Liputan6.com, Blora - Siti Masiroh, bayi berusia 6 bulan penderita hidrosefalus, warga Dukuh Wotrangkul RT 4 RW 1, Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, terancam menjadi gelandangan.
Pasalnya rumah yang sehari-hari ditempati orangtua Siti, Rahmad Zanuar Zaki dan Darsi, sudah terjual Rp14,5 juta. Uangnya digunakan untuk biaya pengobatan Siti Masiroh.
Dua bulan lagi mereka harus mengosongkan rumah, sang pembeli akan menempatinya. Mereka pun kini bingung akan tinggal di mana nantinya.
Baca Juga
Advertisement
Sementara kondisi kepala bayi Siti semakin membesar. Orangtua Siti masih menunggu aktivasi kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk bisa merujuk bayinya ke rumah sakit yang lebih besar.
"Ini kami belum mempunyai KIS karena masing menunggu. Kalau akte kelahiran dan Kartu Keluarga kami sudah ada," kata Darsi, Senin (15/7/2019).
Darsi mengaku, beberapa waktu lalu Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Kabupaten Blora datang menjenguk bayi Siti.
"Kemarin dari Dinas ngomong akan membantu agar dibuatkan KIS, tapi kami belum dikabari lagi," ungkapnya.
Darsi hanya bisa pasrah atas keadaan yang mereka alami. Kata dia, untuk berobat Siti Masiroh biayanya mahal dan tak bisa jika tidak ada bantuan dari pemerintah.
"Sekarang sudah tidak ada yang bisa dijual lagi, ya pasrah mas," katanya.
Darsi berharap semoga ada keajaiban bagi anaknya. Lebih-lebih, kata dia, ada dermawan yang mau membantu biaya pengobatan anaknya.
"Yang penting anak saya mas, bisa sembuh sudah bersyukur. Soal makan tidak kami pikirkan. Ada nasi dimakan nasi, ada air diminum air, apa adanya saja," katanya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Lilik Hernanto mengatakan, belum bisa berbuat banyak lantaran Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang ditunggu-tunggu memang belum jadi.
"Belum, nanti kalau sudah jadi tak kabari," katanya singkat.
Sebelumnya, Lilik Hernanto juga mengatakan, bayi Siti belum memiliki KIS sehingga tidak berani merujuk secara langsung. Sebab biaya pengobatan yang diderita Siti Masiroh cukup mahal.