KEIN Usul 4 Sektor Ini Jadi Fokus Kerja Jokowi Periode Kedua

Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN) mengusulkan fokus kerja pemerintahan 2019-2024 pada empat sektor.

oleh Bawono Yadika diperbarui 15 Jul 2019, 12:45 WIB
KEIN arif Budimanta 1

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN), Arif Budimanta, mengatakan ada empat sektor yang setidaknya perlu ditingkatkan pemerintahan Jokowi di masa mendatang untuk pembangunan Indonesia.

Usulan ini disampaikan usai presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi), telah menyampaikan fokus pemerintahanya untuk 2019-2024. Visi-misi tersebut masih erat pada pembangunan ekonomi.

"Saya rasa sektor yang perlu digarap pemerintah itu. Pertama, hilirisasi agrikultur dalam konteks ini ialah di bidang kehutanan. Kedua, juga bidang maritim termasuk perikanan. Ini perlu menjadi fokus pemerintah untuk lima tahun ke depan," tuturnya di Jakarta, Selasa (15/7/2019).

Selain itu, dia menjelaskan, KEIN berharap sektor pariwisata juga perlu digenjot pemerintah guna semakin banyak mendatangkan turis asing ke pasar domestik.

"Ketiga, bidang pariwisata. Ini menjadi salah satu sumber devisa negara dengan penciptaan 10 destinasi wisata baru. Keempat ialah sektor ekonomi kreatif," ujarnya.

"Empat hal ini aja kalau difokuskan untuk pengembangan investasi akan memberi nilai tambah terhadap sumber daya alam tropical Indonesia, menambah lapangan pekerjaan. Semua sektor tersebut menyangkut ekonomi kerakyatan," pungkas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


KEIN Minta Pemerintah Evaluasi Kebijakan Pariwisata

Berwisata ke Candi Borobudur kini terbilang mudah ditempuh dan relatif murah, apalagi sekarang ada maskapai yang memiliki rute penerbangan sangat lengkap.

Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) meminta kepada pemerintah untuk memperbaiki sektor pariwisata Indonesia. Meski dalam beberapa tahun terus tumbuh, namun di tahun terahir nampaknya mulai melandai.

Ketua Pokja Industri Pariwisata Nasional KEIN, Dony Oskaria mengatakan landainya sektor pariwisata ini ditandai dengan pertumbuhan kunjungan wisman hanya 7 persenan di tahun 2018

Sejalan dengan itu, kata Dony, tingkat kunjungan yang terus meningkat kurang berkorelasi positif dengan nilai belanja wisatawan asing (spending) yang justru terus turun, dari angka USD 1300-an merosot ke angka USD 1000-an per visit. Artinya ada penurunan kualitas kunjungan.

"Melesetnya pencapaian sektor pariwisata tersebut harus menjadi bahan introspeksi menyeluruh bagi Pemerintah. Karena sektor pariwisata adalah salah satu backbone pendulang devisa yang sangat diharapkan perannya di saat neraca transaksi berjalan kita yang selalu berada di bawah bayang-bayang defisit," kata Dony, Kamis (4/7/2019).

Selain memperjuangkan kuantitas, menurut Dony, pemerintah dan semua stake holderpariwisata memikirkan perbaikan kuantitas.

Menurutnya, peningkatan jumlah wisman harus dibarengi dengan perbaikan dan pembenahan pengelolaan destinasi-destinasi utama yang ada, penciptaan atraksi-atraksi dan event-event internasional baru, dan pengerucutan strategi promosi dan pemasaran yang langsung menyasar target.


Tidak Ringan

Foto udara yang diambil 4 April 2019 ini menunjukkan Danau Toba dari kawasan Sigapitan, Sumatera Utara. Danau terbesar di Asia Tenggara yang dikelilingi tujuh kabupaten di Sumatera Utara tersebut luasnya hampir dua kali ukuran Negara Singapura. (GOH CHAI HIN / AFP)

Diakui Dony, tugas tersebut bukanlah tugas ringan. Mengingat sektor ini satu sisi sebagai sektor unggulan. Namun di sisi lain, pariwisata juga bidang yang sangat jelas domainnya dan sudah sangat komplek ruang lingkupnya. Oleh karena itu, harus dikelola secara sangat profesional dengan dukungan SDM-SDM yang kompeten di bidang pariwisata.

"Sektor pariwisata harus dijalankan oleh orang-orang yang tingkat literasi pariwisatanya sudah masuk level 'khatam' dan track record-nya di bidang yang sama juga sudah sangat mumpuni dan proven. Syarat pertama memajukan sektor pariwisata adalah dengan mendudukan SDM-SDM yang kompeten di posisi-posisi pengambil kebijakan pariwisata sampai ke level pengelola. Itulah cara pertama. Biar mereka yang merumuskan master plan pariwisata nasional dan strategi-strategi kebijakan pariwisata nasional. Itu dulu yang harus kita sepakati bersama", ucap Dony.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya