Punya Anak Setelah Hamil Anggur, Chua Kotak Diserbu Warganet

Keguguran sempat membuat mental Chua Kotak drop.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jul 2019, 14:40 WIB
Chua Kotak (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menikah dengan Firmansyah Mahidin Putra pada 7 September 2014, Swasti Sabdastantri alias Chua Kotak dikaruniai dua momongan. Si kakak dinamai Raja Sabdasakha Putra, sementara adiknya, Shakila Sabdasakhi Putri Firmansyah.

Saat membahas tumbuh kembang si kecil, Chua Kotak tak henti mengucap syukur. Pernah keguguran karena kecapekan dan muncul flek serta punya riwayat hamil anggur, tak membuat semangat Chua Kotak menciut. Bersama suami, Chua Kotak berikhtiar agar punya keturunan.

“Saya dua kali keguguran. Yang kedua bukan karena kelelahan, melainkan hamil anggur,” ungkap Chua Kotak kepada Showbiz Liputan6.com di Jakarta, Rabu (10/7/2019).

Keguguran sempat membuat mental Chua Kotak drop. Selain batal punya momongan, ambruknya semangat Chua Kotak dipicu oleh mitos yang berkembang di sekitarnya.


Tak Langsung Percaya

Chua Kotak. (Adrian Putra/Bintang.com)

“Saya pernah dengar katanya kalau punya riwayat hamil anggur jadi (makin) susah punya anak. Saat itu saya enggak mau langsung percaya,” ujar Chua Kotak.

Menurutnya, ilmu kedokteran terus berkembang dan informasi seputar kesehatan semakin mudah diakses. Chua Kotak memilih untuk tidak mendengarkan selentingan.

Tuhan mendengar doa serta upaya Chua Kotak dan suami. Tak sampai dua tahun setelah hamil anggur ditangani, Chua Kotak mengandung bayi laki-laki.

Setelah melahirkan dua anak, Chua Kotak diserbu warganet di Instagram. Banyak warganet kirim pertanyaan via fitur pesan langsung. Mayoritas bertanya mengapa Chua Kotak bisa punya anak padahal pernah hamil anggur.


Berhenti Sembarangan Makan

Chua Kotak (Deki Prayoga/Bintang.com)

“Setelah punya momongan, banyak yang DM menanyakan, kok saya bisa hamil lagi setelah dikuretase dan hamil anggur. Saya bilang sabar dan berserah kepada Allah. Yang tak kalah penting mengubah gaya hidup dan pola makan. Saya dulu cuek, segala makanan dilahap, perut saya kayak (tempat) sampah karena apapun disantap. Sekarang tidak bisa begitu lagi,” Chua Kotak menukas.

Ikhtiar, pola hidup sehat dan berpikir positif adalah kunci. “Habis kuretase, dokter mengingatkan saya agar mengubah gaya hidup dan pola makan,” imbuhnya. (Wayan Diananto)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya