Liputan6.com, Jayapura -- Kepala BMKG wilayah V Jayapura, Petrus Demon Sili, merancang aplikasi Simimi yakni sistem informasi gempa bumi dan tsunami yang akan dinamai aplikasi Simimi.
Simimi dirancang sebagai tools untuk verifikasi lapang parameter intensitas gempa bumi atau dampak kejadian gempa bumi dan tsunami.
Rancangan aplikasi ini dilatarbelakangi oleh kejadian gempa atau tsunami di daerah terdampak. Aplikasi berfungsi dengan cepat untuk mengetahui keadaan terdampak yang akurat di lokasi kejadian gempa ataupun tsunami.
Rancangan Simimi dibuat oleh Petrus saat menempuh pendidikan kepemimpinan tingkat II di LAN Makassar. Ia berharap Agustus nanti aplikasi ini dapat diresmikan dan digunakan pada seluruh BMKG di Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
“Aplikasi memudahkan warga untuk melaporkan atau menggambarkan dampak dari gempa atau tsunami di daerahnya,” jelas Petrus, Rabu (17/7/2019).
Kata Petrus, selama ini BMKG hanya melakukan verifikasi lapangan dengan menggunakan telpon dan sering salah pengertian dalam mengartikan berapa besaran skala di daerah terdampak.
Setelah diluncurkan, aplikasi Simimi diharapkan memudahkan pengguna atau masyarakat dalam memberikan laporan pasca gempa atau tsunami. Keterangan yang disampaikan akan masuk secara otomatis ke dalam sistem database dampak BMKG.
"Nantinya yang menjadi percontohan adalah masyarakat di perkotaan, karena terkait dengan jaringan sistem infomasi dan komunikasi yang telah tersedia dengan baik,” jelasnya.
Apalagi pada umumnya masyarakat dapat memahami karakteristik daerahnya dengan mengetahui 12 skala intensitas. Keuntungan bagi pemerintah dalam hal ini BMKG mempunyai database dampak untuk kota-kota tertentu yang bermanfaat bagi pemerintah untuk rencana tata ruang wilayah berbasis kebencanaan, meminimalisir kerusakan pasca gempabumi ataupun tsunami