Liputan6.com, Teheran - Iran, padai Senin (15/7), mengancam akan mengembalikan program pengembangan nuklirnya hingga ke taraf pra penandatanganan pakta pembatasan program nuklir dengan enam negara.
Langkah itu dilakukan Iran jika ke-enam negara penandatangan tidak membantu perekonomiannya yang terpuruk akibat sanksi Amerika Serikat.
Baca Juga
Advertisement
Keenam negara yang menandatangani perjanjian itu adalah Amerika, Inggris, Perancis, Jerman, Russia dan China.
"Jika negara-negara Eropa dan Amerika tidak mau melaksanakan tugas mereka, kami akan mengurangi komitmen kami dan mengembalikan kondisi seperti empat tahun lalu," ucap juru bicara Badan Tenaga Atom Iran Behrouz Kamalvandi sebagaimana dikutip oleh kantor berita resmi Iran, IRNA.
"Ini bukan tindakan keras kepala, melainkan untuk memberi kesempatan kepada diplomasi supaya pihak lain kembali ke akal sehat dan melaksanakan tugas mereka," lanjut Kamalvandi seperti dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (16/7/2019).
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, Iran akan tetap memenuhi komitmennya pada perjanjian tadi selama negara penandatangan yang lain berbuat sama.
Sementara itu, menteri luar negeri Inggris Jeremy Hunt mengatakan "perjanjian itu belum mati," dan meskipun peluang untuk mencari pemecahan bagi krisis yang meliputi perjanjian itu mengecil, masih mungkin mempertahankannya.
Simak video pilihan berikut:
Negara Kunci Eropa Ajak Selamatkan Pakta Nuklir Iran
Prancis, Inggris, dan Jerman khawatir bahwa pakta multilateral untuk membatasi ambisi nuklir Iran yang diteken pada 2015 akan hancur berantakan. Kekhawatiran mereka dipicu oleh meningkatnya ketegangan antara negara Barat dengan Iran di Teluk Persia.
"Kami percaya bahwa saatnya telah tiba untuk bertindak secara bertanggungjawab dan mencari cara untuk menghentikan eskalasi ketegangan dan melanjutkan dialog," lanjut pernyataan itu, seperti dikutip dari Euronews, Senin (15/7/2019).
Ditandatangani tepat bulan ini 4 tahun lalu, Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) atau "Iran nuclear deal", merupakan pakta kesepakatan yang dibentuk antara Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB (China, Prancis, Rusia, Inggris, AS) plus Jerman dan Uni Eropa.
Menurut pakta itu, Iran dituntut untuk mengurangi stok uranium hingga 98 persen dan berhenti menjalankan program pengembangan senjata nuklir. Kepatuhan Iran akan ditukar dengan pencabutan sanksi dari para negara penandatangan.
Oleh karenanya, ketiga negara mendesak agar seluruh pihak menahan diri dari tindakan yang bisa meningkatkan eskalasi. Mereka juga mengajak seluruh pihak untuk kembali ke meja perundingan.
"Risikonya sedemikian rupa sehingga semua pemangku kepentingan perlu menahan diri dan mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan mereka," bunyi pernyataan bersama Prancis, Inggris, dan Jerman yang ditandatangani bersama pada Minggu 14 Juli 2019.
Advertisement