Liputan6.com, Kraków - SpaceX kini memiliki penjelasan terkait insiden ledakan kapsul Crew Dragon beberapa bulan lalu ketika uji coba.
Disebutkan bahwa penyebab ledakan itu adalah kebocoran komponen yang memungkinkan oksidator cair, terutama nitrogen tetroksida, memasuki tabung helium bertekanan tinggi selama pemrosesan di darat. Demikian dikutip dari Engadget, Rabu (17/9/2019).
Baca Juga
Advertisement
Ketika disalurkan melalui katup helium pada saat peluncuran sistem pelepasan, beberapa oksidator ini bereaksi dengan titanium dan hal ini memicu ledakan. SpaceX tidak menduga terjadinya reaksi antara oksidator dan titanium sebab titanium telah digunakan pada pesawat ruang angkasa selama puluhan tahun.
Guna menghindari kejadian serupa, SpaceX telah mengambil sejumlah langkah. Di antaranya menghilangkan jalur aliran potensial dalam sistem pelepasan yang akan membiarkan propelan cair memasuki sistem bertekanan.
Tidak jelas apakah ini akan berpengaruh terhadap jadwal SpaceX selanjutnya. Namun SpaceX saat ini menggunakan kapsul berbeda untuk misi berikutnya.
Proyek Satelit Internet SpaceX
Belum lama ini SpaceX sukses meluncurkan 60 satelit penyedia jaringan internet. Proyek bernama Starlink ini merupakan langkah SpaceX untuk menghadirkan koneksi internet dari luar angkasa.
Satelit-satelit itu ditempatkan di orbit rendah Bumi, yaitu pada ketinggian sekitar 550 km. Posisi ini agak lebih tinggi ketimbang posisi Stasiun Ruang Angkasa Internasional, tetapi jauh lebih rendah daripada posisi sebagian besar satelit terestrial.
Peluncuran perdana ini dilakukan untuk memberikan gambaran bagi SpaceX saat mengoperasikan satelit dalam jumlah banyak di luar angkasa. Untuk jangka panjang, jumlah satelit ditargetkan akan mencapai 12.000 unit.
Starlink akan mulai beroperasi segera setelah 800 satelit diaktifkan. Oleh sebab itu diperlukan belasan peluncuran lainnya supaya proyek ini bisa beroperasi.
(Why/Ysl)
Advertisement