Liputan6.com, Surabaya - Penemuan bangkai seekor ikan paus yang terdampar di pantai Bambang, Desa Bago, Kecamatan Pasirian Lumajang, dalam kondisi membusuk terus disoroti sejumlah pihak.
Tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur kantor perwakilan probolinggo mendatangi lokasi. Tim yang berjumlah dua orang ini mengecek langsung kondisi bangkai bersama aparat kepolisian setempat.
Petugas dari BKSDA ini pun langsung mendokumentasi, serta membawa beberapa sample bangkai yakni tulang untuk selanjutnya akan di teliti penyebab kematiannya.
"Tadi yang kita bawa hanya tulang saja mas," ungkap Muhammad Irsan Lubis, Petugas Polhut BKSDA saat dikonfirmasi liputan6.com, Jumat (12/7/2019).
Baca Juga
Advertisement
Pihaknya juga belum bisa memastikan jenis ikan paus ini. “Belum tahu pasti mas, soalnya kondisinya sudah busuk dan kepalanya tidak ada,” tambahnya.
Untuk mengantisipasi ada pencurian bagian penting ikan paus, petugas dari kepolisian sektor Pasirian akan melakukan penjagaan bersama Satgas Keamanan Desa Setempat.
"Sementara kita jaga bersama satgas mas, agar jika ada tim tambahan dari BKSDA tidak ada bangkai yang diambil oleh warga," ujar Kapolsek Pasirian, Iptu Agus Sugiharto saat dikonfirmasi Liputan6.com.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bangkai Ikan Paus Terdampar
Sebelumnya, seekor ikan paus yang diperkirakan jenis paus biru (balaenoptera musculus) ditemukan terdampar tanpa kepala oleh nelayan di tepi Pantai Bambang, Desa Bago, Kecamatan Pasirian, Lumajang, Kamis 11 Juli 2019. Ikan raksasa yang diperkirakan memiliki panjang 10 meter dengan berat satu ton ini ditemukan sudah dalam kondisi busuk.
"Mungkin matinya sudah lebih dari 1 mingguan mas, soalnya baunya nyengat banget," tutur Suhud, salah satu warga saat dikonfirmasi Liputan6.com di lokasi.
Bangkai ikan paus ini pertama kali ditemukan oleh seorang nelayan saat hendak melaut. Saat itu, karena mencium bau tak sedap, ia pun mencoba mencari sumber bau tersebut, benar saja seekor ikan raksasa ditemukan dalam keadaan mati.
"Katanya baru ditemukan pagi tadi mas, tapi mungkin matinya sudah lama ya karena sudah busuk dan kepalanya enggak ada,” tambahnya.
Uniknya, meski telah mengeluarkan bau busuk, tapi puluhan warga dari berbagai daerah di Kecamatan pasirian ini justru berdatangan, meski hanya untuk melihat dari dekat ikan langka ini.
"Penasaran saja mas, jarang-jarang soalnya ada kesempatan lihat paus langsung,” tambah Yati, salah satu warga Candipuro yang juga datang ke lokasi.
Sebelumnya, pada Oktober 2018 lalu, seekor ikan paus yang diperkirakan memiliki panjang 20 meter dan berat 20 ton juga ditemukan terdampar di Pantai Kajaran, Desa Bago, Kecamatan Pasirian, Lumajang.
Advertisement
Selanjutnya
Belum diketahui pasti penyebab kematian ikan paus ini. Kematian ikan paus ini merupakan kali kedua yang terjadi di pesisir pantai selatan Lumajang. Sementara aparat kepolisian setempat mengaku masih akan melakukan penyelidikan, perihal dugaan perburuan liar pada fauna laut yang dilindungi ini.
"Karena ini sudah kali kedua, kita akan coba selidiki dulu mas perihal kemungkinan-kemungkinan itu," terang Kapolres Lumajang, AKBP Muhammad Arsal Sahban saat dikonfirmasi via sambungan telepon.
Ikan paus biru ini merupakan mamalia laut besar yang hidup di hampir seluruh samudra dunia, tak terkecuali Perairan Laut Hindia – Indonesia.