Temuan Mengejutkan Jelajah Alam Habitat Harimau Sumatra di Rimbang Baling

Beberapa peserta jelajah alam habitat harimau sumatra di Rimbang Baling ini terlihat kecewa dengan adanya temuan ini. Mereka berharap pihak terkait menyelesaikan permasalahan ini.

oleh M Syukur diperbarui 16 Jul 2019, 16:00 WIB
Tumpukan papan diduga hasil olahan ilegal logging di Suaka Margasatwa Rimbang Baling Kabupaten Kampar. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Kampar - Ratusan pelajar dan mahasiswa dari berbagai daerah di Riau, Minggu pagi, 15 Juli 2019, menjajal jungle track Suaka Margasatwa Rimbang Baling, Kecamatan Kampar Kiri Hulu. Mereka menyusuri lebatnya hutan habitat Harimau Sumatra itu dari pinggir Sungai Subayang, tepatnya di Desa Tanjung Belit.

Tak kurang dari 8,8 kilometer harus ditempuh peserta Hari Konservasi Nasional ini. Mulai dari melewati jalan berbukitan dan melintasi anak sungai, ditemani kicauan burung saling bersahutan dari alam hutan.

Jungle track ini dipersiapkan dalam rangka mengampanyekan Rimbang Baling sebagai destinasi wisata minat khusus. Nantinya, akan dibangun jalan setapak untuk mempermudah wisawatan menyusuri keindahan alam di sana.

Hanya saja dalam jelajah alam ini, perserta menemukan satu pemandangan tak mengenakkan mata. Satu kilometer berjalan meninggalkan pinggir Sungai Subayang, ada beberapa tumpuk papan diduga hasil illegal logging atau perambahan hutan.

Hal ini menguatkan adanya illegal loging di kawasan itu bukan isapan jempol belaka. Beberapa peserta memang terlihat kecewa dengan adanya temuan ini. Mereka berharap pihak terkait menyelesaikan permasalahan tersebut.

Selain kayu, beberapa peserta juga menemukan jeriken sisa oli. Namun, tangan-tangan jahil yang berusaha membabat kayu hutan supaya dapur tetap berasap itu tak ditemukan di lokasi.

Menurut salah seorang peserta, Adrian Riska, temuan itu sudah disampaikan ke pos petugas terdekat. Jeriken oli diserahkan langsung ke petugas agar ke depannya ada tindakan.

"Kami percaya itu merupakan (hasil) illegal logging," kata Adrian.


Kepala BBKSDA: Ini Tugas Bersama

Peserta jungle track Suaka Margasatwa Rimbang Baling menyusuri anak Sungai Subayang di Kabupaten Kampar. (Liputan6.com/M Syukur)

Adrian menyebut temuan di lapangan termasuk mengejutkan. Pasalnya sebelum masuk ke lokasi, ada yang mengatakan kawasan Rimbang Baling ini belum pernah dimasuki manusia.

Ke depannya, Adrian berencana masuk lagi ke hutan ini bersama teman mahasiswanya. Dia pun berharap kesempatan pada kemudian hari tidak ada lagi temuan kayu diduga hasil illegal logging.

Terpisah, Kepala Balai Besar Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono dikonfirmasi tak menampik adanya temuan di lokasi tersebut. Dia pun menyebut hal ini sebagai pembelajaran bagi semua pihak.

"Dengan adanya temuan ini, muncul pertanyaan kok seperti ini, kok ada seperti itu. Pertanyaan seperti itu yang berubah nantinya," imbuh Suharyono.

Menurut Suharyono, kegiatan jungle track di Rimbang Baling merupakan bagian kampanyenya memberantas illegal logging dan kegiatan negatif lainnya. Oknum-oknum nakal diharap menghentikan aktivitasnya dengan banyaknya masyarakat memperhatikan Rimbang Baling.

Suharyono menyatakan, memberantas illegal logging di Rimbang Baling tidak bisa dilakukan BBKSDA sendiri. Semua unsur harus terlibat kawasan yang menjadi rumah bagi ragam satwa dilindungi ini.

"Agak sombong kalau BBKSDA mengatakan bisa mengatasinya, ini pekerjaan seluruh lapisan masyarakat," tegas Suharyono.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya