Liputan6.com, Jakarta - Persija Jakarta menghadapi prospek melakoni persaingan degradasi Shopeee Liga 1 2019. Skenario tidak terbayangkan tersebut bisa jadi kenyataan jika Macan Kemayoran gagal memperbaiki performa.
Ismed Sofyan dan kawan-kawan sejauh ini baru mengoleksi enam angka dari tujuh pertandingan hingga Selasa (16/7/2019). Baru meraih sekali kemenangan, mereka memang hanya tertinggal satu poin di belakang Persipura Jayapura dan Barito Putera. Masalahnya, tidak ada jaminan Persija mampu menyalip rival jika penampilan tidak berkembang.
Baca Juga
Advertisement
Persija semestinya tidak berada di posisi ini. Mereka memiliki kualitas skuat hampir sama seperti musim lalu ketika menjadi juara Liga 1, jika tidak bisa dikatakan lebih baik.
Kepergian Jaimerson da Silva dan Renan Silva diatasi dengan mendatangkan Steven Paulle serta Bruno Matos. Macan Kemayoran turut merekrut Ryuji Utomo dan Tony Sucipto demi memperkuat lini belakang.
Namun, rapor pemain kunci terbilang menurun. Terbilang cuma Marko Simic yang mempertankan level. Tanpa ketajaman pemain asal Kroasia tersebut, Persija bisa jadi dalam situasi lebih buruk lagi.
Persija juga menghadapi perubahan pada manajemen. Gede Widiade (Direktur Utama) dan Rafil Perdana (Chief Operation Officer (COO) meninggalkan posisi masing-masing. Stefano Cugurra 'Teco' turut hengkang dari kursi pelatih.
Persija kini ditangani Ferry Paulus yang menunjuk Ivan Kolev sebagai nakhoda baru. Sayang sentuhannya tidak berbuah manis.
Persija terhenti di fase grup Piala AFC, gagal mengulang capaian musim lalu. Mereka juga tidak mampu mempertahankan gelar Piala Presiden. Sementara di tiga laga awal Liga 1, juara Indonesia 11 kali tersebut hanya merebut satu angka.
Pelatih pengganti Julio Banuelos tidak lebih baik. Sempat tidak terkalahkan pada tiga partai Liga 1, kelemahan pada Persija terlihat ketika dipermalukan Tira Persikabo 3-5 di Stadion Pakansari.
Nilai Positif
Satu-satunya nilai positif adalah membawa Persija lolos final Piala Presiden. Mereka bakal menghadapi PSM Makassar pada 21 dan 28 Juli. Macan Kemayoran terlebih dahulu bertindak sebagai tuan rumah.
Fokus Persija kini tertuju ke ajang tersebut. Mereka memburu kemenangan demi mengangkat moril tim menghadapi sisa Liga 1.
"Kami tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan. Kami harus bangkit lagi karena pada tanggal 21 Juli akan melakoni pertandingan final. Intinya, kami harus melupakan yang sudah terjadi. Sekarang kami fokus untuk pertandingan berikutnya," kata Banuelos seusai pertandingan melawan Tira Persikabo.
"Pelatih dan semua pemain yang di lapangan maupun yang absen, harus bangkit. Kekalahan adalah cara untuk mempelajari pertandingan. Kesalahan yang terjadi tidak boleh terulang lagi supaya kami siap tampil di final," imbuh pelatih asal Spanyol itu.
Namun, potensi kekalahan tetap membayangi. Bukan tidak mungkin hasil negatif melawan PSM bakal memengaruhi kinerja Persija di Liga 1 sehingga tetap terseret di papan bawah.
Advertisement
Klub Top Tidak Kebal
Jika benar demikian, Persija harus siap bernasib sama seperti para juara liga yang terdegradasi pada kampanye berikutnya. Klub top dunia tidak kebal akan ancaman tersebut. Buktinya adalah daftar mereka yang pernah merasakannya, yakni FC Nurnberg (Jerman), Fluminense (Brasil), AC Milan (Italia), dan Manchester City (Inggris).
Di Indonesia, Sriwijaya FC merasakannya meski tidak langsung. Juara Indonesia dua kali itu tergusur dari kompetisi musim lalu.
Macan Kemayoran punya banyak kesempatan untuk menghindari hal serupa. Mereka masih memiliki 31 pertandingan di Liga 1 2019.