HEADLINE: 5 Tahapan Jokowi Wujudkan Indonesia Maju, Mana Paling Prioritas?

Jokowi memaparkan 5 visi misi yang menjadi prioritas dalam pemerintahannya mendatang. Namun, tentu itu tak mudah dilakukan. Ada strategi untuk mewujudkannya.

oleh Muhammad AliPutu Merta Surya PutraYopi Makdori diperbarui 16 Jul 2019, 00:04 WIB
Presiden RI terpilih 2019-2014, Joko Widodo saat menyampaikan pidato Visi Indonesia di SICC, Sentul, Kab Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/7/2019). Acara ini dihadiri sejumlah menteri kabinet kerja serta Wakil Presiden terpilih 2019-2024, KH Ma’ruf Amin. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Lima strategi besar agar Indonesia maju diungkapkan presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi di Sentul, Jawa Barat, Minggu malam, 14 Juli 2019. Di hadapan ribuan relawan, ia memaparkan lima hal prioritas untuk Indonesia lima tahun ke depan.

Kelima strategi itu mencakup infrastruktur, pembangunan SDM, investasi, reformasi birokrasi, dan penggunaan APBN tepat sasaran.

Menurut pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, program yang dituangkan Jokowi dalam visi misi sudah tepat. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu dinilai membawa harapan dan optimisme baru dalam membangun Indonesia.

"Pemimpin memang harus membangun optimisme dan harapan," ujar Ujang kepada Liputan6.com, Senin (15/7/2019).

Dia menjelaskan, program yang dipaparkan Jokowi merupakan janji-janjinya saat kampanye dalam Pilpres 2019. Namun persoalannya, ketika visi misi itu dikumandangkan, rakyat akan menunggu realisasinya.

"Bagaimana pun rakyat sudah menagih, menunggu realisasi apa yang selama ini menjadi janji kampanye Jokowi. Bukan hanya 2019, tapi juga menagih janji 2014 yang belum terlaksanakan," ucap dia.

 

Infografis 5 Visi Jokowi untuk Indonesia Maju. (Liputan6.com/Triyasni)

Kunci agar visi misi ini terwujud, menurut Ujang, terletak pada reformasi birokrasi. Karena semua lembaga baik TNI-Polri, legislatif, dan eksekutif sudah berbenah diri menjadi lebih baik.

"Selama ini yang tidak tersentuh reformasi sama sekali hanya birokrasi," ujar dia.

Ujang menegaskan, di sejumlah negara maju telah menerapkan birokrasi yang profesional dan bersih dari praktik kotor. Mereka hadir untuk melayani dan bukan ingin dilayani masyarakat.

"Pembangunan bangsa ini kan digerakkan oleh birokrasi. Kalau birokrasinya lelet dan lambat, pembangunan tak akan berjalan. Nah di kita ini, sifat birokrasinya feodal. Masih warisan zaman Belanda yang mereka ingin dilayani bukan melayani. Ini yang harus didorong," ujar dia.

Persoalan reformasi birokrasi sebenarnya telah menjadi perhatian pemerintahan Jokowi sejak 2014. Namun ini kembali ditegaskan dalam visi misi lantaran dinilainya masih belum berjalan maksimal.

"Kalau ada yang diungkap lagi oleh Jokowi, artinya ada sesuatu yang belum jalan atau lambat. Tidak boleh lagi ada birokrasi yang lambat dan menghalangi dari proses kebijakan yang sudah digariskan pemerintah," jelas dia.

Ujang juga mengungkapkan dugaan alasan Jokowi tak memasukkan isu HAM dan keadilan dalam visi misi tersebut. Dua hal ini dianggapnya sudah disampaikan dalam visi misi di KPU.

"Saya kira pidato itu kan gambaran singkat, diambil program prioritas. Soal keadilan dan HAM sudah ada di poin misi dan visi di KPU, sudah jadi bahan debat Pilpres," ujar dia.

Aktivis HAM Haris Azhar menjadi pembicara dalam bedah buku dan diskusi bertajuk “20 Tahun Reformasi di Mata Kaum Muda”, Jakarta (5/5). Acara mengulas pandangan peran generasi muda Indonesia sebagai insan penerus bangsa. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Namun Direktur Eksekutif Lokataru Haris Azhar menilai sebaliknya. Presiden terpilih Jokowi dianggapnya tidak concern pada soal penegakan hukum dan kondisi HAM.

"Saya malah khawatir pidato semalam justru menjadi lonceng penggerak untuk melanggar hukum dan makin mengabaikan hak asasi manusia, misalnya jangan halangi investor, atas nama persatuan," ujar dia kepada Liputan6.com, Senin (15/7/2019).

Haris menilai, Jokowi tidak mengajak masyarakat untuk berproduksi, tapi jadi pekerja. "Dan, kayaknya kita dipaksa untuk bermanis-manis dengan investor," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Visi Misi yang Berani

Presiden RI terpilih 2019-2014, Joko Widodo saat menyampaikan pidato Visi Indonesia di SICC, Sentul, Kab Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/7/2019). Acara ini dihadiri sejumlah menteri kabinet kerja serta Wakil Presiden terpilih 2019-2024, KH Ma’ruf Amin. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menilai, pidato Presiden terpilih Jokowi di Sentul menegaskan tentang prioritas pemerintahan ke depan. Pidato ini menunjukan arah yang jelas untuk Indonesia.

"Pidato Pak Jokowi jelas, lugas dan fokus. Tidak berbelit-belit, straight to the point dan membumi serta sesuai dengan kebutuhan obyketif bangsa ini untuk lima tahun ke depan," kata Ace kepada Liputan6.com, Senin (13/7/2019).

Dia menambahkan, pidato Jokowi menegaskan tentang prasyarat utama tegaknya kemajuan bangsa. Yaitu ideologi Pancasila yang dapat menyatukan kemajemukan dalam bingkai NKRI.

"Karena itu, penguatan pilar ideologi bangsa Pancasila mutlak dan sangat penting untuk kokohnya bangsa kita," ujar dia.

"Dengan kokoh dan tegaknya bangsa kita, maka bangsa ini dapat melakukan program-program seperti yang disampaikan Pak Jokowi," imbuh dia.

Apresiasi terhadap pidato Jokowi juga disuarakan politikus PKS Mardani Ali Sera. Menurutnya, banyak pernyataan berani yang terucap dalam visi misi Jokowi tersebut.

"Karena pemimpin memang menjadi tumpuan semua," ujar dia kepada Liputan6.com, Senin (15/7/2019).

Ali Mardani Sera (Liputan6.com/Helmi Fitriansyah)

Mardani menambahkan, dalam visi misi Jokowi banyak memberikan perhatian terhadap isu ekonomi. Ia mengaku setuju jika mantan gubernur DKI itu mencari menteri pemberani untuk membuat ekonomi kian kencang berlari.

"Tapi dalam bab penegakan hukum, perhatian masih sangat kurang," ujar dia.

Untuk itu, dia meminta Jokowi memperkuat KPK dan memastikan bahwa sinergi antarlembaga penegak hukum berjalan dengan baik.

"Cari nakhoda yang dapat memimpin penegakan hukum. Tanpa penegakan hukum yang adil dan efisien tidak ada pertumbuhan ekonomi berkualitas," ujar dia.

Mardani menambahkan, visi misi itu akan tetap berada di atas kertas jika tanpa diimplementasikan pemerintahan Jokowi mendatang. Ada tiga hal agar prioritas itu dapat terwujud.

"Pak Jokowi harus teguh memegang sikap kenegarawanan. Akan banyak pihak yang menentang karena terganggu status quo-nya. Jika akar tidak kuat, pohon kebijakan yang prorakyat akan tumbang," ujar dia.

 

Presiden terpilih Jokowi dalam pidato di Sentul International Convention Center, Minggu (14/7/2019). (Liputan6.com/ Putu Merta Surya Putra)

Kemudian, Jokowi juga harus mencari tim kerja yang satu hati. Ia bisa dapat memilih para pemberani dan pejuang.

"Jangan yang sibuk memikirkan diri dan kelompok. Jika tim ini fokus melayani rakyat, insentif elektoral pasti didapat," kata dia.

Dan terakhir, lanjut Mardani, sederhanakan lembaga dan rantai komando. Yaitu dengan berani memangkas birokrasi dan memfokuskan anggaran.

Sedangkan menurut pengamat politik Adi Prayitno, ada hal lain yang dibutuhkan Jokowi dalam mewujudkan visi misi itu. Jokowi harus tegas merealisasikan semua janji politiknya tanpa kompromi.

"Periode kedua, mestinya Jokowi jauh lebih otonom karena sudah tak ada beban politik apapun yang dipikul," ujar dia kepada Liputan6.com, Senin (15/7/2019).

Selain itu, menteri-menteri yang terpilih nanti harus all out membantunya. Mereka harus siap menghibahkan hidup matinya untuk merealisasikan semua janji politik.

"Menteri model ini adalah menteri pemberani dan jagoan yang berani mengambil risiko apapun untuk kepentingan rakyat," ujar dia.


Pidato Visi Misi Jokowi

Presiden RI terpilih 2019-2014, Joko Widodo saat menyampaikan pidato Visi Indonesia di SICC, Sentul, Kab Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/7/2019). Acara ini dihadiri sejumlah menteri kabinet kerja serta Wakil Presiden terpilih 2019-2024, KH Ma’ruf Amin. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Presiden terpilih Jokowi menyampaikan pidato visi dan misi pemerintahan lima tahun ke depan di Visi Indonesia, Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/7/2019).

Jokowi datang didampingi wakil presiden terpilih Ma'ruf Amin dan sejumlah tokoh parpol koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.

Berikut pidato lengkap Jokowi di Visi

Assalamuallaikum wr. Wb

Salam sejahtera bagi kita semua

Om swastiastu

Namo buddhaya

Salam kebajikan

Bapak, Ibu, saudara-saudara sebangsa dan setanah air.Seluruh rakyat Indonesia yang saya cintai. Hadirin yang berbahagia.

Kita harus menyadari, kita harus sadar semuanya bahwa sekarang kita hidup dalam sebuah lingkungan global yang sangat dinamis! Fenomena global yang ciri-cirinya kita ketahui, penuh perubahan, penuh kecepatan, penuh risiko, penuh kompleksitas, dan penuh kejutan, yang sering jauh dari kalkulasi kita, sering jauh dari hitungan kita.

Oleh sebab itu, kita harus mencari sebuah model baru, cara baru, nilai-nilai baru dalam mencari solusi dari setiap masalah dengan inovasi-inovasi. Dan kita semuanya harus mau dan akan kita paksa untuk mau. Kita harus meninggalkan cara-cara lama, pola-pola lama, baik dalam mengelola organisasi, baik dalam mengelola lembaga, maupun dalam mengelola pemerintahan. Yang sudah tidak efektif, kita buat menjadi efektif! Yang sudah tidak efisien, kita buat menjadi efisien!

Manajemen seperti inilah yang kita perlukan sekarang ini. Kita harus menuju pada sebuah negara yang lebih produktif, yang memiliki daya saing, yang memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan-perubahan itu. Oleh sebab itu, kita menyiapkan tahapan-tahapan besar.

PERTAMA, pembangunan infrastruktur akan terus kita lanjutkan! Infrastruktur yang besar-besar sudah kita bangun. Ke depan, kita akan lanjutkan dengan lebih cepat dan menyambungkan infrastruktur besar tersebut, seperti jalan tol, kereta api, pelabuhan, dan bandara dengan kawasan-kawasan produksi rakyat. Kita sambungkan dengan kawasan industri kecil, sambungkan dengan Kawasan Ekonomi Khusus, sambungkan dengan kawasan pariwisata. Kita juga harus menyambungkan infrastruktur besar dengan kawasan persawahan, kawasan perkebunan, dan tambak-tambak perikanan.

KEDUA, pembangunan SDM. Kita akan memberikan prioritas pembangunan kita pada pembangunan sumber daya manusia. Pembangunan SDM menjadi kunci Indonesia ke depan. Titik dimulainya pembangunan SDM adalah dengan menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak usia sekolah. Ini merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia unggul ke depan. Itu harus dijaga betul. Jangan sampai ada stunting, kematian ibu, atau kematian bayi meningkat. Tugas besar kita di situ!

Kualitas pendidikannya juga akan terus kita tingkatkan. Bisa dipastikan pentingnya vocational training, pentingnya vocational school. Kita juga akan membangun lembaga Manajemen Talenta Indonesia. Pemerintah akan mengidentifikasi, memfasilitasi, serta memberikan dukungan pendidikan dan pengembangan diri bagi talenta-talenta Indonesia.

Diaspora yang bertalenta tinggi harus kita berikan dukungan agar memberikan kontribusi besar bagi percepatan pembangunan Indonesia. Kita akan menyiapkan lembaga khusus yang mengurus manajemen talenta ini. Kita akan mengelola talenta-talenta hebat yang bisa membawa negara ini bersaing secara global.

KETIGA, kita harus mengundang investasi yang seluas-luasnya dalam rangka membuka lapangan pekerjaan. Jangan ada yang alergi terhadap investasi. Dengan cara inilah lapangan pekerjaan akan terbuka sebesar-besarnya. Oleh sebab itu, yang menghambat investasi, semuanya harus dipangkas, baik perizinan yang lambat, berbelit-belit, apalagi ada punglinya! Hati-hati, ke depan saya pastikan akan saya kejar, saya kontrol, saya cek, dan saya hajar kalau diperlukan. Tidak ada lagi hambatan-hambatan investasi karena ini adalah kunci pembuka lapangan pekerjaan.

KEEMPAT, sangat penting bagi kita untuk mereformasi birokrasi kita. Reformasi struktural! Agar lembaga semakin sederhana, semakin simpel, semakin lincah! Hati-hati! Kalau pola pikir, mindset birokrasi tidak berubah, saya pastikan akan saya pangkas!

Kecepatan melayani, kecepatan memberikan izin, menjadi kunci bagi reformasi birokrasi. Akan saya cek sendiri! Akan saya kontrol sendiri! Begitu saya lihat tidak efisien atau tidak efektif, saya pastikan akan saya pangkas, copot pejabatnya. Kalau ada lembaga yang tidak bermanfaat dan bermasalah, akan saya bubarkan!

Tidak ada lagi pola pikir lama! Tidak ada lagi kerja linier, tidak ada lagi kerja rutinitas, tidak ada lagi kerja monoton, tidak ada lagi kerja di zona nyaman. HARUS BERUBAH! Sekali lagi, kita harus berubah. Kita harus membangun nilai-nilai baru dalam bekerja, menuntut kita harus cepat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Maka kita harus terus membangun Indonesia yang ADAPTIF, Indonesia yang PRODUKTIF, dan Indonesia yang INOVATIF, Indonesia yang KOMPETITIF.

KELIMA, kita harus menjamin penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran. Setiap rupiah yang keluar dari APBN, semuanya harus kita pastikan memiliki manfaat ekonomi, memberikan manfaat untuk rakyat, meningkatkan kesejahteraan untuk masyarakat.

BAPAK IBU DAN HADIRIN YANG BERBAHAGIA, namun perlu saya ingatkan bahwa mimpi-mimpi besar hanya bisa terwujud jika kita bersatu! Jika kita optimis! Jika kita percaya diri! Kita harus ingat bahwa negara kita adalah negara besar! Negara dengan 17 ribu pulau. Dengan letak geo-politik yang strategis. Kita adalah negara yang ber-Bhinneka Tunggal Ika! Memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Demografi kita juga sangat kuat! Jumlah penduduk 267 juta jiwa, yang mayoritas di usia produktif.

Kita harus optimis menatap masa depan! Kita harus percaya diri dan berani menghadapi tantangan kompetisi global. Kita harus yakin bahwa kita bisa menjadi salah satu negara terkuat di dunia.

Persatuan dan kesatuan bangsa adalah pengikat utama dalam meraih kemajuan. Persatuan dan persaudaraan kita harus terus kita perkuat! Hanya dengan bersatu, kita akan menjadi negara yang kuat dan disegani di dunia! Ideologi Pancasila adalah satu-satunya ideologi bangsa yang setiap Warga Negara harus menjadi bagian darinya!

Dalam demokrasi, mendukung mati-matian seorang kandidat itu boleh. Mendukung dengan militansi yang tinggi itu juga boleh. Menjadi oposisi itu juga sangat mulia. Silakan. Asal jangan oposisi menimbulkan dendam. Asal jangan oposisi menimbulkan kebencian. Apalagi disertai dengan hinaan, cacian, dan makian.

Kita memiliki norma-norma agama, etika, tata krama, dan budaya yang luhur.

Pancasila adalah rumah kita bersama, rumah bersama kita sebagai saudara sebangsa! Tidak ada toleransi sedikit pun bagi yang mengganggu Pancasila! Yang mempermasalahkan Pancasila! Tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak mau ber-Bhinneka Tunggal Ika! Tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak toleran terhadap perbedaan! Tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak menghargai penganut agama lain, warga suku lain, dan etnis lain.

Sekali lagi, ideologi kita adalah Pancasila. Kita ingin bersama dalam Bhinneka Tunggal Ika, dalam keberagaman. Rukun itu indah. Bersaudara itu indah. Bersatu itu indah.

Saya yakin, semua kita berkomitmen meletakkan demokrasi yang berkeadaban, yang menunjujung tinggi kepribadian Indonesia, yang menunjung tinggi martabat Indonesia, yang akan membawa Indonesia menjadi Indonesia Maju, Adil dan Makmur.

Indonesia Maju adalah Indonesia yang tidak ada satu pun rakyatnya tertinggal untuk meraih cita-citanya. Indonesia yang demokratis, yang hasilnya dinikmati oleh seluruh rakyat. Indonesia yang setiap warga negaranya memiliki hak yang sama di depan hukum. Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi kelas dunia. Indonesia yang mampu menjaga dan mengamankan bangsa dan negara dalam dunia yang semakin kompetitif.

Ini bukanlah tentang aku, atau kamu. Juga bukan tentang kami, atau mereka. Bukan soal Barat atau Timur. Juga bukan Selatan atau Utara. Sekarang bukan saatnya memikirkan itu semua. Tapi ini saatnya memikirkan tentang bangsa kita bersama. Jangan pernah ragu untuk maju karena kita mampu jika kita bersatu!

Terima kasih,

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya