Lensa Academy Cari Jagoan Fotografi dan Sinematografi Udara

Lensa Academy kembali mencari ahli-ahli di bidang sinematografi.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jul 2019, 00:30 WIB
Para peserta yang mengikuti Lensa Academy

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa tahun belakangan, kehadiran drone menjadi fenomena di dunia fotografi dan sinematografi. Dengan kemampuannya mengudara, drone memberikan perspektif baru yang selama ini tak bisa dijangkau lensa. Alhasil, drone menjadi tren yang semakin diminati para pemburu visual demi mendapatkan gambar dengan lanskap yang luas dan berkesan megah. 

Fenomena drone ini juga ditangkap oleh Lensa Academy, sebuah program yang digagas oleh Lensa Community dalam menggali dan memperkaya kemampuan para pegiat seni visual berbasis lensa untuk menghasilkan karya yang berkualitas. Dalam gelaran workshop & competition yang keempat tahun ini di Kota Surabaya, Lensa Academy 2019 mengangkat tema “Beyond Fly & Shoot” yang mengulas semua hal berkaitan dengan fotografi udara menggunakan drone.

Tak sembarangan, Lensa Academy menghadirkan para drone expert sebagai pemateri yakni Irwan Baidowi atau lebih dikenal One Glove dan juga Ganang Aditama. “Dalam Lensa Academy di Surabaya ini kita sharing bareng tentang drone. Mulai dari yang basic yaitu teknik mengemudikannya, hingga yang lebih expert yakni mengeksplorasi kemampuan dan fitur drone untuk mendapatkan tangkapan visual yang baik dan menarik,” ungkap One Glove di sela acara Lensa Academy di Geldboom, Mulyorejo, Surabaya pada Minggu (14/7/2019).

Dengan pengalamannya, One Glove berbagi ilmu seputar teknik mengemudikan drone. Seperti diketahui, teknik mengemudi drone menjadi hal yang sangat critical dalam fotografi dan sinematografi udara. Sementara itu, Ganang Aditama mengulik lebih dalam lagi tentang creative shoot menggunakan drone. Sinergi dua pemateri ini diharapkan bisa semakin memperkaya para droner di Surabaya dan sekitarnya untuk meningkatkan kemampuan mereka.

“Di dunia audio visual, ada istilah man behid the gun. Drone itu bukan cuma diterbangkan lalu ngambil gambar begitu saja. Peserta juga harus memahami sisi creative shoot sehingga mereka bisa memaksimalkan alat yang mereka punya. Serba-serbi seperti ini yang kita eksplorasi lagi di Lensa Academy Surabaya karena ini cukup mendasar dan krusial,” Ganang Aditama menjelaskan.

 


Menantang

Para peserta yang mengikuti Lensa Academy

Setelah sesi workshop, Lensa Academy Surabaya juga menantang para droner berkompetisi menampilkan kemampuan dan karya terbaik mereka. One Glove dan Ganang Aditama terjun langsung menjadi juri yang menilai kemampuan mereka untuk kemudian kemudian memilih tiga peserta yang dinilai punya karya terbaik. Tiga peserta terbaik itu akan berkesempatan mengikuti “Lensa Project: Capture Vietnam” yang diadakan akhir tahun nanti. 

Pada proses kompetisi, ratusan peserta dibawa ke kompleks wisata Pagoda Tian Ti yang terletak beberapa kilometer dari lokasi workshop. Di tempat itu, mereka diminta unjuk kemampuan dalam mengendalikan drone dan juga merekam lanskap area wisata itu dengan angle-angle yang unik dan kreatif. Setelah seluruh peserta mendapatkan kesempatan, mereka diminta segera melakukan editing sehingga menghasilkan video berdurasi 1 menit.

Selanjutnya adalah saat-saat yang menegangkan dimana One Glove dan Ganang menyeleksi satu persatu karya peserta. Hasilnya, terpilihlah tiga peserta yang terbaik yaitu Danang Firmansyah (Juara 1), Adi Prasetyo (Juara 2), dan Harley MT (Juara 3).

Danang yang menjadi juara 1 menuturkan, workshop yang digelar Lensa Academy Surabaya memberikannya wawasan baru seputar perkembangan drone yang bisa langsung diaplikasikan di lapangan melalui format kompetisi. “Nah kompetisinya ini sangat menantang karena kami hanya diberi kesempatan 10 menit untuk mengambil gambar dan langsung proses editing. Karena waktunya sempit, saya sempat merasa tidak akan menang. Tapi ketika disebut sebagai juara 1, jelas saya bangga,” tutur Danang.

Kebanggaannya semakin besar mengingat ia dipiliih langsung oleh dua drone expert yakni One Glove dan Ganang Aditama. Alhasil, peluang Danang mengikuti Lensa Project: Capture Vietnam semakin terbuka lebar. “Sekarang waktunya mengasah lagi kemampuan sehingga saya bisa lolos ke Vietnam, Ilmu yang didapat hari ini pasti akan saya pertajam lagi,” tandas dia.

Hal serupa juga diutarakan Harley MT yang meraih Juara 3. Dengan peralatan seadanya, karya Harley berhasil memukau dua juri di Lensa Academy Surabaya. “Meskipun dengan alat seadanya, saya percaya diri karena ketika workshop saya dapat masukan yang sangat banyak dari dua pemberi materi. Semoga acara seperti Lensa Academy Surabaya semakin banyak sehingga bisa menjadi forum yang bagus bagi komunitas drone di Indonesia,” ujar Harley.

  

 


Program

Para peserta yang mengikuti Lensa Academy

Albert Tampemawa sebagai perwakilan dari Lensa Academy menuturkan, rangkaian Lensa Academy 2019 yang merupakan bagian dari program lensa Community ini didedikasikan bagi para pecinta seni audio visual yang haus akan ilmu demi mengembangkan bakat mereka di bidang audio dan visual. 

“Lensa Academy merupakan fasilitas bagi para pegiat seni audio dan visual untuk menggali lebih dalam keterampilan dan bakat mereka seiring dengan perkembangan tren dan teknologi. Sehingga, workshop yang diberikan pun bersifat up to date dan variatif karena kami ingin mengulik secara detail tentang seluk beluk seni audio visual itu sendiri,” tutur Albert.

Untuk itu, program Lensa Academy digelar di 10 kota di Indonesia sepanjang tahun ini. Sebelum Surabaya yang menjadi kota keempat, Lensa Academy telah lebih dulu digelar di Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta. Selanjutnya program Lensa Academy akan menyambangi Semarang, Purwokerto, Jember, Malang, Banjarmasin dan Pontianak. Pada setiap kota pelaksanaan, akan terpilih tiga peserta yang akan bersaing dengan para peserta terbaik dari kota-kota lainnya dan memperebutkan kesempatan mengikuti “Lensa Project: Capture Vietnam” di akhir tahun 2019 nanti.

“Para peserta terbaik dari lensa academy di 10 kota tersebut akan diseleksi kembali dan hasil seleksi tersebut akan diambil empat peserta terbaik yang masing-masing mewakili genre karya visual, yaitu fotografer, videografer, vlogger, dan drone pilot untuk diberangkatkan ke Lensa Project: Capture Vietnam. Mereka semua ditantang untuk berkolaborasi membuat karya visual yang paling keren, untuk kemudian dipamerkan kepada publik di Tanah Air,” tutur Albert.

Lensa Academy terbuka bagi siapa saja penggemar fotografi dan karya visual berbasis lensa. Untuk detail informasi lebih lanjut mengenai pelaksaan program Lensa Academy dan semua informasi yang berkaitan dengan dunia audio visual lainnya follow langsung Instagram @Lensacommunity.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya