Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah warga menolak gedung eks Kodim Kalideres Jakarta Barat, dijadikan lokasi penampungan para pencari suaka.
"Di sini dekat dengan sekolahan nanti mengganggu aktivitas anak-anak belajar. Itu tidak bagus," ujar Budi, warga Komples Daan Mogot Baru, saat menyampaikan aspirasi di dekat penampungan, Sabtu 13 Juli 2019.
Advertisement
Budi menyatakan, pihaknya tidak menerima pemberitahuan sebelumnya terkait pemindahan ini.
"Tiba-tiba dibersihkan dan besoknya orang-orang itu datang semua," ungkapnya dikutip dari Antara.
Perkataan Budi disambut tepuk tangan warga yang berjumlah puluhan yang berkumpul di depan gedung eks Kodim. Mereka memasang beberapa spanduk penolakan di sekitar gedung, yang menyatakan warga tidak menginginkan keberadaan pengungsi.
Menurut Budi, warga kompleks mengharapkan sebelum aktivitas belajar di sekolah mulai, pencari suakadipindahkan ke tempat yang lebih layak.
"Kita demo bukan mengusir. Mereka ditaruh di sini juga tidak layak, dengan jumlah 1.100 orang. Mereka kemarin mandi dan makan saja teriak-teriak, kalau nanti ribut ke luar bagaimana?" ujarnya.
Warga lain bernama Deo mmenyatakan, jumlah pengungsi yang banyak dan ketiadaan jaminan keamanan juga menjadi dasar penolakan.
"Membantu secara kemanusiaan boleh, kita semua setuju akan itu. Tapi jangan mengorbankan warga Indonesia yang setiap bulan membayar pajak," ungkap Deo.
Lokasi penampungan pencari suaka memang berada tepat di samping sekolah Dian Harapan Daan Mogot. Para pengungsi tampak bebas berkeliaran di sekitar lokasi penampungan.
"Mereka baru tidak boleh keluar setelah jam 09.00," ujar salah satu petugas pamong praja di lokasi penampungan yang menolak disebut namanya.
Menurut data terakhir terdapat sekitar 1.155 pengungsi yang terdaftar di lokasi tersebut, menurut data resmi Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).
Sebelumnya, para pencari suaka tersebut direlokasi dari daerah Kebon Sirih, Jakarta Pusat, setelah beberapa pekan tidur di badan jalan daerah tersebut.