Liputan6.com, Jayapura Akhirnya, warga 12 kampung di Distrik Sawa Erma, Kabupaten Asmat menikmati bahan bakar minyak (BBM) murah. Adalah SPBU di Kampung Sawa yang baru diresmikan hari ini, Selasa (16/7/2019) oleh BPH Migas dan Pertamina MOR 8 Papua-Maluku yang telah resmi menyalurkan BBM subsidi satu harga.
Artinya, warga setempat saat ini dapat membeli BBM dengan harga yang sama di wilayah Indonesia lainnya, yakni per liter premium dibeli dengan harga Rp 6.540 dan solar per liter dapat dibeli dengan Rp 5.150.
Kepala Kampung Er, Primus Satu, 42 tahun, menyebutkan dulunya warga membeli harga bbm per liter seharga Rp10 ribu hingga Rp15 ribu. Namun jika BBM sedang sulit didapat maka harga per liter bisa dibeli dengan Rp50 ribu per liter, baik untuk premium atau solar.
"Sebelum ada SPBU Kompak ini, kami beli BBM di Agats, ibu kota Kabupaten Asmat. Terkadang kami juga membeli di pengecer, jelas harganya lebih mahal karena bukan subsidi dari pemerintah," kata Primus yang ditemui pada peresmian SPBU Kompak di Kampung Sawa, Selasa (16/7/2019).
Baca Juga
Advertisement
Ia berharap dengan diresmikan SPBU Kompak, maka beban warga untuk mendapatkan BBM murah sudah terpenuhi. “Kami ingin SPBU ini jalan terus, jangan berhenti pelayanannya, agar kami tetap bisa menikmati BBM satu harga,” jelasnya.Komite BPH Migas, Lobo Balia menyebutkan adanya BBM satu harga sampai pelosok Papua, salah satunya di Distrik Sawa Erma dimaksudkan untuk menciptakan energi yang berkeadilan.
“BPH Migas yang mengatur BBM sampai ada disini, sementara Pertamina adalah satu-satunya badan usaha negara yang membagikan BBM ke seluruh pelosok Indonesia,” kata Lobo yang ikut dalam meresmikan SPBU Kompak di Kampung Sawa.
Lobo menambahkan dengan adanya BBM satu harga sampai di Distrik Sawa Erma menjadi suatu kebijakan dari Presiden Joko Widodo untuk memberikan pemerataan harga BBM sampai pelosok negeri, termasuk kepada warga di Papua.
“Bayangkan dulunya warga membeli BBM di Agats yang jaraknya 1,5 jam hingga 2,5 jam perjalanan dengan transportasi sungai. Tapi, kini dengan adanya stasiun ini tak perlu lagi beli BBM jauh di kota,” jelasnya.
BPH Migas meminta kepada Pemda Asmat, kepolisian dan masyarakat menjaga SPBU Kompak dalam menyalurkan BBM subsidi satu harga agar tepat sasaran dan dinikmati warga.
“Semua pihak harus menjaga agar BBM ini dapai dinikmati kepada warga yang membutuhkannya dan tepat sasaran, agar tak ada lagi pengecer yang menyebabkan harga BBM selangit,” urainya.
Terbukanya Keterisolasian
General Manager MOR VIII PT Pertamina (Persero), Gema Iriandus Pahalawan menjelaskan Pertamina menjalankan tugas untuk membuka aksesibilitas dan ketersediaan serta menyediakan energi yang berkelanjutan bagi masyarakat, khususnya pada wilayah yang sulit dijangkau dan menantang, salah satunya adalah Kabupaten Asmat, terkhusus di Distrik Sawa Erma yang memiliki karakteristik bentang sungai yang luas dan berkelok.
“SPBU Kompak Satu Harga di Distrik Sawa Erma adalah wujud komitmen Pertamina dalam mendukung program Pemerintah mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sesuai dengan sila ke-lima Pancasila," ujar Gema dalam sambutannya.
Sebelum adanya titik BBM Satu Harga di wilayah ini, masyarakat Distrik Sawa Erma memperoleh BBM untuk transportasi dan kebutuhan harian dari lembaga penyalur terdekat yakni sejauh 20 kilometer, sehingga membuat harga BBM di pengecer menjadi sangat mahal berkisar Rp25 ribu hingga Rp50 ribu.
“Harapan kami, kehadiran titik BBM Satu Harga dapat menekan harga kebutuhan masyarakat karena harga BBM sudah sama dengan wilayah lainnya di Indonesia. SPBU Kompak di Kampung Sawa adalah tonggak sejarah dan masyarakat dapat membantu mengawasi penyalurannya,” ujar Gema.Lanjut Gema, Pertamina MOR VIII selalu siap dan bersedia menyalurkan BBM hingga ke pelosok negeri. Saat ini SPBU di Kampung Sawa menyediakan BBM jenis premium 30 ribu liter dan solar 10 ribu liter per bulan yang disubsidi pemerintah.
Jika BBM subsidi ini tak mencukupi karena dibatasi, maka Pertamina dapat memberikan jenis BBM lainnya yang mutunya lebih bagus yakni pertalite, pertamax dan dexlite yang dapat diberikan dengan kuota berapapun karena bukan merupakan BBM subsidi
“BBM jenis ini harganya pun tak berbeda jauh, berkisar Rp 1.000 – Rp 2.000 per liternya. Bahkan BBM pertalite, pertamax dan dexlite dapat menjaga kualitas mesin dan kecepatan,” jelasnya.
Sementara itu, Assisten III Pemkab Asmat, Syamsul Agas berterima kasih kepada pemerintah dengan adanya BBM satu harga di Distrik Sawa Erma.
“Kami yakin dengan adanya BBM satu harga dapat memrbantu perekonomian warga, karena harganya sudah jauh lebih murah dari sebelumnya,” ujarnya.
Terlebih sebagian besar masyarakat di Asmat melakukan aktifitas harian dengan transportasi sungai yang akan terbantu dengan hadirnya BBM satu harga.
SPBU Kompak 86.997.10 diKampung Sawa Distrik Sawa Erma memasok BBM dari titik suplay TBBM Merauke yang ditempuh dengan perjalanan multimoda darat dan laut atau sungai dari TBBM yang diangkut menggunakan mobil tangki dengan kapasitas masing-masing 5 KL, kemudian menggunakan kapal berkapasitas 350 KL yang ditempuh selama 3 hari perjalanan Merauke-Asmat. Sebelum tiba di SPBU Kompak yang terletak di pinggiran sungai.
Advertisement