Liputan6.com, Jakarta Pembangunan kesehatan di Indonesia mengalami perbaikan. Hal tersebut tampak pada angka Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) tahun 2018 yang mengalami peningkatan. Secara nasional, tercatat nilai IPKM pada 2013 adalah 0,5404, angka tersebut menjadi 0,6087 pada 2018.
"Alhamdulillah ternyata terjadi perubahan IPKM, terjadi suatu perbaikan atau kemajuan. Ini barangkali menjadi bukti nyata dari pekerjaan yang kita lakukan," kata Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila F. Moeloek di Kuningan, Jakarta pada Senin (15/7/2019).
Advertisement
"Ini bukti nyata bahwa kita ada perbaikan dalam pembangunan kesehatan," tambahnya.
Meski angka IPKM 2018 mengalami peningkatan, masih ada pekerjaan rumah yang harus ditangani pemerintah. Kasus penyakit tidak menular (PTM) hampir di semua daerah masih terhitung buruk.
"Kalau tidak berbuat sesuatu, PTM kita bisa naik 70 persen. PTM itu ujungnya penyakit katastropik, " kata Nila kepada awak media.
Peran serta masyarakat
Maka dari itu, tidak hanya tenaga kesehatan yang berperan untuk menangani masalah ini. Masyarakat juga harus berperan untuk mencegah PTM. Nila mengatakan, kunci utama di sini adalah pengubahan perilaku.
"Semuanya bisa ditanggulangi dengan mengubah perilaku, gaya hidup sehat, pemberdayaan masyarakat dan yang tidak kalah penting adalah kolaborasi multisektor, " kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes, Siswanto menambahkan.
Advertisement
Perbaikan kesehatan per daerah
Bila dilihat per daerah, Bali menduduki peringkat pertama IPKM di tahun 2013 dan 2018, dari 0,6503 menjadi 0,6889. Sementara Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah menyusul di empat peringkat selanjutnya.
Sementara lima peringkat IPKM 2018 terendah dari yang paling tinggi adalah Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Untuk 10 kabupaten/kota peringkat teratas dalam IPKM 2018 dari yang tertinggi adalah Gianyar, Kota Solok, Kota Magelang, Tabanan, Kota Denpasar, Badung, Kota Salatiga, Sarolangun, Sleman, dan Kota Blitar.
Sementara untuk 10 kabupaten/kota peringkat IPKM 2018 terendah dari nilai teratas adalah Pegunungan Arfak, Deiyai, Yalimo, Mamberamo Raya, Puncak, Pegunungan Bintang, Nduga, Tolikara, Dogiyai, dan Paniai.
Adapun, tujuh sub indeks dalam IPKM 2018 adalah: kesehatan balita, kesehatan reproduksi, pelayanan kesehatan, perilaku kesehatan, penyakit tidak menular, penyakit menular, dan kesehatan lingkungan.