Liputan6.com, Jakarta - Nasrudin (29) dengan sadis menusuk adiknya MR (10) hingga tewas pada Kamis 11 Juli 2019 malam. Peristiwa sadis di Kelurahan Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor itu menggemparkan warga sekitar.
Pelaku sudah diamankan polisi dan tengah menjalani pemeriksaan kejiwaannya di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Marzoeki Mahdi Bogor.
Advertisement
Menurut keluarganya, pelaku memang memiliki riwayat sakit jiwa. Pada tahun 2017, pelaku sempat rawat jalan ke RSJ Marzoeki Mahdi. Hanya saja, sejak akhir tahun 2018, pelaku sudah berhenti minum obat karena dianggap sudah sembuh.
"Sejak tahun 2018 sudah tidak lagi minum obat. Seharusnya rutin minum obat," kata Hasanudin, kakak kandung pelaku, Sabtu (13/7/2019).
Meski memiliki gangguan jiwa, Nasrudin tidak pernah mengamuk, meracau maupun bergumam tak jelas. Bahkan, adiknya yang kedua dari lima bersaudara itu rajin beribadah.
"Orangnya pendiam dan biasa saja. Makanya waktu dia minta lagi kerjaan, saya langsung datangi pemilik bengkel sandal supaya dikasih orderan bikin bahan bakunya," terang Hasanudin.
Sebelum divonis mengidap gangguan kejiwaan, Nasrudin bekerja serabutan membuat alas sandal dari spons. Hasilnya dia serahkan ke pemilik bengkel alas kaki tak jauh dari rumah pelaku untuk mendapat upah.
"Karena saya pikir tidak ada masalah, jadi malam saat kejadian saya kasih gunting buat bikin alas sandal. Ngga tahu kenapa, tiba-tiba adiknya lagi tidur ditusuk oleh Nasrudin," ujar dia.
Deri Sukandi, ketua RT setempat mengatakan, Nasrudin mengalami gangguan kejiwaan diduga karena mendalami ilmu kebatinan. Namun, dirinya tidak mengetahui sejak kapan pelaku mendalami ilmu kebatinan tersebut.
"Mungkin amalannya salah atau gimana. Kalau setiap habis salat memang dia paling lama ngewirid," kata dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Awal Kejiwaannya Mulai Terguncang
Kondisi kejiwaannya mulai terguncang semenjak Suyatmi (49), ibunya sakit-sakitan. Seminggu dua kali, dia yang sering mengantar ke rumah sakit dan membiayai pengobatan.
"Mungkin dari situ mulai stres karena mikirin kondisi ibunya terus. Bapaknya juga kan sudah meninggal," ucap Deri.
Tak sedikit warga yang menduga aksi penusukan dipicu karena dua hari sebelum kejadian Nasrudin kehilangan sepeda motor. Kejadian ini memicu kondisi psikis pelaku kembali terganggu.
"Banyak yang bilang begitu, keluarganya juga bilang kemungkinan begitu karena bingung mau nganter orderan sendal ga ada motor, hilang," kata Deri.
Sebelumnya, Nasrudin (29) menusuk adiknya yang bungsu MR (10) saat tidur lelap disamping AR (14) kakaknya di ruang tamu, depan televisi, Kamis, 11 Juli, sekitar pukul 22.00 WIB. Sedangkan ibunya yang sedang sakit, terlelap tidur di kamar.
Saat sedang memotong spon bahan untuk sandal, Nasrudin secara tiba-tiba menusuk dada dan perut adiknya yang bungsu dengan menggunakan gunting.
AR yang sedang tertidur lelap terbangun dan langsung berteriak histeris melihat adiknya sudah bersimbah darah. Sementara pelaku masih duduk dekat keduanya.
Teriakan dari rumah korban mengundang reaksi warga. Mereka berhamburan keluar dan berupaya menolong korban dengan membawanya ke rumah sakit. Namun, nyawa korban tak tertolong. Saat tiba di RS Ummi, korban meninggal dunia akibat luka tusukan di dada dan perutnya.
Advertisement