Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyoroti target ekspor yang ditetapkan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) di tahun ini. Menurut dia, target ekspor 300 ribu unit mobil yang dipatok asosiasi terlampau kecil.
"Industri otomotif ini produksinya sudah 1,2 juta unit. Produksi ini targetnya 300 ribu (ekspor). Ini target kecil sebenarnya. Karena naiknya hanya 10 persen," kata dia, dalam pembukaan 'GIIAS 2019', di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (18/7).
Menurut dia, seharusnya target ekspor Gaikindo bisa lebih tinggi dari angka yang telah dipatok. Pihaknya mematok target ekspor mobil sebesar 350 ribu unit.
Baca Juga
Advertisement
"Kami targetkan sebetulnya kalau prinsipalnya mendukung ini 350 ribu gampang," ungkapnya.
Airlangga optimistis target tersebut dapat dicapai dengan mudah. Mengingat kapasitas produksi mobil yang akan terus meningkat serta adanya kerja sama perdagangan dengan negara-negara tetangga.
"Kapasitas (produksi) kita bisa 2 juta. Apalagi kita sudah FTA dengan Australia. Tentu mudah untuk kita capai," tandasnya.
Sebelumnya Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan, pada 2018 Indonesia berhasil mencatatkan ekspor mobil secara utuh (CBU) sebesar 264.553 unit. Angka ini tumbuh 14,44 persen jika dibandingkan 2017.
Hingga Mei 2019, pertumbuhan ekspor tercatat sebesar 20 persen. Untuk keseluruhan di 2019, pihaknya menargetkan bakal mengekspor 300 ribu unit mobil.
"Kita melihat ekspor kita tumbuh dengan pesat. Yang keluar negeri (ekspor mobil) jalan dengan baik. Tahun 2018 tumbuh sekitar 14 persen dibandingkan tahun 2017. Tahun 2019 ini tumbuh hampir 20 persen dibandingkan 2018, sampai bulan Mei. Nah mudah-mudahan sampai akhir tahun, kami menargetkan kalau bisa ekspor sekitar 300 ribu," kata dia, saat ditemui, di Jakarta.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Peluang Terbuka Lebar, SUV Toyota Indonesia Siap Diekspor ke Australia
Perjanjian kerjasama ekonomi komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) sudah ditandatangani. Dengan kesepakatan kedua negara tersebut, diharapkan mampu membuka lebih lebar peluang menggenjot ekspor kendaraan menuju Negeri Kanguru.
Sebelumnya Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto menjelaskan, pasar ekspor ini bisa membuka tambahan pasar kendaraan hingga 1,2 juta unit sampai 1,5 juta unit hingga 2025 mendatang.
Selain itu, pasar ini tidak hanya untuk mesin konvensional, tapi juga kendaraan listrik, mulai dari hybrid, plug-in hybrid, dan listrik penuh.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Warih Andang Tjahjono, untuk ekspor ke Australia ada yang harus dipersiapkan.
Meskipun begitu, untuk syaratnya sendiri memang sudah dipenuhi oleh raksasa asal Jepang tersebut.
"Ada satu hal yang harus dilihat, meskipun lokal konten oke, dan model yang cocok. Harus dipenuhi, safety Euro standart karena berbeda sedikit. Namun, karena Toyota (prinsipal) juga sudah ekspor ke Australia, tidak masalah," ujar Warih di sela-sela perhelatan IIMS 2019, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (25/4).
Lanjutnya, meskipun begitu, standar keselamatan untuk Australia sejatinya tidak sulit. Pasalnya, sudah diimplementasikan di kendaraan Toyota. Meskipun, ada yang harus dipersiapkan untuk model yang ada.
"Model SUV memang paling cocok. Model Toyota kan banyak, dan juga termasuk electric vehicle, tidak hanya konvensional," pungkasnya.
Advertisement
Mobil DFSK Produksi Cikande Mulai Diekspor Tahun Ini
Liputan6.com, Jakarta - PT Sokonindo Automobile (DFSK) Indonesia mulai menargetkan penjualan yang cukup tinggi di Indonesia. Tidak main-main, pabrikan asal Cina ini berharap mampu menjual 12 ribu unit kendaraannya tahun ini, dengan mengandalkan berbagai model andalannya, seperti Glory 580 dan Glory 560.
Dijelaskan Managing Director of Sales Centre of PT Sokonindo Automobile, Franz Wang, target tersebut cukup realistis dengan ditunjang pertumbuhan pasar otomotif per tahunnya yang berada di kisaran lima persen.
"Sejumlah langkah sudah dipersiapkan untuk mencapai target tersebut, mulai dari menghadirkan kendaraan-kendaraan berkualitas yang andal, jaringan yang luas mencakup diberbagai daerah seluruh Indonesia, sampai ekspor ke Asia," jelas Franz Wang melalui keterangan resmi yang diterima Liputan6.com, Senin (15/4/2019).
Selain penjualan di dalam negeri, tahun ini DFSK juga sudah mempersiapkan unttuk menjual kendaraan ke pasar Asia lainnya.
Mengingat pabrik yang berada di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten memiliki kapasitas produksi maksimal 50 ribu unit per tahun.
Fasilitas ini sedari awal memang dirancang untuk memenuhi kebutuhan produksi di dalam negeri, dan menjadi basis produksi untuk pasar Asia.