Perusahaan di Jawa Timur Perlu Galakkan Program Magang, Apa Untungnya?

Salah satu program yang dikembangkan saat ini adalah pemagangan yang dapat berupa Praktik Kerja Lapangan (PKL).

oleh Liputan Enam diperbarui 17 Jul 2019, 11:00 WIB
Ilustrasi Foto Lowongan Kerja (iStockphoto)

Liputan6.com, Surabaya - Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi (BKSP) dan Kamar Dagang Industri Jawa Timur bekerja sama dengan bagian pendidikan vokasi luar negeri IHK (Kadin Jerman) mendorong kepada perusahaan yang ada di wilayah Jatim untuk mengoptimalkan keberadaan tenaga siswa magang.

Ketua BKSP Jatim, Adik Dwi Putranto mengatakan, dengan ada peserta magang di sebuah perusahaan, bisa terbantu proses produksinya.

"Selain itu, para peserta magang ini juga nantinya dididik sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan itu, nantinya kami juga akan memberikan pelatihan," katanya usai kegiatan Sharing dan Workshop bertajuk bagaimana pemagangan dapat memberikan benefit bagi perusahaan di Kantor Kadin Jatim, Selasa 16 Juli 2019, dilansir Antara.

Ia mengemukakan, Pendidikan Sistem Ganda (PSG) merupakan upaya meningkatkan kualitas pendidikan kejuruan yang relevan dengan dunia kerja.

"Peningkatan kualitas lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan hal yang dibutuhkan saat ini," kata dia.

Terlebih, kata dia, pendidikan mempunyai fungsi meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar mampu berperan lebih kreatif dan inovatif dalam pembangunan.

"Dalam pelaksanaan program PSG, pendidikan sebagian diselenggarakan di sekolah dan sebagian dilaksanakan di industri," kata dia.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga kerja, lanjut dia, diperlukan sinergi antara dunia pendidikan dan dunia usaha–dunia industri (DUDI) untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan

"Salah satu program yang dikembangkan saat ini adalah pemagangan yang dapat berupa Praktik Kerja Lapangan (PKL)," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Perlu Ada Pola dan Sistem yang Tepat

Jangan main-main pilih tempat magang. Soalnya, magang adalah tes untuk menentukan masa depan.

Ia menuturkan, masalahnya apakah kegiatan tersebut telah memberikan keuntungan bagi perusahaan selain sebagai kewajiban atau malah jadi beban.

"Untuk itu perlu ada pola dan sistem yang tepat agar kegiatan tersebut dapat memberi manfaat kepada semua pihak," kata dia.

Pada kesempatan sama, Andreas Gosche dari IHK (Kadin) Trier Jerman mengatakan, di negara asalnya, para siswa belajar selama lima hari. Dalam lima hari itu, kegiatan yang dilakukan antara lain tiga hari merupakan belajar praktik dan sisanya belajar di sekolah.

"Artinya kalau siswa tersebut sudah selesai sekolah maka sudah siap untuk masuk ke dalam dunia kerja sesuai uang dibutuhkan. Di Jerman saat ini yang banyak adalah industri manufaktur, tetapi apapun perusahaannya tetap pola pemagangan itu perlu diterapkan," kata dia.

Menurut dia, banyak keuntungan yang didapatkan di antaranya perusahaan tidak perlu lagi melakukan tes terhadap calon pegawai, karena dari siswa magang sudah diketahui bagaimana kerja yang dilakukannya.

"Termasuk kebutuhan dari perusahaan seperti apa, sudah ditetapkan sejak siswa tersebut magang di sebuah perusahaan," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya