Liputan6.com, Jakarta - Seorang pejabat pemerintah AS mengatakan, perusahaan-perusahaan di negara tersebut kemungkinan akan kembali bisa berbisnis dengan Huawei. AS disebut akan menyetujui lisensi untuk perusahaan-perusahaan itu dalam dua hingga empat pekan lagi.
Dilansir Reuters, Rabu (17/7/2019), pemberian lisensi itu merupakan upaya baru Presiden AS, Donald Trump, untuk mengurangi pembatasan terhadap Huawei. Sebelumnya, Sekretaris Perdagangan AS, Wilbur Ross, mengatakan lisensi tersebut akan dikeluarkan ketika tidak ada ancaman terhadap keamanan nasional telah dipastikan.
Baca Juga
Advertisement
Menanggapi pernyataan Ross, dua produsen chip yang merupakan mitra penyuplai Huawei mengatakan, mereka akan mengajukan lebih banyak lisensi yang dibutuhkan. Namun, kedua perusahaan enggan disebutkan namanya.
Mantan pejabat Departemen Perdagangan AS, Kevin Wolf, meyakini akan banyak perusahaan yang ingin mendapatkan lisensi tersebut. "Karena tidak ada kerugian, perusahaan-perusahaan akan mengajukan permohonannya, seperti yang dipersyaratkan oleh peraturan," ungkap Wolf.
Juru bicara Huawei mengatakan, pembatasan entity list harus benar-benar dihapus ketimbang memberikan lisensi sementara yang diterapkan kepada para vendor AS. Huawei sendiri berulang kali menegaskan tidak ada ancaman bagi keamanan siber negara mana pun.
Huawei pada Mei lalu, ditambahkan ke dalam daftar hitam perdagangan AS. Kebijakan ini membuat perusahaan-perusahaan AS tidak bisa menyuplai barang dan jasa baru buatan negara itu, kecuali mereka mendapatkan lisensi yang kemungkinan akan ditolak.
Trump setelah bertemu dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, pada bulan lalu, mengumumkan perusahaan-perusahaan AS akan bisa kembali menjual produk mereka ke Huawei.
Huawei: Apple Jadi Panutan soal Privasi
Lebih lanjut, pendiri dan CEO Huawei, Ren Zhengfei, mengatakan kepada Financial Times, perusahaannya memang diminta oleh pemerintah Tiongkok untuk membuka kunci produk-produknya. Namun, ia mengikuti langkah Apple dan menolak melakukannya.
Dilansir Phone Arena, Zhengfei menyebut Apple sebagai panutannya soal perlindungan privasi para konsumen. CEO Apple, Tim Cook, dikenal dengan perkataannya bahwa Apple tidak akan menjadikan konsumennya sebagai produk.
Selain itu, Zhengfei mengatakan data dimiliki oleh para konsumen Huawei. Soal pelacakan itu tergantung pada operator, bukan perusahaan yang memproduksi ponsel.
Kendati telah berulang kali menegaskan komitmenya soal privasi, pemerintah AS tetap tidak mempercayai Huawei. Bahkan, Chairman Huawei, Liang Hua, sampai menawarkan untuk menandatangani dokumen "no-spy" dengan negara mana pun. AS menuding Huawei menjadi kaki tangan pemerintah Tiongkok untuk memata-matai negara lain.
"Kami tidak akan pernah melakukan hal seperti itu (menjual data konsumen). Jika kami pernah melakukannya sekali saja, AS akan memiliki bukti untuk menyebarkannya ke seluruh dunia. Lalu 170 negara dan wilayah operasional kami akan berhenti membeli produk-produk kami, dan perusahaan kami akan bangkrut," ungkap Zhengfei.
"Setelah itu, siapa yang akan membayar utang kami? Semua karyawan kami sangat kompeten, sehingga mereka akan mengundurkan diri dan memulai perusahaan mereka sendiri, lalu meninggalkan saya sendiri untuk melunasi utang kami. Saya lebih baik mati," sambungnya.
(Din/Why)
Advertisement