Liputan6.com, Sidoarjo - Prajurit Brigif 2 Marinir menerima pelatihan kesiapan psikologi pratugas operasi dari dinas psikologi TNI AL di gedung Edianto Balai Prajurit Brigif 2 Marinir Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur.
Kasubdis Psiops Dipsial Kolonel Laut (KH), Ahmad Rifa'I mengatakan, pemberian pelatihan psikologi tersebut dimaksudkan untuk mengukur kemampuan psikologi para prajurit sebelum diberangkatkan menuju medan penugasan.
"Pembekalan psikologi tersebut sangat penting bagi prajurit, sebab, nantinya prajurit tidak hanya akan berhadapan dengan kelompok musuh negara, melainkan juga berhadapan dengan diri mereka sendiri," tutur dia, Kamis (18/7/2019).
Baca Juga
Advertisement
Disampaikan pula pembekalan bagi prajurit berkaitan dengan kecerdasan, kepribadian dan penyesuaian ketika sudah bertugas, serta pemberian motivasi.
Dalam kesempatan tersebut juga diberikan pembekalan mengenai pengenalan diri sendiri dan mengatasi stres dengan teknik relaksasi otot yang disampaikan Mayor Laut (KH/W) Afrida Kurniasari. Selain itu juga diberikan materi Manajemen Konflik yang disampaikan Mayor Laut (E) Fediansyah.
Kemudian Mayor Laut (KH) Lutfi Suryo Waskito menyampaikan materi hypnoteraphy dan emotional freedom technique(EFT) yaitu teknik terapi untuk mengatasi berbagai masalah yang dilakukan dengan hypnosis (kondisi relaksasi mental).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Prajurit Koarmada II Ciptakan Pesawat Tanpa Awak
Sebelumnya, satu lagi prestasi diukir prajurit Komando Armada (Koarmada) II. Kali ini di bidang Ilmu pengetahuan dan teknologi melalui hasil karya inovatif Kapten Laut (E) Dhaesa Pramana. Ia merupakan salah satu perwira KRI R.E.Martadinata-331 yang berhasil membuat Aerial Target Drone.
Direncanakan Aerial Target Drone ikut serta dalam kegiatan lomba kreativitas prajurit TNI/PNS pada 2019 di sub bidang lomba karya cipta teknologi aspek alutsista di Jakarta.
Bertempat di Lapangan Ambalat Koarmada II pada Senin 8 Juli 2019 telah dilaksanakan uji coba tahap I terhadap hasil karya inovatif prajurit KRI REM - 331, meliputi tes jangkauan terhadap remote kontrol dan transmisi video live streaming. Dalam percobaan tersebut berhasil didapatkan jarak kendali sejauh 10 Km antara operator dan Aerial Target Drone.
Keberhasilan ini menurut Dhaesa, dapat diaplikasikan sebagai sasaran latih bagi kegiatan latihan serial seperti "Air Defense Exercise" atau Latihan Pertahanan Udara.
Lebih lanjut, menurut Dhaesa, produk yang akan diberi nama "Aerial Target Drone GHORA VIRA - 01" memiiki beberapa keunggulan. Salah satunya menggunakan 70 persen komponen lokal, sehingga biaya pembuatannya bisa bersaing dengan produk kompetitor.
"Bahkan material utamanya berupa limbah foam bekas yang sangat mudah didapatkan. Begitu halnya dalam pengoperasian yang juga tidak sulit sehingga memungkinkan para prajurit KRI dapat mengoperasikan maupun menerbangkannya dengan cara dilempar (Hand Launch) saja," tutur Dhaesa, Kamis, 11 Juli 2019.
Advertisement
Sistem Keamanan
Selain mudah dalam pengoperasian, menurut Dhaesa, Aerial Target Drone juga didukung dengan sistem keamanan teruji sehingga mengurangi risiko kerusakan saat diterbangkan. Sebagai contoh apabila komunikasi dengan remote pengendali terputus maka unit akan otomatis kembali ke titik peluncuran.
Hasil karya ini pun ditegaskan Dhaesa bukan sembarang proyek karena dikerjakan oleh tim peneliti yang sudah berpengalaman dan tersertifikasi di bidang pembuatan Unmanned Aerial Vehicle (UAV).
Diharapkan dengan ada Aerial Target Drone, mampu mendukung kemandirian alutsista secara bertahap sehingga mendukung terwujudnya Industri Pertahanan Dalam Negeri yang handal.