Sri Mulyani Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,1 Persen di Semester I 2019

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini diproyeksikan berada di angka 5,2 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jul 2019, 17:11 WIB
Pemandangan gedung bertingkat di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (14/3). Kondisi ekonomi Indonesia dinilai relatif baik dari negara-negara besar lain di Asean. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di semester I 2019 sebesar 5,1 persen. Angka pertumbuhan ekonomi itu berdasarkan perhitungannya terhadap kontribusi berbagai indikator, yakni konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, hingga realisasi ekspor dan impor Indonesia.

Dengan demikian, outlook pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini diproyeksikan berada di angka 5,2 persen. Lebih rendah dari yang tercatat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2019, sebesar 5,3 persen.

"Kita lihat realisasi semester I dari sisi asumsi makro growth di 5,1 persen. Ini masih estimasi, karena BPS (Badan Pusat Statistik) baru akan mengeluarkan (rilis) pada Agustus. Untuk semester II 2019 growth realisasasi diperkirakan di 5,2 persen," kata dia, di ruang rapat Banggar DPR RI, Jakarta, Selasa (16/7/2019).

Dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan ditopang oleh sektor konsumsi rumah tangga. Sementara dari sektor investasi, diyakini akan mengalami pelemahan.

Pelemahan tersebut disebabkan kondisi perekonomian domestik yang terdampak tekanan dari eskternal, di mana menguatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.

"Sehingga meskipun tingkat konsumsi rumah tangga msih cukup kuat dan tumbuh tinggi, namun kami melihat untuk investasi mulai terjadi kecenderungan melambat," ujarnya.

 


Investasi Asing Melambat

Pekerja menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (7/5). Badan Pusat Statistik (BPS) melansir pertumbuhan ekonomi kuartal 1 2018 mencapai 5,06%.(Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Selain itu, didorong adanya tekanan suku bunga acuan The Fed yang tinggi, membuat investasi langsung asing mengalami perlambatan.

"Dan juga adanya tekanan suku bunga yang meningkat menyebabkan FDI (Foreign Direct Investment) mengalami perlambatan," ujarnya.

Sementara itu, inflasi semester I-2019 dilaporkan berada di level 3,3 persen secara tahunan (yoy). Dan dia memproyeksikan untuk semester II-2019 inflasi berada di level 3,1 persen yoy.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya