Liputan6.com, Jakarta Sakit kepala yang dialami pria atau wanita dipicu oleh bebragai faktor, seperti sejarah kondisi kesehatan keluarga hingga usia. Meski begitu, hormon rupanya berperan pada sakit kepala yang dialami wanita.
Kadar hormon yang berubah-ubah juga bisa menyebabkan sakit kepala. Mengutip laman Healthline, sakit kepala yang muncul sebelum atau sesudah menstruasi biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon atau kadar zat besi (iron) yang rendah.
Advertisement
Hormon estrogen dan progesteron yang memiliki peran kunci dalam siklus menstruasi dan kehamilan juga bisa menyebabkan sakit kepala terkait senyawa kimia di otak. Kadar hormon estrogen yang stabil rupanya meningkatkan sakit kepala. Sementara, kadar estrogen yang menurun atau berubah bisa membuat sakit kepala semakin parah, mengutip laman Mayoclinic.
Kondisi sakit kepala ekstrem sebelum atau sesudah menstruasi biasa disebut migrain menstruasi (menstrual migraines). Simtom atau gejalanya ditandai dengan:
- mual
- muntah
- kepala terasa berdenyut-denyut
- sensasi tertekan di belakang mata yang menyakitkan
- sensitif terhadap cahaya lampu atau suara
Cara meredakan sakit kepala karena menstruasi
Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk meredakan migrain menstruasi, diantaranya:
1. Kompres es
Gunakan kompres dingin atau ice pack pada area yang terasa nyeri, di kepala atau leher. Bungkus ice pack dengan handuk sebelum menggunakannya sebagai kompres. Ini akan melindungi kulit dari paparan dingin ekstrem.
2. Relaksasi
Cobalah melakukan gerakan relaksasi untuk mengurangi kadar stres agar sakit kepala reda.
3. Akupunktur
Akupunktur bisa meringankan sakit kepala dan membantu Anda merasa lebih rileks.
4. Obat warung (over-the-counter)
Dokter mungkin akan menyarankan untuk minum obat antiradang nonsteroid seperti naproxen sodium atau ibuproven. Obat-obatan ini bisa didapat di apotek dan bisa meredakan sakit kepala dengan cepat.
Advertisement