Liputan6.com, San Mateo - Mantan Presiden Peru Alejandro Toledo, yang menghadapi dakwaan korupsi di negara asalnya, ditangkap di Amerika Serikat (AS) pada Selasa, 16 Juli 2019.
Dia ditangkap atas permintaan ekstradisi, kata otoritas AS dan Peru, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Rabu (17/7/2019).
Baca Juga
Advertisement
US Marshals Service, badan penegak hukum federal AS, segera membawa Toledo ke hadapan Hakim Thomas S Hixson di California Utara, kata Kementerian Kehakiman setempat.
Toledo diperintahan ditahan sembari menunggu sidang perdana pada hari Jumat, kata juru bicara kementerian terkait, Nicole Navax.
Kehadian Toledo di pengadilan merupakan bagian dari proses yang bertujuan mengamankan kepulangannya ke Peru, sambung kantor jaksa agung di Peru via Twitter.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Skandal Korupsi Terbesar di Amerika Latin
Toledo telah menjadi buronan di negara asalnya karena dituduh menerima suap senilai US$ 20 juta (sekitar Rp 279 miliar) dari Odebrecht, sebuah perusahaan konstruksi Brasil di pusat skandal korupsi terbesar di Amerika Latin.
Odebrecht telah mengakui membayar US$ 800 juta (sekitar Rp 11,1 triliun) kepada para pejabat di berbagai negara Amerika Latin, dengan imbalan kontrak pekerjaan umum yang menguntungkan.
Heriberto Benitez, pengacara Toledo di Lima, mengatakan kepada stasiun radio lokal RPP bahwa mereka akan berusaha menunjukkan sang mantan presiden menghadapi penganiayaan politik di Peru.
Toledo, yang membantah melakukan kesalahan, adalah presiden Peru pada periode 2001 hingga 2006, an telah tinggal di California dalam beberapa tahun terakhir.
Dia juag diketahui pernah menjadi sarjana tamu di Stanford University pada 2017, meskipun pihak institusi pendidikan terkait mengatakan itu adalah posisi yang tidak dibayar.
Advertisement
Turut Mencemari Karier Mantan Presiden Peru lainnya
Pada bulan Maret, Kantor Sheriff Kota San Mateo mengatakan Toledo ditangkap karena dicurigai mabuk di depan umum, dan sempat ditahan sebentar.
Skandal Odebrecht juga telah mencemari karier mantan presiden lainnya di Peru yang sedang diselidiki.
Pada bulan April, mantan pemimpin Alan Garcia melukai dirinya dengan tembakan di kepala, saat petugas menunggu untuk menangkapnya dalam penyelidikan korupsi terkait skandal itu.