Shockbreaker Mobil Amblas, Apakah Masih Bisa Diperbaiki?

Shockbreaker atau peredam kejut menjadi salah satu komponen penunjang kenyamanan mobil

oleh Arief Aszhari diperbarui 18 Jul 2019, 05:18 WIB
Dampak terparah suspensi mobil tidak diperbaiki adalah pada kestabilan berkendara.

Liputan6.com, Jakarta - Shockbreaker atau peredam kejut menjadi salah satu komponen penunjang kenyamanan mobil. Biasanya, bagian dari kaki-kaki mobil ini berumur panjang, aatau tidak mudah rusak jika mengendarai kendaraan dengan normal.

Tapi ingat, seperti halnya komponen lain, shockbreaker juga memiliki usia pakai, dan daya redam akan semakin berkurang seiring dengan pemakaiannya.

Melansir laman resmi Suzuki Indonesia, ada tanda-tanda kerusakan shockbreaker yang bisa kita lihat dari bentuk fisiknya, seperti munculnya cairan yang keluar pada tabung shockbreaker.

Jika muncul tanda ini maka bisa disimpulkan shockbreaker tersebut sudah mengalami kebocoran. Kebocoran oli akan tampak di batang as, menjadi lebih lembab dan bagian seal shockbreaker juga akan terlihat basah.

Saat oli shock bocor dan akhirnya habis, maka pergerakan shock breaker akan semakin terhambat.

Jika pergerakan shockbreaker sudah terhambat, beberapa masalah akan muncul, seperti shock keras, atau bisa juga shockbreaker menjadi macet.

Kenapa bisa macet? Karena oli shockbreaker tidak hanya berfungsi sebagai fluida hidrolik namun juga berfungsi sebagai pelumas.

Untuk kasus di atas, solusi yang bisa dilakukan adalah oli shock bisa disuntikan lagi untuk menambah volumenya.

Namun kita harus pastikan dulu apa penyebab utama kebocoran. Kalau oli bocor karena seal yang rusak maka kita harus juga mengganti seal-nya.


Shockbreaker usang

Lalu, shockbreaker yang sudah usang juga bisa kita rasakan saat berkendara. Shock breaker 'mati' umumnya terasanya jika di jalan gelombang akan muncul bunyi jeduk-jeduk, lalu ada guncangan layaknya naik perahu.

Ini akibat daya redam kejut yang sudah berkurang dan tersisa pernya saja. Salah satu penyakit mobil yang melebihi muatan adalah shock amblas.

Jika hal ini terjadi maka kecil kemungkinannya untuk bisa diperbaiki kembali ke kondisi semula.

Jika terlalu sering menopang banyak muatan, gesekan-gesekan shockbreaker lama-lama akan panas, sehingga bisa melelehkan plastik, merusak klep-klep di dalam, dan menghambat redam kejut.

Saat posisi amblas, shockbreaker tidak mau balik lagi ke posisi awal. Saat kondisinya sudah tidak mau balik lagi ke posisi awal, ada baiknya untuk segera mengganti dengan shockbreaker yang baru.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya