Liputan6.com, Yogyakarta Bawang putih punya segudang manfaat, salah satunya menjadi alternatif obat hipertensi atau darah tinggi. Namun, siapa sangka jika penggunaan bawang putih sebagai anti hipertensi ternyata tidak dianjurkan bagi wanita hamil.
Mahasiswi Fakultas Farmasi UGM Theresia Sinta W dan Natania Ayu Sandy, serta mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan UGM Dion Adiriesta Dewanda menemukan fakta itu lewat sebuah penelitian. Penelitian ketiga mahasiswa muda ini dilakukan dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) UGM 2019 yang didanai oleh Kemenristekdikti.
Bawang putih mengandung lebih dari 200 komponen kimia, salah satunya allicin yang berfungsi menurunkan tekanan darah. Senyawa allicin memiliki mekanisme penurunan tekanan darah yang mirip dengan obat hipertensi golongan ACE Inhibitor. Obat ini menjadi sangat berbahaya jika dikonsumsi oleh ibu hamil.
Baca Juga
Advertisement
“ACE Inhibitor memberikan efek teratogenik pada janin,” ujar Natania di UGM, Rabu (17/7/2019).
Efek yang dimaksud meliputi, kegegalan pertumbuhan janin, kelainan, serta perkembangan sel tidak normal selama kehamilan yang berakibat pada kerusakan embrio. Mereka mengadakan uji coba dengan menggunakan tikus yang dikawinkan dan diberi perlakuan ekstrak bawang putih selama 14 hari.
Pengamatan dilakukan secara makropatologi, rontgen, dan scanning electron microscope untuk mengonfirmasi efek teratogenik. Hasilnya, penggunaan ekstrak bawang putih sebagai anti hipertensi berisiko buruk pada janin.
“Namun, ke depan masih perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mendukung penelitian soal bawang putih sebagai obat hipertensi ini,”ucapnya.