Gempa Bali Tak Pengaruhi Penyaluran BBM dan Elpiji

Pertamina memastikan penyaluran BBM dan Elpiji di Bali pasca gempa bermagnitudi 5,8 tetap berjalan normal

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 16 Jul 2019, 12:15 WIB
Pekerja mereproduksi tabung gas elpiji 3 kg di Depot LPG Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (29/1). Pemerintah dan Badan Anggaran DPR menyepakati kenaikan anggaran subsidi energi di 2019 dari Rp 156,6 triliun menjadi Rp 160 triliun. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) memastikam, penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Elpiji di Bali masih berjalan normal, pasca gempa bali dengan magnitudo 5,8 yang mengguncang wilayah tersebut.

Unit Manager Communication & CSR Pertamina Marketing Operation Regional (MOR) V Rustam Aji mengatakan, Kegiatan penyaluran BBM Dan Elpiji di Bali masih berjalan normal.

"Alhamdulillah penyaluran BBM dan Elpiji masih normal," kata Rustam, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Selasa (16/7/2019).

Menurut Rustam, berdasarkan pemeriksaan pasca terjadinya gempa yang terjadi pada Selasa (16/7/2019) Pukul 07.18 Wita, kondisi sarana dan fasilitas penyaluran BBM dan Elpiji milik Pertamina tidak mengalami kerusakan akibat gempa.

"Sehingga penyaluran BBM maupun Elpiji tetap dapat dilakukan secara normal dan lancar," ujarnya.

Dia menyebutkan, sarana dan fasilitas tersebut adalah Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU), Termina BBM Manggis, seluruh Stasiuan Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE).

"Seluruh sarana dan fasilitas SPBU dan SPBE di Bali dalam kondisi aman dan baik," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pasokan Listrik di Bali Normal Usai Diguncang Gempa Magnitudo 5,8

Puing-puing dari bangunan gapura Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Nusa Duaakibat gempa di Bali, Selasa (16/7/2019). Gempa Magnitudo 5,8 yang mengguncang Bali dilaporkan terasa hingga ke Lombok dan wilayah Jawa Timur, seperti Jember dan Lumajang. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

PT PLN (Persero) menyatakan pasokan listrik Bali tetap normal usai gempa yang mengguncang wilayah tersebut dengan magnitudo 5,8, pada Selasa (16/7/2019) Pukul 17.18 Wita.

General Manager PLN Distribusi Bali Nyoman Astawa menyatakan, saat ini kondisi pasokan listrik di Bali berjalan normal, tidak ada yang mengalami pemadaman akibat gempa.

"Alhamdulillah aman, tidak ada pemadaman akibat gempa," kata Nyoman, saat‎ berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Selasa (16/7/2019).

Menurut Nyoman, pasca gempa sebagian wilayah Bali tepatnya di Nusa Dua sempat mengalami pemadaman, namun saat ini pasokan listrik di wilayah tersebut sudah k‎embali normal.

"Sempat sebagian Nusa‎ Dua padam," ujarnya.

Pemadaman disebabkan Trafo Unit I di Nusa Dua pengalami gangguan (trip), tetapi masalah tersebut dapat diatasi dalam waktu cepat. Sehingga masyarakat kembali menikmati listrik dengan normal.

"Hanya sempat Trafo Unit 1 Nusa Dua trip, tapi sudah masuk normal kembali," tandasnya.


Gempa 5,8 Magnitudo Guncang Bali, Warga Berhamburan

Pemuka agama memantau kerusakan pada bagian candi yang runtuh akibat gempa di Pura Lokanatha, Denpasar, Bali, Selasa (16/7/2019). Gempa Magnitudo 5,8 yang mengguncang Bali tidak menimbulkan korban jiwa, tapi sejumlah bangunan di beberapa kawasan mengalami kerusakan. (AP/Firdia Lisnawati)

Untuk diketahui, gempa mengguncang Bali. Getaran cukup keras dirasakan warga. Akibatnya, sejumlah warga berhamburan ke luar rumah.

Seperti di Dusun Wanasari, Jalan Ahmad Yani Selatan Denpasar. Sejumlah warga yang panik dengan kencangnya guncangan gempa berlari ke luar rumah.

Sejumlah siswa di sekolah juga panik ke luar kelas.

Laporan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, kekuatan gempa 6,0 magnitudo terjadi pada pukul 07.18 Wita.

Lokasi gempa 9.11 LS,114.54 BT (83 kilometer Baratdaya Nusa Dua-Bali dengan kedalaman 68 kilometer. Kendati begitu, gempa tidak menimbulkan tsunami.

Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi ini berkekuatan M 6 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M 5,8. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,08 LS dan 114,55 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 80 kilometer arah selatan Kota Negara, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali pada kedalaman 104 kilometer.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya