Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang ingin memiliki tempat tinggal tetap. Namun, beragam pilihan dan pertanyaan pasti muncul di benak. Dimana rumah terbaik yang dekat dengan kantor, memiliki harga murah, struktur bangunan terbaik, bebas banjir dan lainnya.
Ada beberapa yang lebih senang membeli rumah baru, namun ada pula yang tidak masalah dengan rumah bekas. Sebenarnya, mana yang terbaik?
Dilansir dari New Home Source, Senin (15/7/2019), berikut beberapa poin yang perlu Anda perhatikan sebelum memilih rumah baru atau bekas:
Baca Juga
Advertisement
1. Konsumsi energi
Konsumsi energi tidak cuma berlaku buat Anda yang peduli dengan lingkungan, tapi seluruh orang yang ingin menghemat pengeluaran bulanan. Nah ternyata, dari segi konsumsi energi, rumah baru justru lebih hemat.
Hal itu karena pada umumnya, proyek hunian yang digarap oleh pengembang belakangan ini memilih material yang ramah lingkungan.
Mulai dari atap baja ringan, frame jendela alumunium, batu bata atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain), sampai dengan warna cat cerah untuk memantulkan sinar matahari. Ramah lingkungan berarti sedikit energi yang dikeluarkan, sehingga Anda bisa menghemat pengeluaran bulanan.
Lain lagi dengan bangunan lama yang dibangun, mungkin, puluhan tahun lalu. Struktur rumahnya masih jadul dan belum tentu ramah lingkungan.
2. Fleksibilitas ruangan dan pemasangan kabel
Kalau Anda memutuskan membeli rumah bekas, Anda tidak perlu repot menata ulang bangunan. Semuanya sudah dipasang, mulai dari penataan ruangan, tinggi plafon, sampai dengan pencahayaan dan desain rumah ala tahun 90-an.
Sementara itu jika tinggal di rumah baru, Anda mungkin bisa mendapatkan perubahan desain sampai dengan jaminan perbaikan sesuai kesepakatan dengan pengembang. Kalau pengembang tidak menyediakan, artinya Anda harus menerima desain yang ditetapkan.
Pada umumnya perumahan baru juga dilengkapi oleh instalasi kabel bawah tanah yang membuat rumah Anda terlihat rapi dan praktis. Memang harus menunggu pemasangan, tapi Anda bisa mengendalikannya sendiri, perlukah ada penambahan instalasi atau tidak.
Advertisement
3. Biaya penggantian
Perumahan baru tentunya dilengkapi oleh material dan perabot yang baru. Mulai dari atap, jendela, countertop wastafel, dan lain-lain. Kemudian jika mengisi rumah dengan perabot baru, Anda akan mendapatkan barang-barang dengan jaminan kualitas garansi sesuai kesepatan dengan pengembang.
Tapi kalau rumah bekas, perabot dan material bangunannya tentu sudah memiliki usia tertentu yang membutuhkan pergantian dalam jangka waktu dekat.
Coba bayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk mengganti tiap perabot rumah tersebut. Jika setelah diperhitungkan biayanya sama saja, lebih baik Anda pilih rumah baru.
4. Perhitungan jangka panjang
Untuk membeli rumah baru, biasanya tersedia sistem bayar tunai dan KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Kalau Anda menggunakan skema KPR, Anda harus memikirkan soal biaya cicilan yang berubah-ubah dalam jangka waktu yang relatif panjang (sampai dengan 25 tahun), tergantung bunga.
Jika dihitung secara keseluruhan, harganya tentu lebih mahal jika dibanding membeli tunai.
Akan tetapi, jika Anda berencana untuk memiliki rumah sebagai aset investasi, rumah baru tentu memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding rumah bekas.