BI Optimis Pertumbuhan Kredit Tembus 11 Persen di 2019

Bank Indonesia mengaku optimis pertumbuhan kredit bisa mencapai 11 persen hingga akhir 2019

oleh Bawono Yadika diperbarui 18 Jul 2019, 18:51 WIB
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) optimistis kredit perbankan dapat tumbuh 10-12 persen pada tahun ini. Perkiraan tersebut berbeda dengan prediksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang telah merevisi target kredit perbankan dapat tumbuh 9-11 persen di 2019.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan, pihaknya yakin atas target tersebut didasari dengan beberapa pertimbangan khusus, termasuk di dalamnya pertimbangan perihal kapasitas peminjaman oleh perbankan (bank capacity to lend).

"Prediksi (kami) jangan dibandingkan dengan OJK karena OJK belum mempertimbangkan apa yang BI pertimbangkan. Kami sudah mengendorkan likuiditas sehingga bank capacity to lend meningkat," tuturnya di Kantor BI, Kamis (18/7/2019).

Dia melanjutkan, pihaknya memproyeksi kredit perbankan untuk tumbuh di titik tengah, yakni berada pada kisaran 10-12 persen pada tahun ini. "Insha Allah bisa lebih tinggi dari 11 persen," terangnya.

Sebagai informasi saja, OJK telah merevisi pertumbuhan kredit menjadi 9-11 persen secara tahunan pada medio Juni 2019. Sebelumnya, proyeksi OJK senada dengan BI, yakni tumbuh 10-12 persen secara tahunan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


BI Repo Rate Dipangkas, Bunga Kredit Mobil Bakal Ikut Turun

Gubernur BI Perry Warjiyo memberikan penjelasan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (20/6/2019). RDG Bank Indonesia 19-20 Juni 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI7DRR sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Juli 2019 Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan 25 basis poin (bps) pada angka 5,75 persen. BI juga menahan suku bunga Deposit Facility pada angka 5 persen dan Lending Facility 6,5 persen.

Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan, pihaknya menyambut positif penurunan suku bunga acuan. Menurut dia, penurunan suku bunga acuan bisa berdampak pada penurunan bunga kredit mobil.

"Bagus dong buat kita, seneng kita. Tapi enggak mungkin (segera). Hari ini diumumin terus besok berbondong-bondong buat orang beli mobil, kan kita ada proses," kata dia, saat ditemui, di sela-sela pameran GIIAS 2019, di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (18/7).

Menurut dia, penurunan suku bunga kredit mobil baru akan terlihat dalam jangka waktu 3 bulan setelah suku bunga acuan diturunkan. Sebab perlu penyesuaian di level pelaku usaha.

"Ya kalo menurut saya tidak mungkin cepat sekali, minimal 3 bulan. Karena dia masih pegang duit yang modalnya (cost of fund-nya) sekian," ungkapnya.

"Kita musti liat, sekarang kan masih Juli. Jadi ya harapan kita mulai Juli ke atas. Ya kan? Ada pameran yang baru sekarang. Andai kata orang beli mobil sekarang pun delivery-nya mungkin baru Agustus. Jadi tidak mungkin diteken hari ini besok udah di garasi," imbuhnya.

 


Sesuai Kondisi Pasar

Pengunjung melihat mobil BMW pada acara BMW Exhibition yang berlangsung pada 15-17 Februari di Plaza Senayan, Jakarta, Jumat (15/2). Pasar mobil mewah (luxury car) tampaknya masih menjanjikan bagi bisnis otomotif dalam negeri. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Meskipun demikian, dia mengatakan bisa juga penurunan terjadi lebih cepat sesuai dengan kondisi pasar. Jika satu pelaku usaha pembiayaan sudah menurunkan suku bunga, biasanya diikuti oleh yang lain.

"Tapi kalau begitu dia lihat kiri kanan. Kalau leasing yang sono sudah turun (bunga kredit mobil), tapi dia enggak turunin, mampus saja. Kan begitu. Naik harga juga begitu. Kalau saya naik sendirian, tidak dibeli orang," tandasnya.   

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya