sekitar Rp 98,6 triliun (Kurs 1 Dolar = Rp 14.087), sebagaimana dilaporkan Refinitiv.
Future Land menyatakan tidak ada perubahan berarti di jajaran direksi pasca ditinggalkan sang pendiri karena kasus ini.
"Berdasarkan pemberitahuan yang didapat dari kepolisian wilayah Shanghai untuk menangkap Tuan Wang Zhenhua, kami memberitahukan bahwa Tuan Wang saat ini tidak menduduki jabatan strategis apapun, sehingga operasi perusahaan tetap berjalan normal," demikian bunyi pernyataan tersebut.
Dalam pengajuan bursa saham pekan lalu, manajemen Future Land mengatakan telah mencopot Wang dari jabatannya sebagai direktur utama karena isu pelecehan seksual pada anak di bawah umur. Hal ini disampaikan dalam surat terbuka yang berisi permintaan maaf perusahaan terhadap korban dan keluarga korban.
"Kami terkena masalah besar, mengalami syok hebat dan kecewa karena ternyata pemimpin kami terlibat dalam kasus ini," demikian ungkap pernyataan tersebut.
Advertisement