5 Pemain Ekonomis yang Membantu Liverpool Bersinar

Manajer Liverpool Jurgen Klopp memiliki reputasi piawai mengubah pemain berbanderol murah menjadi bintang.

oleh Ario Yosia diperbarui 19 Jul 2019, 07:45 WIB
Manajer Liverpool, Jurgen Klopp mengucapkan selamat kepada timnya, Andrew Robertson seusai laga pekan ke-21 Premier League kontra Leicester City di Anfield, Sabtu (30/12). Liverpool menutup tahun 2017 dengan kemenangan 2-1. (Paul ELLIS / AFP)

Jakarta - Liverpool mendatangkan beberapa pemain mahal dalam beberapa bursa transfer terakhir. Kedatangan mereka membantu manajer Jurgen Klopp membangun skuat yang kemudian memenangkan Liga Champions musim lalu. 

Pembelian termahal Liverpool saat ini adalah Virgil van Dijk. Pemain Belanda itu didatangkan The Reds dari Southampton dengan biaya yang mencapai 76,19 juta pounds pada Januari 2018.

Kedatangan Van Dijk ternyata memberikan dampak yang besar untuk Liverpool. Pertahanan mereka saat ini terlihat lebih solid setelah kedatangan sang pemain.

Pemain mahal Liverpool lainnya adalah Alisson dan Naby Keita. Mereka diboyong ke Anfield dengan mahar 56,2 juta pounds dan 54 juta pounds.

Namun, tidak semua pemain di skuat utama Liverpool diboyong dengan harga mahal. Ada beberapa pemain yang datang justru dengan biaya cukup murah.

Berikut ini lima pemain utama Liverpool yang direkrut dengan biaya di bawah 10 juta pounds seperti dilansir Fox Sports Asia:


Joel Matip

Bek Liverpool, Joel Matip, duel udara dengan striker Chelsea, Alvaro Morata, pada laga Premier League di Stadion Anfield, Sabtu(25/11/2017). Kedua tim bermain imbang 1-1. (AFP/Paul Ellis)

Pemain pertama yang dikontrak Jurgen Klopp untuk memperkuat tim utama Liverpool adalah Joel Matip dengan status bebas transfer pada musim panas 2016. Klopp sudah mengetahui dengan Matip selama di Bundesliga dan menjadi penggemar berat sang bek.

“Dia tidak pernah bermain untuk tim saya [Borussia Dortmund], dia bahkan sebaliknya - dia bermain untuk lawan terbesar mereka [Schalke 04]! Mungkin itu mengatakan banyak tentang kualitasnya. Bahkan ketika ia bermain untuk tim yang tidak bisa Anda cintai sebagai manajer Dortmund, Anda melihat kualitasnya. Maka itu kualitas nyata." kata Klopp setelah Liverpool merekrut Matip.

Musim debut Matip bagus tetapi kombinasi cedera dan performa pemain belakang lainnya membuatnya tersingkir. Pada awal musim 2018/19, Matip adalah bek pilihan keempat Liverpool di belakang Virgil van Dijk, Dejan Lovren dan Joe Gomez. Namun, cedera panjang yang dialami Gomez dan Lovren selama periode sibuk memberinya kesempatan untuk mengamankan tempatnya di starting XI dan dia melakukan hal itu.

Pemain berusia 27 tahun itu membentuk duet yang mengesankan dengan Van Dijk dan keduanya semakin lebih baik setelah bermain bersama-sama lebih lama.

Bahkan, ada pertandingan tertentu di mana Matip mengungguli pasangannya dan Klopp mengganjar penampilannya yang mengesankan itu dengan mempertahankannya di starting XI bahkan setelah Gomez dan Lovren kembali dari cedera. Dia bermain 90 menit penuh di final Liga Champions 2019 dan memberikan assist untuk gol Divock Origi.


Divock Origi

Striker Liverpool, Divock Origi, menggiring bola saat melawan Wolverhampton pada laga Liga Inggris di Stadion Anfield, Liverpool, Minggu (12/5). Liverpool menang 2-0 atas Wolves. (AFP/Paul Ellis)

Divock Origi menjadi terkenal setelah mencetak gol untuk Belgia di Piala Dunia 2014 saat berusia 19 tahun. Liverpool merekrutnya dari Lille setelah Piala Dunia dengan biaya 10 juta pounds tetapi ia baru bergabung dengan Liverpool menjelang musim 2015-2016.

Awalnya, ia mendapat sedikit waktu bermain, tetapi begitu Klopp mengambil alih, ia perlahan-lahan terintegrasi ke dalam skuat. Bahkan, Origi menjadi starter dalam pertandingan pertama Klopp sebagai manajer Liverpool dan membentur tiang dalam hasil imbang 0-0 melawan Spurs.

Meskipun menjadi pemain pelapis, Origi mencetak 22 gol dan enam assist dalam dua musim pertamanya sebelum menjalani masa peminjaman yang mengecewakan bersama Wolfsburg pada 2017/18. Ketika Origi kembali ke Liverpool, tidak ada tempat untuknya di skuat Liverpool dan klub terbuka untuk menjualnya tetapi ia tetap bertahan.

Origi harus menunggu hingga Desember untuk tampil pertama kalinya di Premier League musim lalu yang terjadi saat melawan Everton dan ia mencetak gol kemenangan yang membantunya mendapatkan lebih banyak peluang. Puncak dari seluruh karirnya adalah mencetak dua gol melawan Barcelona di semifinal Liga Champions untuk menyelesaikan comeback yang luar biasa dan ia mengikutinya dengan mencetak gol di final juga.

Pemain 24 tahun itu mencetak 28 gol dan tujuh assist untuk Liverpool dan memiliki rata-rata gol atau assist setiap 126 menit untuk The Reds meskipun menjadi pemain pelapis.


Joe Gomez

Bek Liverpool, Joe Gomez, berebut bola dengan striker Athletic Bilbao, Asier Villalibre, pada laga persahabatan di Stadion Aviva, Dublin, Sabtu (5/8/2017). Liverpool menang 3-1 atas Athletic Bilbao. (AFP/Paul Faith)

Liverpool merekrut tujuh pemain pada musim panas 2015 dan Joe Gomez bisa dibilang kurang terkenal di antara mereka karena ia masuk dari klub Championship Charlton Athletic dengan biaya hanya 3,5 juta pounds. Namun, Gomez tampil mengesankan di pramusim dan menjadi starter dalam lima pertandingan Premier League pertama untuk Liverpool sebagai bek kiri sebelum ia mengalami cedera ligamen anterior.

Sang pemain muda membutuhkan lebih dari setahun untuk kembali dari cedera dan hanya membuat tiga penampilan pada musim 2016/17 di Piala FA. Namun, Gomez tampil reguler pada musim 2017-2018 sebagai bek kanan dan bermain dalam 31 pertandingan di semua kompetisi sebelum cedera mengakhiri musimnya lebih cepat.

Gomez memulai musim 2018-2019 sebagai bek tengah bersama Virgil van Dijk dan sebelum dia mengalami cedera serius melawan Burnley pada Desember 2018. Dia bermain 90 menit penuh dalam sebelas pertandingan Premier League dan dalam pertandingan itu, Liverpool hanya kebobolan empat gol sambil mencatatkan tujuh clean sheet.

  


James Milner

Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, menyebut James Milner sudah kembali berlatih penuh bersama timnya. (Ian/Kington)

Pada 2015, Liverpool membutuhkan gelandang berpengalaman untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Steven Gerrard dan mereka merekrut James Milner secara gratis setelah kontraknya dengan Manchester City berakhir. Awalnya, ada keraguan dengan kedatangannya terutama karena kesepakatan itu selesai di bawah Brendan Rodgers dan Milner langsung ditunjuk sebagai wakil kapten. Tetapi sekarang, pemain veteran itu adalah pemain favorit penggemar dan sosok berpengaruh di ruang ganti.

Setiap manajer yang pernah bekerja dengan Milner memuji profesionalisme, tingkat kebugaran, dan sikapnya. Bahkan, pada usia 33, Milner mendominasi tes kebugaran di Liverpool.

Fleksibilitasnya adalah kualitas lainnya yang membuatnya berbeda dan di Liverpool saja, ia sudah bermain di lini tengah, di sayap dan sebagai bek sayap di kedua sisi. Bahkan, dia menghabiskan seluruh musim 2016/17 sebagai bek kiri pilihan utama Liverpool meski kaki kanannya kuat.

Dia menyatakan tidak menikmati bermain dalam peran itu tetapi juga mengatakan: "Ini adalah soal yang terbaik untuk tim dan pada akhirnya saya hanya ingin berada di sana memainkan pertandingan, berkontribusi dan membantu klub sepak bola ini."

Pemain asal Inggris itu sudah mencetak 22 gol dan 36 assist untuk Liverpool dalam 177 penampilan dan sudah terbukti sangat andal dari titik penalti. Dia juga mencetak rekor assist terbanyak dalam satu musim Liga Champions dengan sembilan assist pada musim 2017/18.


Andy Robertson

Pemain Manchester City Ilkay Gundogan berebut bola dengan pemain Liverpool Andy Robertson saat pertandingan Liga Champions di Anfield, Liverpool (4/4). Liverpool menang 3-0 atas Manchester City. (AFP Photo/Dave Thompson)

Pada musim panas 2017, Liverpool sangat membutuhkan bek kiri karena James Milner sangat terbatas dalam menjalani peran itu. The Reds dikaitkan dengan sejumlah nama terkenal tetapi pada akhirnya, mereka hanya menghabiskan 8 juta pounds untuk Andy Robertson yang merupakan bagian dari skuat Hull City yang terdegradasi pada 2016/17.

Transfernya sangat diragukan karena para pundit dan penggemar merasa bahwa dia bukan yang dibutuhkan oleh klub. Keyakinan itu semakin kuat ketika ia menghabiskan empat bulan pertama di klub sebagai pengganti Alberto Moreno. Namun, setelah Moreno mengalami cedera, Robertson mendapat kesempatan dan dia segera memantapkan dirinya sebagai bek kiri pilihan utama klub.

Pada musim 2018-2019, Robertson meningkatkan permainannya dan membuat 13 assist di semua kompetisi. Dia masuk dalam Tim Terbaik Premier League dan Liga Champions pada 2018-2019 dan sulit untuk menyebutkan bek kiri yang lebih baik daripada dirinya saat ini.

 

Sumber: Bola.net

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya