Perlu Komitmen OJK untuk Sehatkan Kembali AJB Bumiputera

Perlu komitmen dan konsistensi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menyehatkan kembali kondisi keuangan AJB Bumiputera.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jul 2019, 16:00 WIB
Ilustrasi Asuransi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Pengamat Asuransi, Herris Simanjuntak menyatakan perlu komitmen dan konsistensi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menyehatkan kembali kondisi keuangan AJB Bumiputera yang sedang menghadapi masalah keuangan.

"Saat ini terjadi missmatch, di mana jumlah likuiditas perusahaan lebih kecil dari kewajiban jatuh tempo yang harus dibayarkan perusahaan lebih dari Rp 20 triliun. Itu artinya upaya penyehatan AJB Bumiputera akan memakan waktu yang lama. Dari situ OJK bisa menetapkan apa langkah yang bisa dilakukan," ujar Herris seperti dikutip dari Antara, Kamis (18/7/2019).

Menurut Herris, selain konsistensi, hal yang juga harus dipikirkan jajaran OJK bersama pemegang saham ialah landasan hukum AJB Bumiputera yang saat ini belum memiliki payung hukum yang jelas karena hingga kini belum ada regulasi yang rigid mengatur tentang bentuk usaha asuransi mutual seperti AJB Bumiputera.

"Visinya, mau diapain ini perusahaan, apakah mau beroperasi sebagai asuransi jiwa bersama atau dia perusahaan asuransi itu jadi PT biasa. Kalau masih ada asurani mutual, payung hukumnya harus dibuat," katanya.

Dengan adanya payung hukum yang mengikat akan memberi dampak positif terhadap skema bisnis yang akan dijalankan manajemen AJB Bumiputera ke depan.

Selain AJB Bumiputera juga terdapat asuransi yang tengah menghadapi problem yang sama yakni PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Di mana saat ini, upaya penyehatan terkendala pada belum terbitnya izin anak usaha Jiwasraya yakni Jiwasraya Putera.

"Payung hukum untuk AJB Bumiputera bisa berupa Undang-undang. Bisa juga Peraturan Pemerintah (PP) mengenai asuransi mutual. Kan belum ada sampai sekarang tuh aturannya untuk asuransi mutual itu, ujarnya.

Sebelumnya Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso berjanji memperbaiki pengawasan terhadap industri asuransi jiwa dan umum, dengan meningkatkan pemantauan risiko seperti yang dilakukan terhadap perbankan, di antaranya dengan menerapkan peringatan lebih dini dan upaya memitigasi risiko yang lebih efektif.

Ke depan, sebagai upaya meningkatkan pengawasan, OJK dapat lebih sering meminta asuransi untuk menyampaikan laporan keuangan. Sebagai contoh, saat mengawasi industri perbankan, OJK bisa meminta laporan secara harian sehingga informasi yang diperoleh lebih kekinian. Jumlah pengawas industri keuangan non-bank pun akan diperbanyak.

Secara garis besar, OJK ingin menerapkan pengawasan seperti terhadap perbankan dengan kriteria normal, intensif, dan khusus

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Perkuat Layanan Selangkah Lagi Bank BRI Miliki Asuransi Umum

Direktur Utama Bank BRI Suprajarto. (Stella Maris).

Rencana PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. untuk memiliki  anak usaha yang bergerak di bidang Asuransi Umum selangkah lagi terwujud. Hal ini dikarenakan proses akuisisi Bank BRI terhadap PT. Bringin  Sejahtera Artha Makmur (BRINS)  sudah mencapai Conditional Sales and Purchase Agreement (CSPA) alias Perjanjian Pengikatan Jual Beli Bersyarat (PPJB). Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Bank BRI Suprajarto di Jakarta (21/06). 

“Dengan hadirnya BRINS yang bergerak di bidang Asuransi Umum tentu akan semakin melengkapi layanan keuangan yang dimiliki oleh BRI Group,” ujarnya. 

Saat ini Bank BRI telah memiliki 7 perusahaan anak yang tergabung dalam  BRI Group diantaranya BRI Syariah, BRI Agro, BRI Life, BRI Finance, BRI Ventures, BRI Remittance dan Danareksa Sekuritas. 

“Peluang pertumbuhan asuransi umum di Indonesia masih terbuka. Rasio Premi Bruto per PDB Indonesia berada di kisaran 0,5 persen dibandingkan dengan negara ASEAN lain yang di atas 1 persen. Melalui perpaduan antara peluang pertumbuhan  yang besar serta potensi integrasi atau sinergi dengan BRI baik dari sisi revenue maupun  cost, transaksi ini diharapkan dapat meningkatkan value BRI ,” ungkap Suprajarto. 

BRINS merupakan anak usaha  Dana Pensiun BRI yang bergerak di bidang asuransi umum. Hingga akhir Desember 2018, BRINS membukukan laba Rp 141 Miliar, aset Rp 2,39 triliun dan pertumbuhan premi bruto tahunan pada kisaran 15 persen. 


Prudential Perluas Pasar Asuransi di Indonesia

Ilustrasi Asuransi (iStockphoto)

PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) terus meningkatkan pangsa pasar asuransi di Indonesia. Salah satunya dengan menjalin kemitraan strategis dengan PT Visionet Internasional (OVO).

Presiden Direktur Prudential Indonesia, Jens Reisch mengatakan, Indonesia merupakah salah satu pasar asuransi dengan pertumbuhan tercepat di Asia, dengan populasi yang melek digital.

Dengan menggandeng OVO, Prudential akan mengembangkan proposisi digital baru untuk nasabah yang mencakup produk dan layanan kebugaran, kesehatan dan keuangan.

Nantinya, nasabah Prudential Indonesia akan menikmati kenyamanan bertransaksi onlinedengan penjaminan elektronik, pembayaran elektronik, klaim elektronik, dan akses mudah ke jaringan rumah sakit Prudential yang luas, untuk melengkapi layanan tatap muka dengan tenaga pemasar Prudential Indonesia di 160 kota.

"Kami fokus pada peningkatan operasional dan layanan kami kepada nasabah, baik melalui saluran digital maupun secara tatap muka. Kami akan melanjutkan upaya untuk mendukung visi pemerintah untuk menyediakan inklusi keuangan yang lebih besar dan mempromosikan kesehatan dan kebugaran masyarakat Indonesial," ujar dia di Jakarta, Rabu (12/6/2019).

Menurut Jens, saat ini, Prudential Indonesia telah memiliki lebih dari dua juta nasabah dengan 250 ribu agen dan lebih dari 400 kantor dan akses ke 430 cabang bank.

"Kemitraan ini adalah langkah kunci dalam komitmen Prudential dalam skala yang lebih luas untuk menjadikan layanan kesehatan dan keuangan terjangkau dan dapat diakses oleh semua orang di Asia," kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya