Gerhana Bulan Sebagian Sambangi Indonesia Besok

Gerhana bulan sebagian akan terlihat pada Rabu dini hari di sejumlah wilayah Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jul 2019, 14:47 WIB
Mitos gerhana bulan. (Ilustrasi: Bintang.com/Bambang E.Ros)

Liputan6.com, Jakarta - Gerhana bulan sebagian atau parsial diprediksi terjadi besok, Rabu, 17 Juli 2019. Fenomena ini akan terlihat pada Rabu dini hari di sejumlah wilayah Indonesia.

Gerhana bulan terjadi ketika sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Saat itu, Bumi sedang berada di antara Matahari dan Bulan, pada satu garis lurus, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai Bulan karena terhalangi oleh Bumi.

"Gerhana bulan sebagian dimulai pukul 03.02 sampai 05.59 WIB," ujar Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin dilansir dari situs resmi Lapan.

Untuk wilayah DKI Jakarta, durasi gerhana bulan sebagian akan berlangsung selama 4 jam 28 menit.

Proses awal gerhana dimulai pada pukul 01.43 WIB, gerhana sebagian pukul 03.01 WIB, puncak pada pukul 04.30 WIB, dan berakhir pada pukul 06.11 WIB.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Dapat Dilihat secara Kasat Mata

Bulan tampak berwarna merah darah saat terjadinya fenomena gerhana bulan total di atas langit Tel Aviv, Israel,, Jumat (27/7). Gerhana bulan terlama pada abad ini dapat disaksikan di seluruh dunia dengan mata telanjang. (AP/Ariel Schalit)

Selain Ibu Kota, gerhana bulan sebagian bisa juga diihat di wilayah Medan, Sumatera Utara dengan durasi gerhana mencapai 4 jam 45 menit. Awal gerhana terjadi pukul 01.43 WIB, gerhana sebagian pukul 03.01 WIB. Puncak pukul 04.30 WIB dan akhir gerhana pukul 06.29 WIB.

Untuk Makassar, Sulawesi Selatan durasi gerhananya 3 jam 34 menit. Awal gerhana di wilayah ini mulai terjadi pada pukul 02.43 WIT, mulai gerhana parsial pukul 04.01 WIT, puncak gerhana sebagian pukul 05.30 WIT dan akhir gerhana pukul 06.18 WIT.

Menurut Peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN Rorom Priyatikanto, fenomena gerhana bulan sebagian dapat disaksikan secara langsung dengan kasat mata.

"Tetapi akan lebih baik menggunakan teleskop dan kamera," ujar Rorom.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya