Jumlah Penduduk Miskin Turun, Ini Penyebabnya

Faktor lain yang menekan tingkat kemiskinan adalah laju inflasi yang terjaga.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jul 2019, 14:39 WIB
Permukiman padat penduduk dan gedung bertingkat dilihat dari kawasan Jembatan Besi, Jakarta, 5 Juni 2016. Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi memicu berbagai permasalahan, dari tata ruang, kemiskinan hingga kriminalitas. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada Maret 2019 mencapai 25,14 juta orang atau sebesar 9,41 persen. Angka ini menurun sebesar 0,53 juta orang dibandingkan September 2018.

Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap turunnya tingkat kemiskinan di Indonesia. Salah satunya adalah adanya kenaikan upah nominal dan upah riil buruh tani sepanjang September 2018 hingga Maret 2019.

Dia merincikan, nominal rata-rata upah buruh tani per hari pada Mei 2019 naik sebesar 2,29 persen dibanding September 2018, yakni dari posisi Rp 52.665 menjadi 53.873. Sementara upah riil buruh tani per hari pada Maret 2019 juga naik sebesar 0,93 persen dibanding posisi September tahu lalu.

"Jika dibandingkan Maret 2018 nilai nominal dan riil upah buruh tani mengalami peningkatan masing-masing sebesar 4,41 persen dan 2,25 persen," kata Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (15/72019).

Selain itu faktor lain yang menekan tingkat kemiskinan adalah, laju inflasi yang terjaga. Selama periode September 2018 sampai Maret 2019 BPS mencatat tingkat inflasi umum yaitu hanya 1,53 persen saja.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Harga Eceran Komoditas

Pemandangan perkantoran dan permukiman padat penduduk dari kawasan Jembatan Besi, Jakarta, 5 Juni 2016. Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi memicu berbagai permasalahan, dari tata ruang, kemiskinan hingga kriminalitas. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Berdasarkan data BPS, periode September 2018 sampai Maret 2019, secara nasional harga eceran beberapa komoditas pokok antara lain ayam ras, minyak goreng, gula pasir, cabai rawit, dan cabai merah mengalami penurunan.

"Daging ayam ras turun 1,85 persen, minyak goreng turun 2,12 persen, gula pasir turun 1,22 persen, canai rawit turun 11,21 persen, dan cabai merah tutun 10,35 persen," jelasnya.

Di sisi lain, turut menyumbang terjadinya penurunan tingkat kemiskanan yakni melalui Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Di mana, TPT pada Febuari 2019 sebesar 5,01 persen mengalami penurunan dibandingkan posisi Febuari 2018 dan Agustus 2018, dengan penurunan masing-masing sebesar 0,12 persen poin dan 0,33 persen poin.

"Selanjutnya juga dikrenakan nilai Tukar Terhadap Petani (NTP) yang selalu alami peningkatan sejak Januari sampai Maret 2019 selalu berada di atas 100 persen," pungkasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya