Hidup Harus Fleksibel, Makan Mi Instan Masih Boleh

Begini cara mengakali agar mi instan bisa menjadi sehat

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 18 Jul 2019, 08:00 WIB
Ilustrasi mi instan (iStock)

 

Liputan6.com, Jakarta - Sedang menerapkan pola hidup sehat bukan berarti tidak boleh menyantap semangkuk mi instan. Bila tahu aturan dan takaran, seporsi mi rebus atau goreng tidak akan merusak 'diet'.

"Ini juga sering ditanyakan pasien saya,'mi instan itu beneran enggak boleh, ya?'," kata dokter spesialis gizi klinis, Diana Suganda MKes dalam sebuah kesempatan belum lama ini.

Menurut Diana, kita harus hidup fleksibel. Misal di satu tempat memang tidak makanan lain dan hanya ada mi instan, masa harus kita tahan?

"Kita harus lihat konsekuensi di dalamnya. Tinggi natrium, garamnya sangat tinggi, dan kalorinya juga tinggi," kata Diana.

"Kalau sangat terpaksa, ini bukan rekomendasi saya, ya, bisa kita akali," Diana menambahkan.

 


Mengakali Mi Instan Biar Sehat

Ilustrasi mi instan (iStock)

 

Mi instan yang seringkali dinilai tidak sehat bisa diakali agar menjadi 'sehat' dengan cara air rebusannya dibuang lalu ganti dengan yang bersih, kemudian tambahkan protein seperti ayam suir dan telur.

"Mi itu baru karbohidratnya. Terus tambahkan juga sayuran, tomat potong atau sawi," kata Diana.

 


Kuah Mi Instan Biar Sehat

Inilah Alasan orang-orang sangat menggandrungi mi instan

 

Dalam kesempatan itu, Chef Steby Rafael, menyarankan agar menggati cara penyajian mi instan biar 'terasa sehat'. Bisa diolah menjadi pancake, dengan campuran bahan telur yang agak lebih banyak dan bayam.

Untuk kuahnya, Steby mengatakan bisa menggantikan campuran MSG dengan kaldu buatan sendiri.

"Kuah kaldu stok yang banyak, masukin kantong zip dibuat kecil-kecil saja per porsi. Masukkan freezer, bekukan, kalau mau makan engga usah bikin dari awal lagi, tinggal masukkan panci yang sudah dibekukan itu," sarannya.

 


Jangan Setiap Saat

Meski begitu, Diana dan Steby tidak menganjurkan untuk mengonsumsi mi instan setiap saat. Jangan mentang-mentang sudah 'sehat', konsumsinya jadi lebih sering.

"Jarang-jarang, misal sebulan sekali," kata Diana.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya