Bakal Dijual, Jalan Tol Trans Jawa Banjir Peminat

PT Waskita Karya bekal menjual sejumlah ruas tol yang dimilikinya. Hal ini disambut baik para investor.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 15 Jul 2019, 10:30 WIB
Tol Trans Jawa Pasuruan - Probolinggo. Dok: Kementerian PUPR

Liputan6.com, Jakarta PT Waskita Karya (Persero) Tbk (kode saham: WSKT), perusahaan konstruksi sekaligus investor jalan tol, akan melakukan divestasi saham pada beberapa BUJT pemegang konsesi ruas tol. Untuk tahun ini, dua ruas tol Trans Jawa yang mulai didivestasi, yaitu Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono.

Waskita sendiri merencanakan akan menjual enak ruas tol dalam waktu dekat. Saat ini perusahaan plat merah ini memiliki saham di 18 ruas jalan tol, paling banyak di Trans Jawa.

“Saat ini, banyak calon investor dari dalam dan luar negeri yang menyatakan minatnya dan sedang kami jajaki,” ungkap Director of Business Development & QSHE Waskita Karya Fery Hendriyanto dalam keterangannya, Senin (15/7/2019).

Dia menjelaskan, Waskita berupaya mencari calon investor yang berniat membeli konsesi sebagian ruas tol secara permanen. Sebab, Grup Waskita tidak bermaksud menjadi operator tol, melainkan investor.

Saat ini, Waskita Karya melalui anak usahanya, PT Waskita Toll Road (WTR), memiliki konsesi sepanjang 1.019 kilometer (km) dari 18 ruas tol di Pulau Jawa dan Sumatera. Total investasi 18 ruas tol tersebut mencapai Rp 152 triliun. Adapun porsi ekuitas Waskita sebesar Rp 22 triliun.

Dari 18 ruas tol tersebut, sebanyak 11 ruas di antaranya telah beroperasi, yang terdiri dari 10 ruas di Pulau Jawa dan satu ruas di Sumatera. Sepuluh ruas tol itu antara lain Kanci-Pejagan (35 km), Pejagan-Pemalang (57,5 km), Semarang-Batang (75 km), Pasuruan-Probolinggo (31,3 km), dan Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (16,02 km) seksi 1B & 1C.

Kemudian, ruas tol Ngawi-Kertosono (108,02 km) seksi 1-3, Solo-Ngawi (90,43 km) seksi Kartasura-Sragen, Depok-Antasari (27,75 km) seksi 1, Pemalang-Batang (39,2 km) seksi 1, dan Ciawi-Sukabumi (54 km) seksi 1. Sedangkan di Sumatera, ruas tol Medan-Kualanamu-T. Tinggi (61,7 km) seksi 2-6.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kontrak Baru 2019

(Foto:BUMN)

Sementara itu, di lini bisnis konstruksi, Waskita berhasil mengantongi kontrak baru senilai Rp 7,2 triliun hingga Mei 2019. Perolehan kontrak baru tersebut ditopang oleh sejumlah proyek besar.

Proyek-proyek itu antara lain Bandara Juanda Rp 623 miliar, Masjid Istiqlal Rp 423 miliar, Jalan Tol Becakayu Seksi 2A senilai Rp 773 miliar, Bandara Hasanuddin Makassar Rp 422 miliar, dan Rest Area Tol Bakaheuni-Terbanggi Besar Rp 343 miliar.

Adapun potensi arus kas masuk dari aktivitas operasional Waskita selama 2019 diperkirakan mencapai Rp 55 triliun. Arus kas itu berasal dari proyek turnkey Rp 26,5 triliun yang diharapkan selesai tahun ini, serta proyek konvensional Rp 29 triliun yang terdiri dari pekerjaan proyek berbasis progres.

Selain itu, Waskita berpotensi memperoleh pengembalian dana talangan tanah sebesar Rp 7,8 triliun. Dengan demikian, tahun ini, Waskita diperkirakan mendapatkan kas masuk sekitar Rp 63 triliun.


Hadapi Persaingan, Waskita Karya Tingkatkan Kualitas SDM

Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan gedung dan jalan di Jakarta, Sabtu (10/11). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mensertifikasi 3.255 tenaga kerja konstruksi. (Merdeka.com/Imam Buhori)

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (kode saham: WSKT) mencoba terus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menghadapi persaingan tenaga kerja.

Salah satu caranya dengan melakukan pelatihan berdasarkan ISO 45001:2018 Occupational Health and Safety Management System. Kegiatan ini diikuti oleh internal auditor Quality Health Safety Environment (QHSE) baik dari segi jumlah maupun kualitasnya.

“Lebih dari 30 personil calon auditor internal QHSE ini diharapkan mampu melakukan self assessment rutin dalam mengendalikan kinerja QHSE yang unggul dan zero accident atau incident injury free,” ungkap Director of Business Development & Quality, Safety, Health and Environment PT Waskita Karya (Persero) Tbk Fery Hendriyanto kepada wartawan, Rabu (10/7/2019).

Di masa pemerintahan Presiden Jokowi, pembangunan infrastruktur gencar dilakukan. Diperkirakan hal ini masih terjadi dalam periode masa kepemimpinan kedua nanti. Ditambah, saat ini sejumlah BUMN dituntut harus berekspansi ke luar negeri.

Ditegaskan Fery, penerapan QHSE di PT Waskita Karya (Persero) Tbk telah mengikuti standar yang berlaku secara internasional. PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengikuti standar OHSAS 18001 untuk Sistem Manajemen K3 yang kemudian di tahun 2018 diperbaharui menjadi ISO 45001:2018, dan saat ini PT Waskita Karya (Persero) Tbk sedang menjalankan proses untuk mendapatkan sertifikasi ISO 45001:2018.

ISO 45001:2018 adalah standar internasional SMK3 pertama di dunia yang menetapkan persyaratan high level structure/struktur level tinggi berdasarkan ISO GUIDE 83 (“annex SL”).

"Sistem ini memfasilitasi proses implementasi beberapa sistem manajemen yang dimiliki Waskita secara lebih harmonis, terstruktur dan efektif," terangnya

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya