Daftar 200 Perusahaan Terbaik di Asia Versi Forbes, 2 dari Indonesia

Siapa saja perusahaan ini? Di mana sektor usaha mereka?

oleh Tommy K. Rony diperbarui 15 Jul 2019, 14:30 WIB
Kembang api menghiasi malam pergantian tahun baru 2018 di kawasan silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Senin (1/1/2018). Monas menjadi salah satu lokasi pilihan Warga Jakarta untuk merayakan malam pergantian tahun. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Dua perusahaan Indonesia yakni Kresna Graha Investama dan Pakuwon Jati berhasil menembus daftar perusahaan terbaik versi Forbes. Keduanya termasuk di daftar Asia's 200 Best Under A Billion.

Dilaporkan Forbes, daftar itu menyorot 200 perusahaan di Asia-Pasifik yang memiliki penjualan di bawah USD 1 miliar atau Rp 13,9 triliun (USD 1 = Rp 13.927) dan memiliki pertumbuhan pasar yang kuat dan konsisten.

Perusahaan Kresna Graha Investama menjadi pendatang baru dalam daftar ini. Penjualannya telah meroket 375 persen dalam tiga tahun terakhir.

"Brokerage asal Indonesia tersebut mendapat keuntungan dari meledaknya industri e-commerce di negara tersebut," jelas Forbes.

Forbes mencatat penjualan Kresna Graha Investama mencapai USD 508 juta (Rp 7 triliun) dan laba bersih sebesar USD 35 juta (Rp 487,5 miliar).

Satu lagi ada perusahaan real estate Pakuwon Jati yang memiliki penjualan USD 498 juta (Rp 6,9 triliun) dan laba bersih hingga USD 179 juta (Rp 2,4 triliun).

Untuk kapitalisasi pasar, Kresna Graham Investama memiliki nilai USD 673 juta (Rp 9,3 triliun). Kapitalisasi pasar Pakuwon Jati lebih fantastis, yaitu sekitar USD 2,1 miliar (Rp 29,2 triliun). 

Pendiri Pakuwon Jati, Alexander Tedja, juga merupakan miliarder yang kerap muncul di daftar orang terkaya Forbes. Kekayaannya kini mencapai USD 1,8 miliar (Rp 25 triliun).

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Pengusaha Ingin Pendukung Jokowi dan Prabowo Bersatu

Presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi (kanan) bersalaman dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu (13/7/2019). Prabowo mengatakan masyarakat tidak boleh lagi berseteru sebab Pilpres sudah lewat. (Liputan6.com/JohanTallo)

Pertemuan antara presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) beserta Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus seolah memberi kesejukan tersendiri di tengah panasnya tensi politik pasca masa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Aksi tersebut juga menguatkan adanya wacana rekonsiliasi tim Jokowi-Prabowo dengan kehadiran partai-partai pendukung Prabowo seperti PAN, Gerindra hingga PKS dalam kabinet kerja periode 2019-2024.

Menanggapi kemungkinan itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani tak mempermasalahkan bila ajakan rekonsiliasi ini nyata terjadi, bahkan hal itu akan lebih bagus. Dia juga menyatakan, kubu pengusaha akan berperan sebagai stakeholder yang memantau kinerja kabinet baru selama 5 tahun mendatang.

"Enggak masalah juga. Kita (asosiasi pengusaha) masuknya stakeholders. Kita akan pantau dan iringi pemerintahan baru nanti selama 5 tahun ke depan," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu, 13 Juli 2019.

"Yang penting sekarang kabinet bekerja dan masyarakat mengawal," dia menambahkan.

Adapun hal yang menjadi sorotannya yakni aksi dari kubu pendukung yang berjibaku memenangkan Prabowo meski Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengeluarkan hasil resmi yang menyatakan Jokowi sebagai pemenang.

"Saya tahu Prabowo memang nasionalis garis keras, dan enggak masalah. Orang-orang di luar itu seperti pendukungnya yang kemudian ngotot bilang Prabowo sebagai pemenang," tutur dia.


Memberi Kepastian Bisnis

Presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi (kiri) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat makan bersama di FX Sudirman, Jakarta, Sabtu (13/7/2019). Usai makan, Prabowo meninggalkan terlebih dahulu lokasi tersebut. (Liputan6.com/JohanTallo)

Namun begitu, ia kembali meyakini adanya pertemuan Jokowi-Prabowo hari ini bakal meredakan tensi politik yang belakangan memanas, sehingga bisa memberi kepastian bagi pelaku usaha di Tanah Air.

"Pasti (lebih mereda). Bukan tidak mungkin pihak oposisi seperti Gerindra juga bakal diajak bergabung (masuk kabinet oleh Jokowi)," tukas Hariyadi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya