Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan dukun beranak di beberapa wilayah Indonesia masih eksis hingga saat ini. Seringkali, ini juga menjadi tantangan bagi tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan bagi ibu hamil.
Meski begitu, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila F. Moeloek mengatakan bahwa keberadaan dukun beranak bisa dimanfaatkan bagi para tenaga medis.
Advertisement
"Dukun itu mendekatinya perorangan. Mereka menyentuhnya sangat kekeluargaannya tinggi," kata Nila dalam konferensi pers paparan publik Pencerah Nusantara di gedung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta pada Rabu (17/7/2019).
"Tapi dia tidak punya skill atau tingkat profesionalismenya tidak ada," tambahnya. Meski begitu, bukan berarti peran dukun menjadi tersingkirkan.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Anak Dukun Jadi Bidan
Nila mencontohkan satu daerah di mana tenaga kesehatan bisa bekerja sama dengan dukun dalam sebuah proses persalinan ibu. Dia tidak menyebutkan di mana wilayah itu.
"Jadi bidan merangkul dukun itu untuk memberikan ketenangan pada ibu yang melahirkan. Jadi dukun berada di samping ibu agar jadi lebih tenang, tapi tetap yang menolong persalinan adalah orang yang profesional," kata Nila.
Di sini, tenaga medis yang lebih berpendidikan harus jeli dalam melihat peluang semacam ini. Bukan berarti profesi dukun beranak disingkirkan.
"Itu akan menjadikan penolakan dari masyarakat. Itu yang namanya sosio budaya yang harus kita pahami," kata Nila.
"Jadi tenaga kesehatan bukan hanya sekadar mengambil pisau terus membedah. Tapi kita juga harus melihat empati kita dan sebagainya," tambahnya.
Selain itu, dia berharap agar tenaga kesehatan juga merangkul dan memberikan edukasi bagi dukun beranak. Misalnya mengenai kebersihan atau mendorong anak-anak mereka untuk menjadi seorang bidan dengan pendidikan yang lebih tinggi.
Advertisement